Kontak Sosial Social Contact

70 Sosiologi SMAMA Kelas X Kontak sosial dapat bersifat primer maupun sekunder. Kontak sosial primer bersifat langsung tanpa perantara. Ben- tuk kontak sosial primer adalah meng- ucapkan salam, berjabat tangan, atau tersenyum kepada orang lain. K ontak sosial sekunder terjadi dengan meng- gunakan perantara antara lain berupa sandi, surat, simbol, telepon, radio, TV, atau internet. Dalam kontak sosial, belum terjadi adanya pertukaran pesan, karena hanya sekadar adanya hubungan. Jadi, penyampaian informasi hanya searah. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. 1 Kontak Antarindividu Hal ini terjadi apabila dua individu bertemu, dan terjadi interaksi yang dimulai dari berjabat tangan, saling berbicara, ataupun saling bertikai. 2 Kontak Antarkelompok Hal ini terjadi antara kelompok satu dengan kelompok lain sebagai satu kesatuan bukan merupakan pribadi anggota kelompok yang bersangkutan. Misalnya, perkawinan yang melibatkan dua kelompok keluarga. 3 Kontak antara Individu dengan Kelompok bentuk interaksi yang terjadi antara individu dengan sekelompok orang. Misalnya, seorang guru yang mengajar di depan kelas.

b. Komunikasi

Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain. Perilaku orang dapat berupa pembicaraan, gerakan badan, ekspresi wajah, si- kap, dan perasaan-perasaannya. Tafsiran terhadap perilaku seseorang menimbul- kan reaksi terhadap orang tersebut, misalnya ketika Anda mengacungkan ibu jari tangan kepada teman yang baru saja memasukkan bola dalam pertan- dingan basket antarkelas. Kemudian, teman Anda membalas dengan senyuman kepada Anda. Lambaian tangan Anda merupakan aksi yang kemudian ditafsirkan oleh teman Anda sebagai isyarat pujian. Setelah itu, teman Anda bereaksi dengan senyuman sebagai tanda terima kasih atau rasa senang. Oleh karena itu, komunikasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses saling memberikan tafsiran terhadap tindakan atau perilaku orang lain. Gambar 3.3 Sebuah kontak sosial. Sumber: Haryana 71 Interaksi Sosial Suatu kontak yang tidak disertai adanya komunikasi bukanlah interaksi sosial. Misalnya, Anda bertemu dengan orang Papua. Dia berbicara meng- gunakan bahasa daerahnya, tentu Anda tidak paham kecuali kalau Anda pernah belajar bahasa itu, sehingga Anda tidak memahami maksudnya. Oleh karena itu, kejadian tersebut tidak dapat dikatakan sebagai interaksi sosial, sebab tidak terjadi komunikasi antara Anda dengan lawan bicara Anda. Berdasarkan penjelasan di atas, interaksi sosial memiliki ciri-ciri antara lain: 1 interaksi sosial melibatkan lebih dari satu orang, 2 terjadinya komunikasi di antara orang-orang yang terlibat, 3 mempunyai maksud dan tujuan jelas, walaupun mungkin tujuan itu tidak sejalan antara kedua belah pihak, serta 4 dipengaruhi oleh faktor waktu yang akan menentukan aksi atau reaksi yang berlangsung.

3. Faktor-faktor yang Mendasari Terjadinya Interaksi Sosial

Enam faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial adalah sugesti, imitasi, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati. Berikut ini diuraikan satu per satu.

a. Sugesti

Sugesti adalah rangsangan atau pengaruh atau stimulus. Rangsangan diberikan seseorang kepada orang lain. Penerima sugesti akan menuruti kehendak pemberi sugesti tanpa berpikir kritis dan rasional. Sugesti bersifat sangat individual. Suatu informasi atau nasihat bisa menjadi suatu sugesti, apabila keyakinan lebih dominan dalam proses penerimaannya. Suatu informasi atau nasihat tidak akan berubah menjadi sugesti, apabila ada proses berpikir pada orang yang bersangkutan. Sugesti dapat terjadi antara: 1 Seseorang terhadap orang lain. Contoh, nasihat yang diberikan seorang ayah kepada anaknya agar belajar lebih giat. 2 Seseorang terhadap sekelompok orang. Contoh, wali kelas memberikan nasihat kepada semua siswa satu kelas. 3 Sekelompok orang terhadap kelompok lainnya. Contoh, sekelompok penjual yang mengiklankan produknya kepada masyarakat, serta. 4 Sekelompok orang terhadap individu. Contoh, seorang pemain bulutangkis tunggal mendapat tepuk tangan dan dukungan dari penonton. Wujud sugesti dapat berupa sikap, tindakan, dan perkataan. Suatu gambar poster atau kalimat iklan di spanduk juga dapat memberikan sugesti kepada orang. Bahkan, benda-benda tertentu yang merupakan simbol suatu makna tertentu dapat memberikan sugesti kepada seseorang. Orang yang percaya kepada seseorang yang ia anggap memiliki ‘kelebihan’ pada umumnya mudah