b. Kondisi dan Strategi Belajar
Belajar yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan
isntruksional yang ingin dicapai.
16
Untuk mencapai pembelajaran yang efektif tentu dibutuhkan kondisi belajar yang mendukung, baik kondisi internal
maupun kondisi eksternal. Kondisi internal terkait dengan keadaan si pembelajar. Keadaan
fisiologis atau jasmani, keamanan, kasih sayang, pengakuan, dan motivasi merupakan bentuk dari kebutuhan yang bersumber dari diri si pembelajar
untuk menunjang strategi belajarnya. Sementara kondisi eksternal terkait dengan kondisi yang ada di luar
diri pribadi manusia.
17
Seperti keadaan kelas yang rapih dan bersih, serta ketersediaan sarana dan prasarana belajar, semua itu harus juga dikondisikan
supaya menjadi pendukung pembelajaran yang efektif. Kondisi internal maupun eksternal pada intinya dibangun untuk mendukung strategi belajar
yang akan dilaksanakan.
c. Metode Belajar
Selain diperlukannya bimbingan, kondisi yang kondusif, diperlukan juga metode belajar yang tepat supaya bisa menjadi rutinitas yang baik dalam
belajar. Sebab, kebiasaan belajar akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Seperti kebiasaan membuat jadwal belajar, membuat catatan, mengulangi
pelajaran, dan lain sebagainya akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran peserta didik terutama dalam hal penerimaan pemahaman materi ajar.
Peserta didik yang memiliki kebiasaan mengulang pelajaran di rumah setelah diajarkan di sekolah tentu akan berbeda dengan peserta didik yang
tidak membaca ulang materi pelajarannya di rumah, terlebih jika keesokan harinya guru mengadakan kuis dadakan. Dari situ dapat diketahui mana
peserta didik yang sudah menemukan metode belajar yang tepat lalu menerapkannya dan mana peserta didik yang belum menemukan metode
belajarnya bahkan tidak mencoba mencarinya.
16
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 74.
17
Ibid., h. 76.
19
Jadi, untuk mencapai pembelajaran yang efektif, persiapan peserta didik secara pribadi maupun persiapan kelas secara fisik juga mempengaruhi
hasil pembelajaran. Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasarantujuan yang telah
ditetapkan.
18
Sebab itu, efektivitas juga dapat dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Dalam upaya pengukuran ini teradapat
dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu validitas dan evaluasi.
19
a. Validitas, yaitu serangkaian tes atau penilaian, baik mengenai hal tertulis maupun perilaku untuk mengetahui secara pasti apakah suatu program
pendidikan benar-benar telah mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Artinya, jika didapati bahwa tes tertulis yang dilakukan hasilnya
mencapai atau melebihi kriteria ketentuan minimum KKM, serta hasil pengamatan menunjukkan hasil bahwa peserta didik berperan aktif dalam
pembelajaran maka pembelajaran dikatakan efektif. b. Evaluasi yaitu penilaian yang dilakukan untuk menilai serangkaian
kegiatan berupa perencanaan, pelaksanaan, dan setelah pelaksanaan. evaluasi yang baik adalah evaluasi yang hasilnya didapat dari kegiatan
yang berlangsung sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Bila perencanaannya baik, pelaksanaan hanya tinggal mengikuti. Setelah itu,
hasil dari evaluasi tidak akan jauh dari apa yang telah direncanakan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan atau
kegiatan yang dapat memberikan pengaruh kepada pengguna atau pelakunya. Pengaruh itu berupa perbedaan pengalaman dari sebelum dan sesudah
menggunakan. Hal atau kegiatan dikatakan efektif jika perbedaan itu membawa pengaruh ke arah yang lebih baik atau adanya kemajuan, meskipun
efek itu sendiri berpotensi memberikan pengaruh positif maupun negatif. Salah satu upaya untuk membuat pembelajaran menjadi efektif adalah
digunakannya media audio visual sebagai media pembelajaran. Di antara empat keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, dan
18
Aan Komariyah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005, h. 7.
19
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005, h. 90.
20
menulis, menyimak merupakan kegiatan yang paling guru tidak bisa pastikan peserta didik fokus atau tidak dalam prosesnya. Maka, untuk membuat
peserta didik fokus terhadap pembelajaran yang disimaknya, media audio visual digunakan untuk merangsang terjadinya proses belajar mengajar yang
efektif. Brown juga menggarisbawahi bahwa media yang digunakan guru atau
peserta didik dengan baik dapat mempengaruhi efektivitas program belajar mengajar.
20
Sebab itu, pemilihan media yang tepat juga menjadi pertimbangan penting agar strategi yang direncanakan guru dapat benar-benar
terlaksana dan kegiatan pembelajaran menjadi efektif. Dalam upaya pembelajaran yang efektif, semua unsur sekolah harus
dilibatkan. Kini bukan lagi mengenai upaya sekolah dan guru membuat peserta didik menjadi sekedar mengerti materi yang diajarkan di sekolah.
Sekolah dan guru hendaknya melibatkan mereka secara penuh dalam proses dinamika tersebut, supaya peserta didik bisa turut bergairah dan tidak ada
yang tertinggal. Sebab itu, proses tersebut hendaknya membuat guru bisa memperhatikan peserta didik secara individual, bukan perwakilan suatu
kelompok. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan guru supaya pengajaran
dengan menggunakan media audio visual bisa menjadi kegiatan yang benar- benar efektif.
a. Meyusun Perencanaan Pembelajaran dengan Bijak
Guru efektif mengajar dengan terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran, lalu mengkomunikasikan perencanaan tersebut dengan client-
nya, yaitu peserta didik, kemudian menyelenggarakan proses pembelajaran dan mengelola kelas sehingga efektif, dan terakhir melakukan evaluasi
terhadap proses dan hasil belajar.
21
Hasilnya kemudian akan menjadi input untuk perencanaan berikutnya.
20
Brown dalam Asep Henry Hermawan, Badru Zaman, Cepi Riyana, Media Pembelajaran Sekolah Dasar,Bandung: UPI Press, 2007, h. 56.
21
Hunt dan More dalam Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004, h. 122.
21