Skill dan Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Media

kualitas standar dengan biaya yang standar hanya supaya anak-anak mereka mendapat pengalaman menjadi pelajar. Ini kemudian mengarah pada tuntutan guru untuk menjadi sosok yang profesional dan mengembangkan profesionalitasnya, di antaranya dengan selalu memperbaharui kemampuan teknologi dan mengembangkan kreativitasnya. Salah satunya yaitu mengintegrasikan media audio visual dalam pembelajaran dan menerapkan metode belajar dengan berpusat pada keaktifan peserta didik. Bagi kebanyakan orang yang memang sudah menguasai penggunaan teknologi, mengintegrasikan media pandang dengar dengan perangkat keras lainnya bukanlah hal yang sulit atau memberatkan. Namun, bagi mereka yang tertinggal dalam hal penguasaan teknologi, ini memang merupakan pekerjaan yang cukup rumit. Tapi diharapkan semangat untuk terus belajar tetap ada. Antusiasme yang baik juga ditunjukkan oleh guru Bahasa Indonesia lewat ungkapannya dalam wawancara yang peneliti lakukan, Saya termasuk tipe guru yang mengajar dengan cara tradisional, tetapi saya tidak menutup diri untuk mengikuti perkembangan. Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Artinya, perkembangan teknologi yang terjadi memang harus disikapi optimis oleh masyarakat dewasa ini, termasuk oleh guru profesional. Jadi, tidak menutup kemungkinan untuk belajar dan berlatih mengoperasikan sistem komputer dalam proses pengelolaan kelas maupun dalam memproses adminstrasi siswa. Pada akhirnya, pengajaran dengan melibatkan media audio visual hanya akan menjadi efektif jika guru itu sendiri membekali dirinya dengan kemampuan dasar teknologi informasi. Dengan begitu, guru baru bisa mengkombinasikan berbagai media ke dalam kelas dengan efektif. Guru juga dituntut untuk selalu mengembangkan kemampuan tersebut supaya selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi mutakhir sebagai upaya pengembangan profesionalitas profesi keguruan. 78

4. Pemilihan Media Pembelajaran yang Sesuai

Pada dasarnya, penggunaan media dalam pembelajaran sudah merupakan bentuk usaha kreatif dari seorang guru. Di tengah-tengah kewajibannya melaksanakan tugas mengajar dan administrasi, guru masih meluangkan waktu untuk memilih dan memilah cara atau pun jenis media yang menarik dan bisa disertakan dalam skenario mengajar di kelasnya. Salah satunya adalah memilih dan melibatkan media audio visual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Siapapun bisa melibatkan media dalam pembelajaran, namun tidak semua mampu memadupadankan media yang sesuai dengan tujuan materi pelajaran dan segmentasi peserta didik. Terlebih lagi jika media itu dihadirkan sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan dengan narasumber, diperoleh fakta bahwa penggunaan media pembelajaran terutama audio visual merupakan media yang cukup sulit digunakan di dalam kelas. Kesulitan ini tentunya mengarah pada persoalan penentuan jenis media pembelajaran itu sendiri. Salah seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Al- Hasra dalam wawancaranya mengungkapkan bahwa untuk menentukan jenis media yang akan digunakan dan teknis pelaksanaan penggunaannya saja sudah membuat ia sendiri cukup kesulitan. Contoh kasus yang dialami, yaitu dalam penggunaan media audio visual berupa video drama, kesulitan pertama yang dirasakan adalah jika guru memilih media audio visual, guru harus memilih video yang secara fisik beresolusi baik, memiliki suara yang jelas, dan transmisi yang baik. Kemudian secara isi harus sesuai dengan segmentasi peserta didik dan mempertimbangkan pesan yang terkandung di dalam tayangan video tersebut. Misalnya, memilih video drama yang ringan untuk peserta didik SMP kelas VIII supaya penyimaknya tidak kebingungan memahami tayangan tersebut. “Tidak akan ada dampak negatif selama kita benar-benar memilah media audio visual terutama memilih video drama yang sesuai dengan segmentasi anak. Disesuaikan dengan usia dan 79 daya tangkap peserta didik.” Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Jadi, guru harus benar-benar memastikan kalau video yang ditayangkan tidak terkandung hal negatif yang tidak diinginkan. Selain itu, media audio visual tidak boleh menyulitkan peserta didik dalam menangkap pesan materi yang terkandung dalam media tersebut, sebab media kegunaannya justru harus memudahkan peserta didik dalam memahami suatu materi. Itu artinya, video yang hendak diberikan harus disesuaikan betul-betul dengan segmentasi peserta didik sehingga pesan materi bisa tersampaikan dengan baik kepada peserta didik. Persoalannya sekarang adalah semakin jarangnya koleksi video drama yang dimiliki sekolah karena semakin minimnya drama yang dibuat khusus untuk pembelajaran di jenjang SMP. Lebih banyak drama dibuat untuk keperluan seni yang memiliki tingkat kesulitan pemahaman yang tinggi. Guru Bahasa Indonesia SMP Al-Hasra termasuk guru yang mengalami kesulitan tersebut. “Memang ribet, sebab kita harus terlebih dahulu memiliki atau mengoleksi video-video yang akan menjadi play list. Kalau sudah punya seperti itu tentu tidak akan ribet. Tapi kalau tidak, tentu sedikit terbebani karena penyajiannya tidak maksimal. Wawancara dengan guru Bahasa Indonesia Menurutnya, minimnya koleksi video pembelajaran yang dimiliki, terutama koleksi video drama, menyebabkan ia cukup kerepotan melibatkan video sebagai media pembelajaran. Dalam penelitian, penulis mengatasinya dengan cara membuat video sendiri dengan cara memilih pementasan drama yang sesuai kriteria lalu merekamnya dengan kamera handycame, kemudian mengeditnya supaya benar-benar sesuai dengan materi pelajaran. Setelah memiliki video drama yang sesuai dengan segmentasi peserta didik, tahap yang selanjutnya dilakukan adalah mencocokkan media dengan materi yang sesuai. Tidak perlu memaksakan memasukkan media dalam 80 suatu materi pelajaran karena hasilnya tidak akan efektif. Media audio visual akan efektif dihadirkan ke kelas jika peserta didik memiliki luang waktu yang cukup, artinya tidak dikejar oleh materi yang harus segera dituntaskan. Belajar dengan video cukup membantu tapi harus dijelaskan atau didiskusikan lagi hasil menontonnya supaya murid-murid sekelas bisa paham betul. Wawancara yang dilakukan dengan informan II Peserta didik harus diberikan waktu yang cukup untuk mencerna apa yang mereka simak dengan skemata yang mereka miliki untuk kemudian guru mengaitkannya dengan tujuan pembelajaran. Jadi, pemilihan waktu yang tepat juga menjadi kriteria pemilihan media. Ini termasuk dalam kesesuaian media dengan situasi dan kondisi peserta didik. Mengenai keefektifan dan efisiensi penggunaan media audio visual, guru sebagai penggagas penggunaan media audio visual memang harus berusaha lebih keras di awal dalam mempersiapkan video untuk media pembelajaran tersebut. Selanjutnya nanti, guru dapat menggunakan kembali media tersebut untuk mengajarkan materi yang sama tanpa persiapan yang serepot di awal. Seperti, video drama Pengemis Masa Kini telah digunakan untuk kelas VIII semester 2 tahun ajaran 20132014, di tahun ajaran baru video tersebut bisa kembali digunakan untuk jenjang kelas yang sama. Dengan pengalaman penggunaan di tahun sebelumnya, membuat guru sudah bisa memperkirakan pesan yang bisa disampaikan lewat video tersebut, serta teknis penggunaan yang akan digunakan. Semuanya sudah terekam dan tinggal memadupadankan dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Guru memang harus mendedikasikan dirinya untuk memperoleh video yang baik, yang sesuai dengan kriteria pemilihan media pada umumnya. Hingga pada akhirnya ketika sudah mendapatkan, video tersebut bisa digunakan berulang kali, tentunya dikembangkan berdasarkan kreativitas guru dalam memanfaatkan video tersebut sebagai media pembelajaran. Dengan begitu, guru akan dikenal oleh peserta didik sebagai seorang yang penuh persiapan dan modern dalam cara mengajarnya. Kepada sekolah 81 pun guru akan mampu menunjukkan profesionalitasnya sebagai guru yang mengikuti tantangan zaman.

