Pengadaan Sarana Praktik Perencanaan dan Pengadaan Sarana Praktik
                                                                                96
pengadaan  yang dibutuhkan segera, program keahlian dapat mengadakan dengan cara membeli langsung menggunakan dana program keahlian
Berdasarkan  hasil  penelitian  tentang  pengadaan  sarana  praktik  program keahlian  tata  boga  pada  kedua  sekolah  diatas,  dapat  disimpulkan  bahwa
pengadaan  pada  kedua  program  keahlian  dilakukan  dengan  cara  membeli langsung  di  toko.  Selain  membeli,  Program  Keahlian  Tata  Boga  SMK  MM  juga
pernah mendapatkan hibah dari orang tua siswa. 2.
Inventarisasi Sarana Praktik a.
Program Keahlian Tata Boga SMK MS
Sarana praktik yang telah diadakan oleh program keahlian tata boga akan diinventarisasi  di  buku  inventaris.  Kegiatan  inventarisasi  atau  kegiatan  mencatat
sarana  praktik  dilakukan  oleh  kepala  laboratorium  yang  dibantu  oleh  siswa.  Hal ini diungkapkan oleh Kepala Laboratorium Tata Boga pada wawancara tanggal 28
Agustus  2015  bahwa  Inventarisasi  yang  melakukan  itu  kalau  administrasinya Kepala laboratorium, tapi dibantu oleh siswa-siswa pada akhir semester, sebelum
libur. Anak-anak ada tugas menginventaris alat-alat.  Nanti bersih-bersih sekalian mendata, kemudian hasilnya dilaporkan kepada kepala lab.  Hal  yang sama  juga
diungkapkan  oleh  Guru  Tata  Boga  pada  wawancara  tanggal  7  September  2015 bahwa Inventarisnya setiap akhir semester, yang menginventaris anak-anak.
Pendapat  yang  sama  terkait  petugas  inventarisasi  diungkapkan  juga  oleh ketua  jurusan  pada  wawancara  tanggal  28  Agustus  2015  bahwa  petugas
inventaris alat dan bahan itu Ka lab. Siswa Tata Boga juga mengatakan hal yang
97
sama  pada  wawancara  tanggal  28  September  2015  bahwa  nanti  siswa  disuruh ngitung gitu mbak nanti dikasih ke guru.
Pelaksanaan  inventarisasi  menurut  kepala  laboratorium  pada  wawancara tanggal  28  Agustus  2015    mengatakan  selama  ini  cuma  spontan,  kapan  mau
diinventaris  kita  minta  tolong  sama  anak-anak,  kemudian  laporannya dikumpulkan,  kemudian  kepala  laboratorium  bikin  laporan  kemudian  di  ACC
sama  kepala  sekolah.  Hal  lainnya  berkaitan  dengan  pelaksanaan  inventarisasi yang  diungkapkan  oleh  ketua  jurusan  pada  wawancara  tanggal  28  Agustus  2015
bahwa  re  inventaris,  kita  data  per  semester,  kita  rangkum  dalm  1  tahun.    Jadi dalam 1 tahun ada daftar inventarisasi alat, karena kadang dalam 1 tahun itu ada
yang  aus,  ada  yang  rusak,  ada  yang  sama  sekali  sudah  tidak  bisa  dipakai,  tapi kadang  dalam  1  tahun  ada  penambahan.  Barang  yang  telah  diinventaris
kemudian  direkap  dan  dilaporkan  kepada  bagian  sarana  dan  prasarana  untuk disetujui  oleh  kepala  sekolah.  Kepala  sekolah  dalam  hal  ini  pada  wawancara
tanggal  14  Nopember  2015  mengungkapkan  bahwa  barang  datang  itu diinventaris  ke  buku  jurusan  ya,  dari  buku  jurusan  masuknya  ke  sarpras,  jadi
sarpras  itu  mengumpulkan  dari  3  jurusan  itu.  Berdasarkan  semua  uraian  di  atas dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa,  pelaksanaan  inventarisasi  dapat  dilaksanakan
secara  spontan,  apabila  ada  barang  datang  maka  barang  tersebut  akan  langsung diinventaris atau dicatat  di  buku dengan meminta bantuan siswa, kemudian akan
diinventaris  ulang  setiap  akhir  semester.  Rekap  inventarisasi  dilaksanakan  setiap akhir tahun untuk dilaporkan ke bagian sarana dan prasarana sekolah.
98
Teknik  pelaksanaan  inventarisasi  di  program  keahlian  tata  boga  sangat sederhana,  hanya  dengan  mengklasifikasikan  berdasarkan  jenis  dan  fungsinya.
Misalnya  peralatan  pengolahan  akan  dikelompokkan  dan  dimasukkan  ke  dalam keranjang,  kemudian  siswa  di  beri  tugas  untuk  mendata  peralatan  yang  ada  di
keranjang  tersebut.  Hal  ini  diungkapkan  oleh  ketua  jurusan  tata  boga  pada wawancara tanggal 28 Agustus 2015 bahwa:
Gini  biasanya  kan  alat2  itukan  diklasifikasikan  bedasarkan  jenisnya, kemudian  biasanya  alat  yang  dipakai  sehari-hari  untuk  peraktek  itu  kita
keranjangkan  itu  perkelompok,  disana  anak  disuruh  menginventaris  alat perkelompok,  kemudian  anak  melapor  ke  Ka  lab  dan  Ka  lab  mendata.
