Nilai dan Norma Sosial
51
2. Norma Kebiasaan atau Kelaziman Folkways
Norma kebiasan atau kelaziman mengatur anggota masyarakat dalam
melakukan perbuatan yang berupa ke- biasaan yang telah lazim dalam masya-
rakat itu. Kelaziman berkaitan dengan aturan berperilaku seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain. Se- bagai contoh, apabila dua orang yang
sudah saling kenal berjumpa, mereka seharusnya saling menyapa. Apabila
kedatangan tamu, pada umumnya dipersilakan masuk dan disuguhi mi-
num atau makanan kecil setelah diper- silakan duduk. Apabila kebiasaan se-
perti itu dilanggar tidak dilakukan, maka sang pelanggar akan menjadi bahan gunjingan di masyarakat. Gunjingan merupakan bentuk sanksi terhadap pe-
langgaran norma ini.
3. Norma Kesusilaan atau Tata Kelakuan Mores
Norma kesusilaan mengatur anggota masyarakat agar selalu berperilaku terpuji, tidak melanggar kesusilaan. Misalnya, seorang suami atau istri dilarang
berbuat serong. Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapat sanksi berupa ejekan atau pergunjingan, diisolasi, bahkan dianggap sebagai orang yang jahat
berperilaku buruk.
4. Norma Adat Istiadat Custom
Norma adat mengatur anggota masyarakat agar selalu mematuhi
ke-tentuan adat istiadat. Adat istiadat merupakan ide atau gagasan yang
telah diterima oleh semua warga masyarakat dan harus dipraktikkan
dalam keseharian mereka. Misalnya, adat pembagian harta waris orang
yang telah meninggal. Pelanggaran terhadap norma semacam ini men-
dapat sanksi berupa hukum adat. Di berbagai masyarakat di negara kita,
dikenal hukum adat. Inilah bentuk norma yang dibuat oleh masyarakat adat.
Gambar 2.7 Suatu contoh kelaziman dalam hu- bungan antarindividu yang saling kenal.
Sumber: Haryana
Gambar 2.8 Setiap masyarakat mempunyai adat- istiadat yang berbeda.
Sumber: Tempo, 20 Agustus 2006
52
Sosiologi SMAMA Kelas X
5. Norma Hukum Laws
Norma hukum mengatur anggota masyarakat agar tidak melanggar hu- kum. Hukum adalah peraturan yang dibuat secara resmi oleh lembaga pem-
buat undang-undang legislatif. Pada umumnya, hukum bersifat tertulis dan disahkan lewat lembaran negara. Namun, ada pula hukum yang tidak tertulis
konvensi. Pada zaman sekarang semua aturan hukum telah dikodifikasi ditu- lis dalam berbagai kitab undang-undang. Norma hukum memiliki istilah yang
beragam bergantung tingkatannya. Istilah undang-undang digunakan untuk produk hukum lembaga legislatif. Produk hukum lembaga kepresidenan dise-
but Keputusan Presiden. Produk hukum menteri disebut Keputusan Menteri. Produk hukum gubernur disebut Keputusan Gubernur, dan seterusnya. Ikatan
sanksinya, sesuai ruang lingkup kewenangan lembaga pembuatnya. Setiap nor- ma hukum mengandung sanksi yang pasti, baik sanksi fisik maupun nonfisik.
6. Norma Agama
Norma agama bersumber dari ayat-ayat dalam kitab suci setiap agama. Al- Qur’an adalah sumber norma hukum tertinggi bagi kehidupan beragama kaum
muslimin. Di samping itu, hadis Nabi Muhammad juga menjadi norma kehidupan seorang muslim. Agama Kristen dan Katolik memiliki norma hukum yang
bersumber dari Injil. Begitu pula agama Hindu, Buddha, dan lain-lainnya meng- ambil ajaran kitab masing-masing sebagai sumber norma kehidupan beragama
mereka. Norma agama mengatur warga masyarakat dalam menjalankan ajaran agama. Di luar urusan keagamaan, norma ini tidak berlaku. Pelanggaran atas
norma agama dianggap sebagai perbuatan dosa yang akan mendapat gan- jarannya dari Tuhan. Ada pula norma agama yang sanksinya berupa hukuman
fisik atau denda, misalnya norma agama Islam yang mengatur hubungan antarmanusia. Contoh penerapannya ada di Daerah Istimewa Aceh, sebagai
satu-satunya provinsi yang menerapkan hukum Islam.
7. Norma Mode Fashion
Dalam masyarakat modern, banyak hal yang berubah berdasarkan selera umum, misalnya model pakaian, model rambut, bentuk bangunan rumah, model
kendaraan, dan lain-lain. Pada awalnya, perubahan itu mungkin dimulai oleh sekelompok orang atau seorang tokoh terkenal selebriti atau tokoh idaman
lainnya. Kemudian mode yang digunakan tokoh tersebut ditiru banyak orang dan akhirnya menjadi kecenderungan umum. Perubahan mode dapat pula
direkayasa oleh suatu institusi, misalnya sebuah pabrik pakaian mempromosikan model baru pakaian sehari-hari. Apabila suatu mode telah menjadi populer dan
dianggap sesuatu yang umum di masyarakat, maka setiap orang seolah terpikat untuk mengikutinya. Berlakulah norma tidak tertulis yang mengikat warga