5. Dukungan dari Pihak Sekolah Terhadap Penggunaan Media Audio Visual

SMP Al-Hasra dipilih sebagai tempat penelitian ini salah satunya karena SMP Al-Hasra dianggap sebagai sekolah yang memiliki fasilitas belajar cukup lengkap. Sekolah dengan akreditasi A ini selalu mengembangkan pelayanan pengajarannya, baik dalam hal administrasi, pengajaran, maupun pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran. “Salah satu upaya yang dilakukan sekolah dalam mendukung pembelajaran yang efektif adalah dengan menyediakan sarana dan prasarana oleh sekolah. Fasilitas media pembelajaran dilengkapi sesuai dengan karakteristik peserta didik.” Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Salah satu yang disoroti dalam penelitian ini adalah upaya pengembangan fasilitas berupa sarana dan prasarana pembelajaran. Ini terlihat dari terdapatnya fasilitas belajar yang cukup lengkap di masing-masing kelas peserta didik. Sekolah sendiri menerangkan bahwa Al-Hasra menyadari betul perkembangan kemajuan teknologi untuk pendidikan. Sebab itu, Al-Hasra mengikuti perkembangan tersebut dengan memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari pembelajaran. Sekolah memfasilitasi setiap kelas dengan Projektor dan speaker aktif portable. Ini memungkinkan guru untuk bisa menggunakan media visual, audio, maupun audio visual kapan pun guru mau. Hanya tinggal membawa laptop dan menyambungkannya ke projektor atau speaker aktif, pembelajaran dengan media berbasis teknologi sudah bisa dilakukan. Pengadaan fasilitas tersebut sudah tersedia di semua ruang kelas. Mengenai resolusi, jarak LCD, dan volume speaker, semua itu sudah disesuaikan dengan ukuran ruang kelas dan jumlah peserta didik dalam satu 82

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL-WASATIYAH

1 10 150

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMPN 2 SUMBUL TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL ILUSTRASI TOKOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMAN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 49

PENERAPAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIROTO WONOGIRI Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 6 14

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI : Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung.

3 3 54

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JERMAN DI SMA.

0 9 24

Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran

0 0 8