Menganut Nilai-nilai Subkebudayaan Menyimpang

136 Sosiologi SMAMA Kelas X namun masih merupakan bagian dari keseluruhan masyarakat itu. Inilah yang dinamakan subkebudayaan. Ada kalanya subkebudayaan menganut tata nilai yang menyimpang. Misalnya, sekelompok warga masyarakat yang sehari-hari hidup dalam dunia pelacuran, perjudian, dan berbagai kehidupan malam tidak sehat lainnya. Penyimpangan perilaku bersumber dari pergaulan dengan orang atau kelompok yang menerapkan nilai dan norma yang berbeda differential association. Nilai dan norma yang berbeda dipelajari melalui proses alih budaya culture transformation. Melalui proses alih budaya seseorang menyerap subkebudayaan menyimpang deviant subculture dari lingkungan tertentu dalam masyarakat. Seseorang kadang-kadang terjerumus dalam kelompok pergaulan yang tidak menguntungkan seperti itu. Pergaulan negatif membuat seseorang berperilaku menyimpang. Seorang anak berasal dari keluarga baik-baik, namun dia tinggal di lingkungan para pemabuk dan penjudi. Setiap hari melihat, bertemu, dan bergaul dengan pemabuk dan penjudi. Akibatnya, dia berperilaku seperti itu pula.

c. Kesalahan Memahami Informasi

Seringkali kita salah dalam memahami suatu kejadian, peristiwa atau informasi yang disampaikan oleh pihak lain, terutama media massa elektronik. Penggambaran peristiwa, berita, dan tayangan-tayangan yang menampilkan perilaku menyimpang sangat berpotensi untuk ditiru oleh masyarakat. Hal ini, karena mayoritas masyarakat kita belum terbiasa menyeleksi atau menganalisis secara kritis terhadap berbagai informasi yang datang. Masyarakat cenderung untuk menerima mentah-mentah dan menganggapnya sebagai hal yang lumrah. Contoh yang aktual dapat dilihat dari media televisi di masyarakat antara lain informasi-informasi kriminalitas, perselingkuhan artis, sinetron-sinetron yang menceritakan konflik warisan, dan lain-lain. Informasi dan acara-acara tersebut memperoleh apresiasi yang tinggi dari masyarakat, sehingga secara tidak langsung mereka terobsesi untuk apa yang ditayangkan media televisi. Pengaruh terbesar biasanya terjadi pada anak-anak yang belum dapat secara optimal menyeleksi informasi yang ada. Para pengelola televisi mungkin menyadari bahwa program-program tersebut mempunyai dampak serius di masyarakat, namun kepentingan untuk meraih keuntungan nampak lebih penting daripada dampak-dampak sosial yang terjadi.

d. Ikatan Sosial Menyimpang

Di dalam masyarakat terdapat berbagai individu yang berbeda perilaku dan kebiasaannya. Ada yang hidup tertib dan santun karena sudah mapan secara sosial ekonomi, namun ada pula yang kurang beruntung sehingga kekecewaan hidup itu mereka terlampiaskan lewat berbagai perilaku keseharian yang menyimpang dari norma-norma. 137 Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial Di sisi lain, setiap orang cenderung memilih teman bergaul. Apabila orang yang dipilih baik, maka baiklah perilakunya. Sebaliknya, apabila teman bergaulnya berperilaku menyimpang, maka dia pun akan ikut berperilaku menyimpang. Seseorang tidak akan mudah menghindar dari ikatan sosialnya. Ikatan sosial dapat berupa teman bergaul, kelompok atau organisasi yang dia ikuti. Seseorang terikat secara sosial dan secara emosional dengan orang lain atau kelompok yang diikuti. Misalnya, seorang anak dari keluarga baik-baik tetapi bergaul dengan sekelompok anak nakal. Apabila teman atau kelompoknya berkelahi, mau tidak mau dia akan ikut berkelahi. Ikatan sosial membuatnya menunjukkan solidaritas kelompok.

3. Berbagai Bentuk Perilaku Menyimpang

Jumlah dan macam perilaku menyimpang cukup banyak di masyarakat. Dari penyimpangan kecil seperti mengeluarkan kata-kata tidak sopan, hingga penyimpangan besar dalam bentuk kejahatan. Empat macam perilaku menyimpang yang melanggar batas toleransi ialah sebagai berikut.

a. Penyalahgunaan NAZA atau Narkoba

NAZA Narkotik, Alkohol, dan Zat Adiktif dan Narkoba Narkotika dan Obat-obat Berbahaya adalah dua istilah yang sama. Sesuai ke- panjangannya, NAZA terdiri atas narkotika, alkohol, dan zat adiktif. Zat adiktif meliputi semua obat- obatan yang dapat menimbulkan efek ketergantungan. Narkotika adalah zat-zat kimia yang digunakan dalam kedokteran untuk membius pasien. Dokter memanfaatkannya untuk menangani operasi. Peng- gunaan di luar ketentuan itu adalah suatu penyalahgunaan. Penggunaan NAZA untuk tujuan semestinya tentu bukan masalah. Akan tetapi, penggunaan di luar tujuan itu merupakan bentuk penyimpangan. Misalnya, penggunaan ekstasi untuk pelarian diri dari beban hidup, atau melu- pakan masalah yang dihadapi. Dalam jangka pendek, orang tersebut akan merasakan bebas dari tekanan hidup stres yang ia derita. Akan tetapi, dalam jangka panjang zat itu akan menimbulkan ketergantungan dan merusak sistem syaraf manusia. Penyalahgunaan narkotika sangat berbahaya. Norma hukum pun telah memberi sanksi tegas kepada para pelakunya. Namun, peredaran dan pe- nyalahgunaan narkotika tetap banyak terjadi. Penyebab maraknya penyimpangan itu antara lain sebagai berikut. Gambar 5.4 NAZA merusak hidup manusia. Sumber: Tempo, 21-27 November 1996