42
tidak jelas. Indikator dari inventarisasi sarana praktik dalam penelitian ini yaitu
pelaksanaan inventarisasi sarana praktik yang meliputi pencatatan, pemberian kode, pembuatan laporan, dan rekap barang inventaris.
c. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan prasaran pendidikan di suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya tetap terjaga. Proses penyimpanan
terdiri dari beberapa kegiatan yaitu menerima barang, menyimpan barang, dan mengeluarkan atau mendistribusikan barang. Kegiatan penyimpanan memerlukan
gudang untuk menyimpan barang-barang. Saat mempersiapkan gudang perlu memperhatikan beberapa faktor pendukungnya, seperti denah gudang, sarana
pendukung gudang dan keamanan Barnawi dan M. Arifin, 2012:73. Terkait dengan hal pendistribusian menurut Ibrahim Bafadal 2004:39 ada dua sistem
pendistribusian yang dapat ditempuh oleh pengelola sarana sekolah, yaitu sistem langsung dan sistem tidak langsung. Apabila menggunakan sistem pendistribusian
langsung, berarti barang-barang yang sudah diterima dan diinventarisasikan langsung disalurkan pada bagian-bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses
penyimpanan terlebih dahulu. sedangkan apabila menggunakan sistem pendistribusian tidak langsung berarti barang-barang yang sudah diterima dan
diinventarisasikan tidak secara langsung disalurkan, melainkan harus disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan.
Suharsimi Arikunto 1990: 282 menyebutkan bahwa dalam menyimpan alat-alat praktik harus memperhatikan beberapa hal yaitu: 1 alat dan perkakas
43
yang sering digunakan hendaknya ditempatkan dekat dengan tempat kerja, 2 alat dan pekakas yang sering digunakan disusun dan ditempatkan secara urut agar
mudah dilihat, serta 3 apabila diperlukan alat yang mudah dibawa dan jarang digunakan hanya diperlihatkan selama periode praktikum. Dalam penyimpanan
alatsarana praktik, tempat penyimpanan seharusnya memperhatikan prinsip- prinsip menurut H.M Daryanto 2011: 52 yaitu 1 semua alat dan perlengkapan
harus disimpan di tempat yang bebas dari faktor perusak seperti panas lembab, lapuk dan serangga, 2 mudah dikerjakan baik untuk menyimpan maupun yang
digunakankeluar, 3 mudah didapat bila sewaktu-waktu diperlukan, 4 harus di administrasikan menurut ketentuan bahwa persediaan lama harus digunakan
terlebih dahulu, 5 harus diadakan inventarisasi secara berkala, dan 6 tanggung jawab untuk pelaksanaan dari tiap penyimpanan harus dirumuskan secara
terperinci dan dipahami dengan jelas oleh semua pihak yang berkepentingan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyimpanan
merupakan kegiatan menyimpan barang agar kualitas barang tetap terjaga. Kegiatan penyimpanan memerlukan gudang untuk menyimpan barang-barang
yang perlu disimpan. Indikator dari penyimpanan sarana praktik dalam penelitian ini meliputi
proses pendistribusian, pengaturan tempat penyimpanan, keamanan tempat penyimpanan, dan sarana pendukung tempat penyimpanan.
d. Penggunaan
Menurut Barnawi dan M. Arifin 2012:77 “penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung
44
proses pendidikan demi tercapai tujuan pendidikan”. penggunaan sarana dan prasarana menjadi tanggung jawab semua warga sekolah, demikian pula pada
sarana dan prasarana yang ada pada ruang praktik, maka menjadi tanggung jawab pengelola ruang praktik, guru dan siswa. Penggunaan sarana dan prasarana harus
memperhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi. Efektivitas berarti semua pemakaian sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus ditujukan semata-
mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan sekolan, baik secara langsung maupun tidak langusng, sedangkan prinsip efisiensi berarti pemakaian
semua sarana dan prasarana pendidikan di sekolah secara hemat dan hati-hati sehingga sarana dan prasarana tidak mudah habis, rusak, dan hilang Ibrahim
Bafadal, 2004:42. Menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin Barnawi dan M. Arifin,
2012:78 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana agar penggunaan mencapai tingkat efektif dan efisien, yaitu:
1 Penyusunan jadwal penggunaan agar tidak bertabrakan dengan kelompok lain,
2 Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sekolah dan pembelajaran menjadi
prioritas utama, 3
Penugasan penunjukan personel sesuai dengan keahlian pada bidangnya, 4
Penjadawalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler harus jelas.
