Evaluasi Media Video Menentukan Media Pembelajaran

Pada kegiatan awal, guru terlebih dahulu memulai pembelajaran dengan mengajak peserta didik membaca basmallah bersama-sama. Dilanjutkan dengan mengecek kehadiran peserta didik. Setelah itu, guru menanyakan materi di pertemuan sebelumnya. Peserta didik pun merespon dengan sangat antusias. Kegiatan awal tersebut menghabiskan durasi 15 menit. Masuk pada kegiatan inti. Guru memberitahukan tujuan dan indikator di pembelajaran kali ini. Ketika guru menjelaskan bahwa materi hari ini adalah apresiasi drama, peserta didik langsung merespon dengan antusias. Pada pembelajaran kali ini guru menggunakan metode belajar problem solving dengan bermain stik. Metode problem solving dipilih karena dalam pembelajaran kali ini peserta didik diajak untuk memahami materi dimulai dari sebuah permasalahan yang harus mereka pecahkan. Permasalahan yang akan mereka bahas ada di dalam stik yang akan dibagikan. Sementara jawabannya bisa mereka peroleh dari hasil diskusi dan menyimak video drama. Jadi, metode ini dapat menghantarkan peserta didik pada perlunya menyimak video drama yang akan ditayangkan. Pembelajaran dimulai dengan membuat kelompok belajar yang terdiri dari 5-6 orang perkelompok. Peserta didik menentukan anggota dan ketua kelompok berdasarkan warna origami yang telah mereka pilih secara acak. Setelah mendapatkan kelompok, peserta didik kemudian mendapatkan stik berdasarkan warna origami kelompok mereka. Di dalam stik tersebut sudah disiapkan sebuah pernyataan yang harus dijelaskan atau diberi definisi beserta contohnya. Pernyataan tersebut tentunya seputar materi drama yang akan diajarkan. Jadi, peserta didik diajak untuk mencari sendiri terlebih dahulu, baik dari buku, diskusi dengan teman kelompok, maupun bertanya langsung kepada guru. Kegiatan tersebut berlangsung secara aktif namun tetap kondusif. Guru menyiapkan hukuman bagi peserta yang memicu kegaduhan dengan memberi tambahan stik, yang artinya akan ada materi tambahan yang harus mereka selesaikan. Jadi, semua peserta mencoba menjaga suasana kelas agar tetap kondusif supaya tidak ada yang dihukum. 61 Beberapa peserta didik ada yang bertanya langsung kepada guru untuk meminta gambaran mengenai materi yang mereka terima. Sebab itu, guru harus berkeliling mengontrol kelompok belajar tersebut supaya peserta didik yang mungkin malu bertanya, bisa tetap mengungkapkan kebingungannya terhadap materi yang diajarkan. Setelah kurang lebih 15 menit digunakan untuk diskusi kelompok, kemudian guru secara tiba-tiba menyuruh seluruh peserta didik untuk diam sejenak dan memperhatikan video yang akan ditayangkan. Hampir semua peserta didik kelihatan terkejut, karena mereka pikir mereka hanya akan berdiskusi kelompok. Guru meminta peserta didik untuk memperhatikan video drama PMK secara seksama. Serta mencari contoh yang dibutuhkan setiap stik kelompok dari tayangan pertunjukan drama PMK. Misalnya, kelompok merah mendapat pernyataan „Properti‟, maka contoh mereka boleh menyebutkan contoh properti yang digunakan dalam pertunjukan drama PMK tersebut. Ketika video ditayangkan, semua peserta didik langsung diam dan tidak ada yang berdiskusi. Sebagian peserta didik mencatat sambil memperhatikan, sebagiannya menyimak tanpa mencatat, sebagiannya lagi menyimak sambil kadang-kadang menjahili teman di sebelahnya. Guru selalu memantau dan memberi petunjuk berupa penjelasan kepada peserta didik bila dalam tayangan ada sesuatu yang membingungkan peserta didik. Misalnya, ketika pertunjukan sampai pada tahap transisi adegan, kemudian lampu dimatikan sehingga membuat layar menjadi gelap beberapa saat peserta didik mengira kalau proyektornya mati. Di situ kemudian guru menjelaskan bahwa itu adalah salah satu teknik pertunjukan drama, salah satu fungsinya untuk mengkondisikan properti dan berganti peran yang disebut black out. Setelah tayangan usai, diskusi dilanjutkan dengan sisa waktu yang diberikan 5 menit. Kesempatan ini banyak digunakan peserta didik untuk melengkapi contoh maupun bertanya kepada guru tentang drama yang baru saja ditayangkan. 62 Setelah itu, kemudian dibuka sesi presentasi antar kelompok selama 30 menit. Setiap kelompok harus maju dan menjawab tantangan stik yang telah diberikan. Tidak lupa dalam presentasi itu harus juga disampaikan tanggapan setiap kelompok mengenai tayangan drama yang telah disimak. Sementara, kelompok lain menanggapi. Bagi kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari kelompok lain, atau kelompok penanya tidak memiliki pertanyaan, maka mereka dihukum dengan berakting sesuai dengan konteks yang diberikan penantang. Peserta didik terlihat sangat antusias dan tertantang. Terlebih mereka telah memegang jawaban dan pertanyaan yang mereka siapkan. Diskusi berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa kelompok yang masih sungkan dan malu berbicara di depan kelas. Suara yang kecil dan artikulasi bicara yang tidak jelas yang mungkin membuat kelompok lain terkadang tidak menyimak temannya yang sedang presentasi. Namun di situ guru langsung tanggap dan membantu mengkondisikan kelas. Jadi, sedikit kesempatan peserta didik untuk tidak menyimak kawannya. Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi kelompok, rata-rata peserta didik menyimpulkan bahwa unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur intrinsik yang diajarkan dalam cerpen maupun novel. Yang membedakan hanya, pada drama mereka mengetahuinya dengan cara menyimak pertunjukannya lalu bisa menangkap tema, latar, tokoh, dan lain-lainnya, sementara dalam cerpen atau novel mereka hanya akan mengetahuinya jika selesai membaca karya tersebut. Mereka merasa menonton lebih menyenangkan daripada membaca. Kemudian, 5 menit terkahir digunakan untuk membuat kesimpulan bersama-sama dan melakukan penilaian. Melalui jenis hukuman yang diberikan, guru juga dapat melihat efektivitas penggunaan viedo drama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang mendapat hukuman dan harus berakting. Penantang menyuruh lawannya untuk memerankan tokoh Euis yang sedang membaca puisi, atau memerankan tokoh Ambu yang sedang mengomeli Euis. Dengan begitu, artinya peserta didik mendapat inspirasi dari tayangan yang mereka simak. Berarti fungsi media secara kognitif dan imajinasi tercapai. 63

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL-WASATIYAH

1 10 150

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMPN 2 SUMBUL TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL ILUSTRASI TOKOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMAN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 49

PENERAPAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIROTO WONOGIRI Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 6 14

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI : Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung.

3 3 54

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JERMAN DI SMA.

0 9 24

Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran

0 0 8