22
Gambar 2. Bagan Klasifikasi Prasarana Pendidikan Barnawi dan M. Arifin, 2012:51
Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya ruang kelas, ruang laboratorium, dan ruang
praktik. Prasarana tidak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran, tetapi sangat menunjang proses pembelajaran, misalnya
kantin, UKS, ruang guru, toilet, dll Berdasarkan uraian klasifikasi sarana dan prasana di atas, maka sarana
terbagi menjadi tiga macam, yaitu: berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran.
prasarana terbagi menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan prasarana tidak langsung.
Sarana dan prasarana Program Keahlian Tata Boga apabila merujuk kepada paparan di atas dapat diklasifikasikan sebagai berikut, prasarana langsung
berupa ruang praktik yang terdiri dari ruang praktik dapur latih, ruang praktik dapur produksi, ruang praktik persiapan, ruang praktik mini bar, ruang praktik tata
hidang, ruang penyimpanan dan instruktur. Ruang praktik ini untuk Program Keahlian Restoran. Sedangkan untuk Program Keahlian Patiseri prasarana
langsung berupa ruang praktik yang terdiri dari ruang praktik dapur kue basah, ruang praktik dapur kue kering, ruang penyimpanan dan instruktur. Hal ini
Prasana Pendidikan
Langsung Tidak Langsung
23
berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah
KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK. Sedangkan sarana dapat diklasifikasikan menjadi: 1 sarana tahan lama
yang terdiri dari meja kerja, kursi kerja, rak alat dan bahan, lemari simpan alat dan bahan, peralatan, media pendidikan, dan perlengkapan lain, 2 sarana bergerak
berupa meja kerja, kursi kerja, dan peralatan, 3 sarana tidak bergerak berupa kotak kontak dan media pendidika yang berupa papan tulis, 4 alat pelajaran
berupa peralatan, 5 media pelajaran berupa papan tulis. Hal ini juga berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK.
3. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Barnawi dan Arifin 2012:87 “standardisasi sarana dan prasarana
sekolah dapat diartikan sebagai suatu penyesuaian bentuk, baik spesifikasi, kualitas maupun kuantitas sarana dan prasarana sekolah dengan kriteria minimum
yang telah ditetapkan untuk mewujudkan transparasi dan akuntabilitas publik serta meningkatkan kinerja penyelenggara sekolahmadrasah”.
Standar sarana dan prasarana setiap jenjang pendidikan telah ditentukan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Standar sarana
dan prasarana untuk SMK ditentukan pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2008. Pada peraturan menteri tersebut
sarana dan prasarana pendidikan di sekolah diatur menjadi tiga pokok bahasan,
24
yaitu lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. Yang dimaksud lahan adalah permukaan tanah yang di atasnya terdapat prasarana
sekolah yang meliputi bangunan, lahan praktik, lahan penunjang sarana, dan lahan pertamanan. Bangunan adalah gedung yang digunakan untuk menjalankan fungsi
sekolah, kemudian yang dimaksud dengan kelengkapan sarana dan prasarana memuat berbagai macam ruang dengan segala perlengkapannya.
C. Standar Sarana dan Prasarana Program Keahlian Tata Boga
Standar sarana dan prasarana Program Keahlian Tata Boga telah diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 40
Tahun 2008 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah KejuruanMadrasah Aliyah Kejuruan SMKMAK.
Program keahlian restoran, prasarana yang harus dimiliki adalah ruang praktik dapur latih, ruang praktik dapur produksi, ruang praktik persiapan, ruang
praktik mini bar, ruang praktik tata hidang, ruang penyimpanan dan instruktur. Untuk ruang raktik dapur latih, ruang praktik dapur produksi, ruang praktik
persiapan, luas area 4 m²peserta didik dengan deskripsi sebagai beriku: kapasitas untuk 8 peserta didik. Luas minimum adalah 32 m². lebar minimum adalah 4 m.
kemudian, ruang praktik mini bar luas area 3 m² peserta didik dengan deskripsi: kapasitas untuk 4 peserta didik. Luas minimum adalah 12 m². lebar minimum
adalah 3 m. kemudian, ruang praktik tata hiding luas area 16 m²peserta didik dengan dekripsi: kapasitas untuk 8 peserta didik. Luas minimum adalah 128 m²
dan lebar minimum adalah 8 m². kemudian, ruang penyimpanan dan instruktur
25
luas area 4 m²instruktur dengan deskripsi luas minimum adalah 48 m² dan lebar adalah 6 m.