Berdasarkan uraian di atas, pengelolaan penggunaan sarana dan prasarana sangat perlu memperhatikan prinsip efisiensi dan prinsip efektifitas, agar tujuan
dari pendidikan dapat tercapai. Indikator penggunaan sarana praktik dalam
45
penelitian ini meliputi penyusunan jadwal penggunaan agar tidak bertabrakan dengan kelompok lain, penyusunan jadwal penggunaan untuk membedakan antara
kegiatan intrakurikuler dan ekstrakulikuler, tingkat prioritas penggunaan sarana dan prasarana praktik, dan pengawas pada saat penggunaan sarana dan prasarana
praktik.
e. Pemeliharaan
Semua sarana dan prasarana sekolah perlu dilakukan perawatan, agar sarana dan prasarana tetap dalam kondisi yang baik dan siap dipakai oleh guru
ataupun siswa. Menurut Barnawi dan M. Arifin 2012:74 “pemeliharaan sarana
dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap
untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan”. Senada dengan Barnawi M. Arifin, Ibrahim Bafadal 2004:49
mengatakan dengan pemeliharaan secara teratur semua sarana dan prasarana di sekolah selalu enak dipandang, mudah digunakan, dan tidak cepat rusak.
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan alat praktik pendidikan adalah kagiatan pencegahan dan
pengaturan terhadap sarana dan prasarana pendidikan agak kondisinya selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan apabila diperlukan.
Tujuan pemeliharaan menurut Depdiknas Barnawi dan M. Arifin,2012:75 adalah 1 mengoptimalkan masa pakai peralatan. Hal ini sangat penting jika
dilihat dari aspek biaya, karena apabila membeli peralatan baru maka biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak dibandingkan dengan merawat bagian dari
46
peralatan tersebut, 2 untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga memperolah hasil yang optimal, 3
untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan rutin, 4 untuk menjamin keselamatan guru atau siswa saat menggunakan alat tersebut.
Kegiatan pemeliharaan terdiri dari dua jenis pemeliharaan, pertama ditinjau dari sifatnya, yang kedua ditinjau dari waktu perbaikannya. Pemeliharaan apabila
ditinjau dari sifatnya ada empat macam pemeliharaan, semuanya cocok dilakukan pada perlengkapan pendidikan berupa mesin. Pertama, pemeliharaan yang bersifat
pengecekan. Pengecekan ini dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui baik buruknya suatu mesin. Kedua, pemeliharaan yang bersifat pencegahan.
Pencegahan dilakukan agar kondisi mensin tetap dalam keadaan baik. Ketiga, pemeliharaan yang bersifat ringan, dan yang keempat pemeliharaan bersifat berat.
Pemeliharaan ditinjau dari waktu perbaikannya ada dua macam, yaitu pemeliharaan sehari-hari dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sehari-hari
contohnya, menyapu ruang praktik, mengepel ruang praktik, dan membersihkan debu-debu. Pemeliharaan berkala contohnya, mengecat ruang praktik, mengecek
alat praktik seperti kompor, oven, mikser Ibrahim Bafadal, 2004:49. Menurut Suharsimi Arikunto 1990: 287-288 Pemeliharaan sarana dan prasarana secara
umum terdiri dari dua kegiatan yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan pencegahan. Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan kerja yang nyaman yang dilakukan dengan melaukan pengawasan alat yang sudah terpasang, pembersihan, perbaikan kecil, serta
pengawasan terhadap pembersihan alat-alat, sedangkan untuk pemeliharaan