Pengaruh Prasangka dan Stereotip dalam Interaksi Sosial
89
Interaksi Sosial
Salah satu bentuk prasangka adalah stereotip. Stereotip adalah pandangan image salah mengenai ciri-ciri khusus kelompok luar yang telah diterima secara
luas oleh masyarakat. Stereotip bisa bersifat positif, tetapi juga bisa bersifat negatif. Misalnya, kita pada umumnya memiliki stereotip mengenai seorang
pemuka agama adalah orang yang berilmu, berwibawa, bersikap baik, melindungi, dan menjadi teladan dalam mengamalkan agama. Kita juga memiliki
stereotip mengenai seorang politikus sebagai orang yang tidak berprinsip, licik, suka berjanji tetapi tidak menepati, dan oportunistis.
Setereotip positif maupun negatif cenderung menyesatkan, karena membuat kita tidak objektif dalam memandang kelompok lain. Begitu juga, kita selalu
memandang penuh prasangka kepada seorang politikus berdasarkan stereotip seperti di atas, padahal setiap individu memiliki ciri dan sifat yang berbeda dan
tidak bisa disamaratakan begitu saja berdasarkan stereotip.
Bentuk lain dari prasangka adalah antipati dan antagonisme. Antipati dan antagonisme berbeda dengan prasangka. Antipati dan antagonisme dapat
diberantas atau dikurangi dengan pendidikan, sedangkan prasangka tidak dapat.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai
1. Amatilah interaksi yang terjadi di antara teman-teman Anda di kelas Kemudian catatlah semua bentuk interaksi yang terjadi Deskripsikan
hasil pengamatan Anda dalam bentuk makalah dan presentasikan dalam forum diskusi kelas
2. Pada kegiatan ekstrakurikuler penjaskes sore hari di sekolah, adakanlah pertandingan bola voli atau lainnya. Bentuklah dua tim yang masing-
masing anggotanya terdiri atas teman-teman sekelas Anda Selama pertandingan, amatilah perilaku teman-teman Anda Catatlah hal-hal
berikut ini a.
Apakah teman-teman Anda terpecah menjadi kelompok-kelompok pendukung salah satu tim?
b. Bagaimana interaksi antarkelompok pendukung itu?
c. Bagaimana interaksi antar pemain dengan penonton?
d. Bagaimana sikap kelompok anak perempuan terhadap anak laki-
laki yang sedang bermain voli? e.
Bagaimana sikap kelompok anak laki-laki terhadap anak perempuan yang sedang bermain voli?
f. Apakah ada perbedaan perilaku masing-masing? Kalau ada
mengapa demikian? Diskusikan hasil pengamatan Anda dengan teman-teman sekelas,
jangan lupa meminta masukan dari guru
Aktivitas Siswa
90
Sosiologi SMAMA Kelas X
Kerjakan di buku tugas Anda
Jawablah dengan tepat
1. Sebut dan jelaskan macam-macam interaksi asosiatif 2. Sebut dan jelaskan macam-macam interaksi disosiatif
3. Apakah yang dimaksud dengan prasangka? 4. Jelaskan stereotip Anda mengenai seorang guru
5. Apakah perbedaan asimilasi dengan akulturasi jika ditinjau dari sudut interaksi sosial?
Kerjakan di buku tugas Anda Nyatakan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek 9 pada kolom S Setuju, TS Tidak
Setuju atau R Ragu-ragu
Tes Skala Sikap Pelatihan
1 Kehidupan manusia tidak akan bisa terlepas dari
adanya kerja sama dan permusuhan di antara kelompok-kelompok yang ada dalam masya-
rakat.
2 Golongan mayoritas dapat memaksakan ke-
inginannya kepada kelompok minoritas karena posisinya kuat. Dengan posisi seperti itu,
kelompok minoritas tidak akan berani melawan sehingga equilibrium tercapai.
3 Konflik adalah kejadian biasa dalam interaksi
antarkelompok sosial. Oleh karena itu, kita tidak perlu cemas jika terjadi konflik antarpelajar.
No Pernyataan
T TS R
91
Interaksi Sosial
Rangkuman
1. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan bersifat timbal balik.
2. Interaksi di bagi dalam 3 bentuk, yaitu: a.
interaksi antarindividu, b.
interaksi antara individu dengan kelompok, dan c.
interaksi antarkelompok 3. Faktor-faktor yang mendasari terjadinya suatu interaksi sosial dibedakan
menjadi enam jenis, yaitu: a.
sugesti, b.
imitasi, c.
identifikasi, d.
simpati, e.
motivasi, dan f.
empati. 4. Interaksi sosial dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap kontak dan tahap
komunikasi. 5. Interaksi sosial dibagi menjadi dua, yaitu:
a. interaksi assosiatif,
b. interaksi disosiatif.
4 Hendaknya kita menyingkirkan prasangka buruk
terhadap orang lain, sebab prasangka buruk belum tentu sesuai dengan keadaan sesungguhnya.
Apalagi prasangka itu menjadikan kita membenci kelompok masyarakat lain.
5 Interaksi antara Anda sebagai siswa dengan
guru-guru dapat berbentuk kerja sama maupun permusuhan. Kerja sama terjadi pada saat guru
sedang menyampaikan pelajaran, sedangkan permusuhan terjadi pada saat guru memarahi
Anda karena melanggar tata tertib sekolah.
No Pernyataan
T TS
R
92
Sosiologi SMAMA Kelas X
Pengayaan
6. Prasangka adalah sikap permusuhan yang ditujukan terhadap kelompok tertentu.
7. Stereotip adalah pandangan yang salah mengenai ciri-ciri khusus kelompok luar yang telah diterima secara luas oleh masyarakat.
PERILAKU KOLEKTIF
Perilaku kolektif adalah istilah dalam sosiologi yang mengandung pengertian cara orang bertindak dalam kerumunan dan kelompok-kelompok
besar yang tidak terorganisasi lainnya. Jenis perilaku kolektif antara lain iseng, panik, dan rusuh. Perilaku seperti ini sering muncul dalam situasi
yang membangkitkan emosi banyak orang. Situasi demikian itu terjadi dalam kegiatan olah raga, demonstrasi yang memprotes sesuatu, dan bencana
alam.
Perilaku-perilaku kolektif biasanya terjadi karena menurutkan kata hati, tidak terencana, dan berlangsung singkat. Bagaimanapun juga, perilaku
kolektif cocok digunakan dalam kerangka pengerahan massa. Misalnya, partai politik atau gerakan sosial yang memanfaatkan demonstrasi massal
sebagai sarana untuk melakukan perubahan sosial.
Para ilmuwan yang berjasa merumuskan konsep mengenai perilaku kolektif adalah Gustav Le Bon, seorang ahli fisika dan ilmu sosial
berkebangsaan Perancis yang pertama kali melakukan studi psikologis terhadap kerumunan pada tahun 1890-an. Tokoh lainnya bernama Robert
R. Park dan Ernest W. Burgess yang memperkenalkan istilah perilaku kolektif dalam bukunya
Introducing to the Science of Sociology 1921.
93
Interaksi Sosial
Tokoh
PROF. ASTRID SUSANTO PH.D. 1936-2006 AHLI SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Prof. Dr. Maria Antonia Astrid Sunarti Susanto lahir di Makassar tanggal 4 Januari 1936 dan me-
ninggal di Jakarta tanggal 13 April 2006. Riwayat pendidikan Beliau dimulai dari Sekolah Rakyat SR
di Yogyakarta tahun 1948, SMP Jakarta tahun 1953, SMA-B Jakarta 1956,
Westfaelische Universitat, Munster, Jerman Barat tahun 1960,
dan Freie Universitat, Jerman Barat tahun 1964.
Sebagai intelektual, Prof. Dr. Maria Antonia Astrid Sunarti Susanto Ph.D mendarmabaktikan
dirinya diberbagai lembaga yang berhubungan dengan sosiologi. Pada tahun 1971 – 1975 menjadi Dekan Fakultas
Publisistik Universitas Padjadjaran, Bandung, menjadi dosen Ilmu Komunikasi dan Sosiologi Pembangunan Universitas Indonesia pada tahun
1976-2006, menjadi Kepala Biro Penerangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Bappenas tahun 1974-1983, menjadi Asisten Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Negara paca tahun 1983-1988, menjadi anggota MPR dari Utusan Golongan pada tahun 1987-1992, menjadi
anggota Fraksi PDKB DPRMPR pada tahun 2002, menjadi anggota Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia F-KKI pada tahun 2002-2004, menjadi
dosen Program Pascasarjana S-2 dan S-3 UI Jakarta, Universitas Sahid Jakarta, dan Universitas Hassanudin Makassar.
Sejak kecil, Astrid memang berdisiplin keras dan berani mengemukakan pendapat. Sebagai ilmuwan dan akademisi, Beliau tak pernah berhenti
menulis dan berkarya. Bahkan menjelang akhir hayat, Astrid tengah menulis empat buku yang dikerjakan secara berbarengan. Salah satu buku tulisannya
berjudul Komunikasi Teori dan Praktek dan Filsafat Ilmu Komunikasi yang
menjadi buku wajib bagi mahasiswa komunikasi.
Sumber: www.tokohindonesia.com
Sumber: www.tokohindonesia.com
94
Sosiologi SMAMA Kelas X
Kerjakan di buku tugas Anda