Sarana pada setiap ruang praktik harus memiliki perabot; meja kerja, kursi kerjastool, lemari simpan alat dan bahan sebanyak 1 set ruang. Kemudian
peralatan 1 setruang. Media pendidikan berupa papan tulis 1 buahruang. Dan perlengkapan lain seperti kotak kontak 4 buahruang, dan tempat sampah
minimum 1 buah ruang. Program keahlian patiseri harus memiliki ruang praktik dapur kue basah,
ruang praktik dapur kue kering, ruang praktik pengemasan dan pngujian mutu, dan ruang penyimpanan dan instruktur. Untuk ruang praktik dapur kue basah,
ruang praktik dapur kue kering, dan ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu luas area 6 m² peserta didik. Dengan deksripsi sebagai berikut, ruang
praktik dapur kue basah kapasitas untuk 16 peserta didik, luas minimum adalah 96 m² dan lebar minimum adalah 8 m. kemudian, untuk ruang praktik dapur kue
kering dan ruang praktik pengemasan dan pengujian mutu kapasitas untuk 8 peseta didik, luas minimum 48 m², dan lebar minimum 6 m. kemudian untuk
ruang penyimpanan dan instruktur luas area 4 m² instruktur dengan deskripsi luas minimum adalah 48 m² dan lebar minimum adalah 6 m.
Sarana program keahlian patiseri harus memiliki perabot yang terdiri dari meja kerja, kursi kerjastool dan lemari simpan alat dan bahan sebanyak 1 set
ruang. Kemudian, peralatan 1 setruang, media pendidikan berupa papan tulis 1 buah ruang dan perlengkapan lain berupa kotak kontak dan tempat sampah.
Untuk ruang instruktur sarana minimal yang harus dimiliki sama dengan ruang
26
lainnya, yaitu perabot, peralatan, media pendidikan dan perlengkapan lain. Standar sarana dan prasarana program keahlian tata boga di atas dapat dilihat di
halaman lampiran.
D. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Praktik Program Keahlian Tata Boga
1. Pengertian Sekolah Menengah Kejuruan
Pendidikan di Indonesia terdiri dari 3 jalur pendidikan, yaitu; pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. Pendidikan ini
direalisasikan dalam bentuk sekolah-sekolah, sekolah yang ada di Indonesia termasuk ke dalam pendidikan formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang
berjenjang dan terstruktur. Salah satu dari pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan atau yang biasa disebut dengan SMK. Menurut Suharsimi
Arikunto 1990:1 SMK adalah pendidikan kejuruan yang bisa diklasifikasikan ke dalam pendidikan khusus specialized educational karena kelompok pelajaran
atau program yang disediakan hanya dipilih oleh orang-orang yang memiliki minat khusus untuk mempersiapkan dirinya bagi lapangan pekerjaan dimasa yang
akan datang. Agar lapangan pekerjaan ini sukses maka pendidikan kejuruan dimaksudkan untuk menyiapkan tenaga terampil yang dibutuhkan di masyarakat.
Selain itu menurut Veithzal R Sylviana M 2012:80 “pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja
dalam bidang tertentu ”. Pengertian SMK ini juga tertuang di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang
27
pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didiknya
untuk bekerja dimasa yang akan datang.
2. Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan
Tujuan dari Sekolah Menengah Kejuruan menurut Subijanto dkk 2009:1 untuk memberikan bekal keterampilan pada bidang tertentu agar setelah lulus siap
masuk lapangan kerja tamat mampu bekerja. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Thorogood Pamuji Triyono,2012:48 bahwa pendidikan kejuruan
bertujuan untuk: a.
Memberikan bekal keterampilan individu dan keterampilan yang laku di masyarakat, sehingga peserta didik secara ekonomi dapat menopang
kehidupannya, b.
Membantu peserta didik memperoleh atau mempertahankan pekerjaan dengan cara memberikan bekal keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan yang
diinginkannya, c.
Mendorong produktivitas ekonomi secara regional maupun nasional, d.
Mendorong terjaminnya tenaga terlatih untuk menopang perkembangan ekonomi dan industri,
e. Mendorong dan meningkatkan kualitas masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, tujuan dari sekolah menengah kejuruan adalah untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan