Metode Belajar Efektivitas dalam Pembelajaran

Jadi, efekivitas dalam pembelajaran bukan hanya berbicara tentang sebuah kurikulum beserta Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD nya bisa dicapaidipenuhi peserta didik, melainkan merancang sistem pembelajaran tersebut agar menjadi efektif. Karena itu, guru sebagai perencana pembelajaran harus benar-benar bisa menyusun dan melaksanakan pemebelajaran, minimal mengikuti RPP yang telah dibuat supaya bisa memberikan pengaruh yang diharapkan. Seperti, peserta didik diharapkan mendapat perubahan-perubahan baik dalam hal intelegensi, perilaku, kreativitas, maupun cara berpikir ke arah progresif. Learning takes place most effectively in classrooms where knowledge is clearly and powerfully organized, students are highly active in the learning process, assessments are rich and varied, and students feel a sense of safety and connection. 22 Artinya, menuju pembelajaran yang efektif, guru sebagai pusat pengajaran memang harus mempersiapkan strategi supaya materi yang disampaikan jelas. Namun, guru juga harus mempersiapkan metode belajar yang menarik, supaya peserta didik merasa nyaman dan bersemangat dengan cara penyampaiannya. Serta dapat mengakomodir dinamika yang terjadi di dalam kelas, sehingga hasil penilaian yang diperoleh bisa menjadi evaluasi pembelajaran yang tepat. Dengan begitu, dalam upaya meningkatkan efektivitas proses pembelajaran, perencanaan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak dipersiapkan oleh setiap guru. Walaupun belum tentu semua yang direncanakan akan bisa sepenuhnya terlaksana, karena bisa saja kondisi kelas yang sudah dipersiapkan justru menuntut strategi yang bersifat opsional. Namun demikian, guru tetap diharapkan mampu menyusun perencanana yang lebih sempurna, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sehingga semua peserta didik bisa memahami bahan-bahan ajar yang ditawarkan. Semua peserta didik bisa memperoleh berbagai pengalaman baru dan menambah kompetensinya sesuai hasil belajar mereka. Agar dapat membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus 22 Cerol Ann Tomlinson, How to Differentiate Instruction in Mixed-Ability Classrooms, USA: Assosiation fo r Supervision and Curriculum Development, 2001, h. 8. 22 mengetahui unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Pendapat lain menyebutkan perencanaan tersebut antara lain, berupa kebutuhan-kebutuhan peserta didik, tujuan-tujuan yang akan dapat dicapai, berbagai strategi yang relevan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut, dan kriteria evaluasi. 23 Bersamaan dengan itu, peran guru dalam mengembangkan strategi amat penting karena aktivitas peserta didik belajar sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru dalam kelas. Jika mereka antusias, memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik, maka peserta didik tersebut pun akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik, antusias, giat dan serius. Salah satu yang bisa mengembangkan antusias mereka adalah penggunaan media sebagai strategi belajar agar pembelajaran tidak monoton. Mengingat di zaman yang canggging akan teknologi ini masyarakat mulai akrab dengan penggunaan media. Diharapkan media menjadi salah satu pilihan guru dalam membuat pembelajaran menjadi lebih efektif.

b. Berkomunikasi Secara Efektif dengan Peserta didik

Guru adalah seorang komunikator, sebab dia akan menyampaikan rencna-rencana pembelajarannya pada peserta didik. Dalam konteks apa pun tugas guru membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik, termasuk mengkomunikasikan program-program kelasnya kepada komite sekolah, atau orang tua peserta didik. Sebab itu, guru harus mengetahui teori-teori komunikasi efektif karena tidak akan menjadi terlalu bermanfaat ilmu yang dikuasai guru jika tidak mampu mengkomunikasikannya kepada peserta didik secara baik, yakni enak diikuti dan mudah dipahami. Jadi, salah satu kriteria pembelajaran akan menjadi efektif di antaranya adalah cara guru mengkomunikasikan pembelajaran juga harus bisa menyampaikannya secara efektif. Dalam teori yang amat tradisional, Hunt mengemukakan bahwa unsur-unsur pokok dari komunikasi adalah pesan, sasaran komunikasi, sumber dan media. 24 Dalam konteks komunikasi di kelas, pesan adalah bahan ajar yang akan disampaikan, intruksi-intruksi untuk pelaksanaan proses 23 Rosyada, op. cit., h. 123. 24 Hunt dalam Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Kencana, 2004, h. 150-151. 23 pembelajaran, tugas-tugas dan rencana-rencana kegiatan lainnya. Sedangkan sasaran komunikasi adalah peserta didik. Sumber pesan adalah guru, sedangkan media komunikasi adalah bahasa atau simbol lain yang digunakan untuk penyampaian pesan. Peserta didik juga harus dilatih untuk bisa memahami pesan-pesan verbal baik melalui kegiatan mendengarmenyimak maupun membaca. Peserta didik juga harus dilatih untuk mnyampaikan pesan atau tanggapan terhadap pesan guru dengan baik melalui bahasa lisan atau tulisan. Guru sebagai fasilitator kemudian harus bisa memfasilitasinya. Hunt kemudian mengemukakan bebebrapa rekomendasi untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif untuk turut mendukung berlangsungnya pembelajaran yang efektif di kelas, yaitu: 25 Peserta didik harus dilatih keterampilan membaca dalam konteks memahami pesan-pesan tertulis yang terdapat dalam bacaan. 1 Peserta didik harus dilatih untuk mau dan mampu berbicara dengan baik. Mereka harus terus didorong untuk berbicara, dan senantiasa memiliki sesuatu yang sangat penting untuk disampaikan pada guru, sehingga dia terlatih untuk menyampaikan pendapat dan pandangannya dengan baik. 2 Guru harus menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk terbiasa menyampaikan pandangan atau buah pemikirannya, baik dengan menggunakan bahasa tulis maupun lisan, sehingga mereka terlatih menyusun bahasa lisannya. 3 Guru juga harus mengkondisikan ruang kelas yang nyaman agar bisa mendukung proses pembelajaran yang efektif, seperti menghadirkan media pembelajaran ke depan kelas, sehingga peserta didik terus terdorong untuk melakukan komunikasi verbal, baik berdiskusi dengan temannya maupun berdiskusi dengan guru. 4 Guru juga harus dengan sabar mendengarkan peserta didik menyampaikan pendapatnya serta memberi mereka feed back untuk evaluasi ke depan. 25 Ibid., h. 152. 24

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 175

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK DONGENG PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL-WASATIYAH

1 10 150

Pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MI Mathla’ul Anwar Leuwisadeng Bogor : penelitian tindakan kelas

1 11 111

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII SMPN 2 SUMBUL TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 2 18

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL ILUSTRASI TOKOH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA : Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas XI SMAN 26 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.

0 3 49

PENERAPAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA PELAJARAN AL-QUR’AN KELAS VIII DI SMP NEGERI 2 JATIROTO WONOGIRI Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 2 14

PENDAHULUAN Penerapan Media Audio-Visual Pada Pelajaran Al-Qur’an Kelas VIII Di SMP Negeri 2 Jatiroto Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 6 14

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL AIDS DALAM MENINGKATKAN MINAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PAI : Kuasi Eksperimen Pada Kelas VIII SMP Pasundan 6 Bandung.

3 3 54

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA JERMAN DI SMA.

0 9 24

Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran

0 0 8