Kemudian  alat  yg  dilemari  sini  apa,  di  data,  di  ruang  tata  hidang  juga  di data.
Berdasarkan  hasil  wawancara  tersebut,  kegiatan  inventarisasi  sarana
praktik  di  Program  Keahlian  Tata  Boga  SMK  MS  hanya  mendata,  mencatat, reinventarisasi  dan  melaporkan.  Program  Keahlian  Tata  Boga  SMK  MS  dalam
kegiatan inventarisasi ini tidak memberi kode pada seluruh sarana  yang ada. Hal ini  diungkapkan  oleh  Ketua  Program  Keahlian  pada  wawancara  tanggal  28
Agustus  2015  bahwa  biasanya  kita  ndak  ngode-ngode,  cuma  biasanya  gini misalnya, alat di  ruang tata hidang apa saja kita data, alat di dapur 1 apa, alat di
dapur 2 apa dan alat di dapur 3 apa. Alat di almari, di almari ruang apa.  Kepala laboratorium juga mengungkapkan hal  yang sama pada tanggal 28 Agustus 2015
yaitu  Belum  ada  kode,  belum  sampai  kesitu.  Pada  wawancara  tanggal  5  April 2016  Kepala  laboratorium  mengungkapkan  bahwa  sarana  praktik  tidak  diberi
kode  karena  peralatan  praktik  boga  jumlahnya  sangat  banyak  dan  beragam, sehingga  menyulitkan  pengelola  untuk  memberi  kode.  Pada  tanggal  6  April
kepala laboratorium kembali mengungkapkan bahwa ada kode, akan tetapi hanya
99
kode  sederhana  untuk  kompor,  meja  kerja  dan  meja  cuci,  tujuannya  untuk memudahkan  pada  saat  perawatan.  Berdasarkan  observasi  di  salah  satu  dapur
pengolahan  Program  Keahlian  Tata  Boga,  peneliti  melihat  ada  kartu  yang digantungkan  di  kompor  dan  meja  cuci,  kartu  tersebut  berisikan  kode.  Adapun
contoh kode untuk kompor adalah KMP 01. Pencatatan  alat  dan  baham  dalam  buku  inventaris  dilakukan  secara
terpisah.  Hal  ini  diungkapkan  oleh  ketua  jurusan  pada  wawancara  tanggal  28 Agustus  2015  bahwa  jadi  alat  praktik  sendiri,  bahan  habis  pakai  sendiri.
Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil analisis terhadap buku inventarisasi yang dimiliki oleh Program Keahlian Tata Boga SMK MS, peneliti menemukan bahwa
pencatatan  antara  alat  praktik  dan  bahan  habis  pakai  dicatat  secara  terpisah. Beberapa contoh inventarisasi alat praktik dapat dilihat pada halaman berikut dan
inventaris alat dan bahan secara detail dapat dilihat pada halaman lampiran. Tabel 4. Contoh Inventarisasi Program Keahlian Tata Boga SMK MS
No. Nama Barang
Merk Asal Bahan
Tglthn beli  Jumalah  Baik  Rusak 1
Mixer Besar Philip
- 6
6 -
2 Mixer Kecil
Philip Maspion  - 12
12 -
3 Timbangan
Digital Stainless steel
- 4
2 2
Berdasarkan  data  hasil  wawancara  dan  analisis  dokumen  di  atas  dapat disimpulkan bahwa kegiatan inventarisasi pada program keahlian tata boga  SMK
MS dilaksanakan oleh kepala laboratorium yang dibantu oleh siswa. Pelaksanaan kegiatan  inventarisasi  dilakukan  langsung  pada  saat  sarana  praktik  datang,
100
kemudian  reinventarisasi  dilaksanakan  setiap  akhir  semester,  dan  direkap  setiap satu  tahun  sekali  untuk  dilaporkan  kepada  bagian  sarana  dan  prasarana  sekolah.
Tujuan  dilaksanakannya  inventarisasi  sarana  praktik  untuk  mengetahui  berapa jumlah  dan  bagaimana  keadaan  sarana  praktik  yang  dimiliki  oleh  Program
Keahlian  Tata  Boga  SMK  MS.  Program  Keahlian  Tata  Boga  SMK  MS  dalam kegiatan inventarisasi tidak memberi kode pada seluruh sarana praktik  yang ada,
kode  diberikan  hanya  pada  sarana  praktik  tertentu  saja,  seperti  kompor,  meja kerja,  dan  meja  cuci.  Kepala  laboratorium  tidak  memberi  kode  karena  sarana
praktik  pada  Program  Keahlian  Tata  Boga  yang  sangat  banyak  dan  beragam sehingga sulit unutk diberi kode.
                