Setelah itu, kemudian dibuka sesi presentasi antar kelompok selama 30 menit. Setiap kelompok harus maju dan menjawab tantangan stik yang
telah diberikan. Tidak lupa dalam presentasi itu harus juga disampaikan tanggapan setiap kelompok mengenai tayangan drama yang telah disimak.
Sementara, kelompok lain menanggapi. Bagi kelompok yang tidak bisa menjawab pertanyaan dari kelompok lain, atau kelompok penanya tidak
memiliki pertanyaan, maka mereka dihukum dengan berakting sesuai dengan konteks yang diberikan penantang.
Peserta didik terlihat sangat antusias dan tertantang. Terlebih mereka telah memegang jawaban dan pertanyaan yang mereka siapkan. Diskusi
berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa kelompok yang masih sungkan dan malu berbicara di depan kelas. Suara yang kecil dan artikulasi
bicara yang tidak jelas yang mungkin membuat kelompok lain terkadang tidak menyimak temannya yang sedang presentasi. Namun di situ guru
langsung tanggap dan membantu mengkondisikan kelas. Jadi, sedikit kesempatan peserta didik untuk tidak menyimak kawannya.
Berdasarkan hasil diskusi dan presentasi kelompok, rata-rata peserta didik menyimpulkan bahwa unsur intrinsik drama hampir sama dengan unsur
intrinsik yang diajarkan dalam cerpen maupun novel. Yang membedakan hanya, pada drama mereka mengetahuinya dengan cara menyimak
pertunjukannya lalu bisa menangkap tema, latar, tokoh, dan lain-lainnya, sementara dalam cerpen atau novel mereka hanya akan mengetahuinya jika
selesai membaca karya tersebut. Mereka merasa menonton lebih menyenangkan daripada membaca. Kemudian, 5 menit terkahir digunakan
untuk membuat kesimpulan bersama-sama dan melakukan penilaian. Melalui jenis hukuman yang diberikan, guru juga dapat melihat
efektivitas penggunaan viedo drama. Hal ini dapat dilihat dari beberapa siswa yang mendapat hukuman dan harus berakting. Penantang menyuruh lawannya
untuk memerankan tokoh Euis yang sedang membaca puisi, atau memerankan tokoh Ambu yang sedang mengomeli Euis. Dengan begitu,
artinya peserta didik mendapat inspirasi dari tayangan yang mereka simak. Berarti fungsi media secara kognitif dan imajinasi tercapai.
63
2. Uji Efektivitas Melalui Tes Tertulis
Tes tertulis uji materi ajar diberikan berupa latihan soal berisi 15 soal pilihan ganda dan 5 soal esay. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berisi
seputar materi yang telah disampaikan dalam satu pertemuan tersebut 1 SK dan 1 KD. Soal esay dimasukan karena materi yang disampaikan merupakan
materi tentang apresiasi pertunjukan drama. Jadi, dengan pertanyaan terbuka dan terstruktur tersebut, penulis dapat mengetahui sejauh mana pemahaman
peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan. Hal itu dapat dilihat dari jawaban yang beragam yang diperoleh dari hasil wawancara penulis
dengan beberapa peserta didik. Kedua hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil uji efektivitas
yang valid dan didukung oleh deskripsi kondisi peserta didik, dan diperkuat oleh hasil belajar peserta didik, yaitu berupa skor hasil tes.
Berikut adalah skor hasil latihan soal peserta didik pada materi mengapresiasi drama dengan menggunakan media pembelajran audio visual
video drama:
Tabel 4.3 Hasil Uji Materi Peserta Didik
No. Nama
Jumlah Benar
PG Jumlah
Benar Esay
Total Benar
Skor
1 Agung Beni Wijaya
14 10
24 96
2 Allyssa Fitri Caesarani
13 9
22 88
3 Andre Nurul Fallah
10 9
19 76
4 Ayudya Fauziah
13 6
19 76
5 Azzirah Salshadelia
Yusvita 13
10 23
92
6 Azura Zuhri Lazuardi
13 9
22 88
64
7 Della Amirra
11 8
19 76
8 Dimas Farhan
10 4
14 56
9 Dinah Ayu Afifi Suherman
13 10
23 92
10 Evrida Andrayani
13 8
21 84
11 Faisal Rahman
12 10
22 88
12 Firda
12 9
21 84
13 Ira Ghaitsa Zahira
13 9
21 84
14 Muhamad Arthur
Gunawan 13
10 23
92
15 M. Bima Nugraha Herby
12 7
19 76
16 Muhammad Fazlur
Rahman 10
7 17
68
17 Muhammad Jalaluddin
Akbar 10
10 19
76
18 Nabila Fitri Kharisma
13 10
23 92
19 Nada Mufidah
12 10
22 88
20 Nadhila Kusdianti
11 9
20 80
21 Nindhy Saphira
10 10
20 80
22 Novi Berliana Putri
12 10
22 88
23 Octari Ratnasari
12 9
21 84
24 Orlando Arya Saputra
10 9
20 80
25 Rifky Fathul Mubarok
11 9
20 80
26 Riyan Riarno
12 9
21 84
65
27 Rizki Rafly Rahmawan
7 9
16 64
28 Siti Zahra
12 10
22 88
29 Wisnu Aji Pradana Syafie
8 10
18 72
30 Ibrahim Pasya Danya Endo
11 10
21 84
31 Muhamad Nur Hidayah
14 10
24 96
Rata-rata 11,6
9 20,6
82,3
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata peserta didik pada pelajaran ini sebesar 82,3. Dengan standar KKM pelajaran Bahasa
Indonesia 75, maka dikatakan nilai rata-rata tersebut melampaui KKM. Artinya, pada pe
mbelajaran „mengapresiasi drama‟ dengan menggunakan media audio visual drama sudah tuntas mencapai indikator dengan nilai rata-
rata 82, 3. Selain itu, dilakukan juga wawancara untuk mengetahui efektivitas
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran drama. Pertanyaan yang diajukan seputar kesesuaian media audio visual dengan materi pelajaran dan
daya tangkap peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Penulis mengambil tiga orang untuk menjadi informan dalam penelitian
ini. Informan pertama yaitu peserta didik yang mendapat nilai tertinggi. Informan ke dua yaitu peserta didik yang memperoleh nilai tengah. Informan
ke tiga merupakan peserta didik yang memperoleh nilai terendah. Ketiga informan tersebut diperoleh berdasarkan hasil tes tertulis yang dilakukan usai
pembelajaran.
D. Pendukung Efektivitas Penggunaan Media Audio Visual dalam Pembelajaran Menyimak Drama
Berdasarkan hasil uji efektivitas berupa pengamatan dan latihan soal yang dilakukan kepada peserta didik, serta wawancara yang dilakukan dengan
peserta didik dan guru di sekolah, diperoleh hal-hal yang mendukung efektivitas penggunaan media audio visual sebagai berikut:
66
1. Terpenuhinya Komponen Pembelajaran Secara Maksimal
a. Tujuan Dalam kriteria memilih media pembelajaran, salah satu yang
menjadi kriterianya
adalah kesesuaian
media dengan
tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menerjemahkan tujuan pembelajaran
yang ada dalam silabus untuk kemudian disusun menjadi RPP. Setelah guru mengetahui kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajarannya,
kemudian guru baru bisa menentukan jenis media yang sesuai dengan tujuan pembelajarannya.
Dalam pembelajaran drama ini, tujuan pembelajaran yang hendak dicapai adalah peserta didik mampu menentukan serta menanggapi
unsur-unsur pementasan drama. Drama merupakan bentuk sastra yang mempertunjukkan tingkah laku manusia, mulai dari cara manusia
tertawa, marah, bersedih, bahkan bahagia. Berdasarkan tujuan pembelajaran dan bentuk sastra yang akan dipelajari, video drama dipilih
sebagai media pembelajaran yang dapat memberikan gambaran atau contoh mengenai kondisi dan situasi peanggung pertunjukan drama.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan dari peserta didik, dua dari tiga informan mengatakan bahwa drama
merupakan materi pelajaran yang sulit. Sulit. Informan III
Agak sulit awalnya, tapi lama-lama ngerti. ... dengan melihat video, materi menjadi lebih jelas. Informan I
Namun, mereka menyebutkan bahwa video memang membantu mereka dalam memahami materi drama. Artinya, tujuan digunakannya media
untuk membantu peserta didik dalam memahami materi tercapai. Selain itu, ketercapaian tujuan pembelajaran juga tercermin ketika
peserta didik mampu menjelaskan kembali materi yang diajarkan. Seperti mampu
menyebutkan unsur-unsur
pertunjukan drama,
mampu menyertakan contoh, serta mampu menyanggah maupun menambahkan
ketika mendiskusikan unsur-unsur pertunjukan drama. 67