Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
113
dorongan-dorongan yang bersifat naluriah, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang
sehingga membentuk hati nurani, sedangkan ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional, sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego
dengan id. Pertentangan antara dorongan naluriah yang cenderung merusak id dengan nilai-nilai sosial yang menekan superego, dikendalikan oleh
kesadaran ego akhirnya melahirkan perilaku khas. Perilaku-perilaku khas yang dimiliki seseorang inilah yang disebut kepribadian. Apabila dorongan naluriah
lebih kuat, maka kepribadian yang terbentuk cenderung negatif. Sebaliknya, apabila desakan nilai-nilai sosial yang kuat, maka kepribadian yang terbentuk
bersifat positif.
Ketiga penjelasan di atas sama-sama menganggap bahwa kepribadian seseorang merupakan hasil pengaruh dari lingkungan. Selain itu, kepribadian
seseorang juga hasil pengaruh faktor yang dibawa sejak lahir naluri, menurut Freud. Pengaruh lingkungan menunjukkan bahwa kepribadian merupakan hasil
proses sosialisasi, sedangkan faktor bawaan diperoleh dari keturunan orang tua.
Faktor keturunan dianggap tidak begitu penting tetapi tetap diakui keberadaannya. Perpaduan faktor bawaan dan pengaruh lingkungan membentuk
kepribadian yang unik pada setiap orang. Keunikan tersebut meliputi kebiasaan, harapan, sikap, cara berpikir, dan cara bertindak sehari-hari yang berbeda dengan
orang lain. Misalnya, seseorang memiliki daya kreasi tinggi dan cenderung merombak tradisi-tradisi yang dianggap kuno. Akan tetapi, norma sosial tidak
mendukung, maka perkembangan kepribadian Anda ke arah ‘manusia kreatif’ menjadi terhambat. Oleh karena itu, kepribadian adalah keseluruhan ciri perilaku
seseorang yang unik sebagai akibat pengaruh bawaan dan lingkungan.
2. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
Terbentuknya kepribadian setiap individu dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis, lingkungan fisik, kebudayaan, dan pengalaman-pengalaman. Faktor
biologis dapat berupa keadaan jasmani ibu selama mengandung bayi dan faktor warisan biologis. Berbagai faktor itu membentuk kebiasaan, sikap, dan sifat
yang khas pada setiap orang. Kepribadian seseorang selalu berkembang sejalan dengan berbagai pengaruh yang ia peroleh melalui proses sosialisasi dan interaksi
dengan orang lain.
a. Faktor Prakelahiran Prenatal
Sebelum dilahirkan, seorang anak manusia berada dalam kandungan selama kira-kira sembilan bulan sepuluh hari. Selama masa itu, terdapat beberapa hal
yang dapat memengaruhi perkembangan calon individu. Penyakit yang diderita ibunya, seperti sipilis, diabetes, dan kanker dapat memengaruhi pertumbuhan
mental, penglihatan, dan pendengaran bayi dalam kandungan. Keadaan kandungan ibu juga dapat memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang
akan dilahirkan. Kondisi daerah pinggul ibu dapat memengaruhi pertumbuhan
114
Sosiologi SMAMA Kelas X
bayi selama dalam kandungan. Akibat kondisi yang tidak menguntungkan, dapat menyebabkan bayi
lahir cacat atau kidal. Keterkejutan keras shock,
saat lahir dapat pula mengakibatkan bayi itu memiliki kelambanan dalam berpikir. Semua itu dapat
memengaruhi pembentukan kepribadian.
b. Faktor Keturunan Heredity
Warisan biologis berpengaruh penting dalam membentuk beberapa ciri kepribadian seseorang,
namun tidak menentukan semua ciri kepribadian orang tersebut. Warisan biologis akan berkembang
secara optimal bila mendapat pengaruh positif dari lingkungan.
Warisan biologis antara lain intelegensi, temperamen, watak, cara berbicara, tinggi badan, warna kulit, jenis rambut, dan sebagainya. Sifat seseorang yang
dipengaruhi faktor keturunan adalah keramah-tamahan, perilaku kompulsif perilaku terpaksa, dan kemudahan dalam pergaulan sosial. Berikut ini akan
dijelaskan tiga faktor keturunan yang paling menonjol.
1 Ciri Fisik-Biologis Secara biologis, setiap manusia memiliki ciri-ciri fisik berbeda yang diwarisi
dari orang tuanya. Ada orang yang berbadan tinggi dan gagah, namun ada pula yang kecil dan pendek. Perbedaan fisik-biologis seperti itu dapat me-
mengaruhi ciri kepribadiannya. Orang bertubuh kecil dan pendek mungkin memiliki sifat rendah diri, atau paling tidak merasa tidak seberuntung orang
yang berbadan tinggi dan gagah. Demikianlah cara berpengaruhnya faktor biologis terhadap kepribadian seseorang. Tentu saja tidak selalu seperti gambaran
tersebut. Ada juga orang yang bertubuh kecil dan pendek, tetapi memiliki rasa percaya diri yang besar, terutama apabila sejak kecil lingkungan mengajarinya
menjadi orang yang percaya diri.
2 Ciri Psikologis Sebagian dari sifat dasar yang diwariskan orang tua adalah faktor kejiwaan
psikologis. Unsur-unsur kejiwaan terdiri dari temperamen, emosi, nafsu, dan kemampuan belajar. Temperamen adalah perangai, sifat, atau watak yang
ditandai dengan mudah atau tidaknya seseorang terpancing amarahnya. Ada orang yang dikenal dengan temperamen tinggi atau mudah marah. Emosi
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, dan sedih atau gembira. Orang emosional tidak selalu berarti orang yang cepat
atau suka marah. Orang yang mudah terharu melihat adegan sedih dalam film juga termasuk orang yang emosional. Nafsu adalah keinginan kuat ke arah
Gambar 4.10 Pembentukan kepriba- dian dimulai sejak dalam kandungan.
Sumber: PT Shanghiang Perkasa, Jakarta