46
Sosiologi SMAMA Kelas X
perilaku suka menolong dan rela berkorban demi orang lain dianggap terpuji. Anda akan mendapat pujian dari orang lain, karena telah melakukan perbuatan
yang baik atau mulia. Anda akan dicela orang lain, apabila melakukan tindakan yang tercela. Hal tersebut menunjukkan, bahwa dalam pergaulan hidup ber-
masyarakat ada nilai etika yang berperan mengendalikan perilaku kita. Dalam berbicara, berpakaian, makan, berlalu-lintas, bertamu, dan perbuatan lainnya,
semua dikendalikan oleh nilai etika.
Perlu diperhatikan, bahwa suatu perilaku yang dianggap terpuji bagi masyarakat tertentu, belum tentu dianggap terpuji bagi masyarakat lain. Ukuran
etika bersifat relatif dan berhubungan dengan kebudayaan yang dikembangkan oleh masyarakat bersangkutan.
c. Nilai Keilmuan
Nilai keilmuan tercermin dalam berbagai usaha manusia mencari pengetahuan dan kebenaran. Misalnya, seseorang yang menyukai belajar tekun
atau mengadakan penelitian, berarti dia menjunjung tinggi nilai keilmuan. Masyarakat yang warganya menjunjung tinggi nilai ini. Pada umumnya
berkembang dan cepat maju. Walaupun kegiatan pendidikan dan proses belajar ada di dalam setiap masyarakat, namun nyatanya tidak semua masyarakat sama
tingkat kemajuannya. Hal ini disebabkan oleh kadar penghargaan mereka terhadap nilai keilmuan tidak sama. Pikirkanlah, mengapa bangsa Jepang,
Jerman, dan bangsa Barat mampu menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara kita jauh tertinggal?
d. Nilai Religius
Nilai religius berkaitan dengan kepercayaan terhadap Tuhan. Hanya orang atheis yang tidak percaya akan adanya kekuatan Tuhan. Setiap agama dan
kepercayaan meyakini adanya kekuatan Tuhan. Keyakinan itu berpengaruh terhadap perilaku manusia. Sehingga, secara umum orang berpedoman pada
ajaran-ajaran yang diyakini berasal dari Tuhan. Tuhan mengajak kepada kebaikan dan keselamatan. Apabila Anda selalu berbuat baik, suka membantu sesama,
tidak menyakiti orang lain, dan patuh menjalankan perintah agama dengan didasari keyakinan bahwa itu semua akan dibalas dengan pahala dari Tuhan,
maka Anda telah berpedoman pada nilai-nilai religius.
2. Nilai Material
Nilai material berkaitan dengan anggapan masyarakat mengenai materi atau kebendaan dan kekayaan. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda
terhadap kekayaan, dan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di masyarakatnya. Ada orang yang mengutamakan kekayaan berlimpah sebagai ukuran keberhasilan
hidup, sementara orang lain mungkin lebih mengutamakan keberhasilan pendidi- kan anak-anaknya. Menurut Clifford Geerzt, kelompok masyarakat Jawa yang
Nilai dan Norma Sosial
47
disebut kaum priyayi memandang rendah nilai materi, tetapi meman-
dang tinggi nilai kedudukan sosial. Cobalah Anda pelajari lebih lanjut
perihal nilai material yang dianut kaum priyayi Jawa.
Dalam lingkup yang lebih luas, nilai material disebut nilai ekonomi.
Nilai ini tercermin dalam sistem eko- nomi yang dianut oleh suatu ma-
syarakat atau individu. Dalam masya- rakat global sekarang ini sedang
disepakati berlakunya sistem pasar bebas. Ini berarti praktik-praktik per-
saingan bebas
free fight liberalism dianggap baik. Negara yang tidak mendukung sistem itu akan diberi sanksi dunia.
Dalam lingkup pribadi, nilai ekonomi tercermin dalam sikap hemat pengeluaran.
3. Nilai Vital
Nilai vital berhubungan dengan penghargaan terhadap kesehatan dan kebugaran organ-organ tubuh. Kegiatan olah raga dan mengonsumsi makan
cukup gizi mencerminkan nilai vital. Bergaya hidup sehat, tidak mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang merusak vitalitas fisik juga menunjukkan nilai
vital. Di samping itu, kegiatan rekreasi dan mengisi waktu luang juga dapat menjaga vitalitas tubuh. Oleh karena itu, nilai vital mencakup pula nilai rekreasi.
Orang yang menganggap penting nilai rekreasi akan merencanakan secara baik kegiatan rekreasi mereka. Bagi mereka, setelah tubuh digunakan bekerja
sehari-hari, harus diberikan kesempatan beristirahat dan penyegaran kembali rekreasi. Sekarang Anda tentu dapat mengerti, mengapa ada orang yang rela
mengeluarkan biaya besar untuk membeli sarana kebugaran. Tempat-tempat rekreasi di luar kota selalu padat dikunjungi orang, terutama waktu hari libur.
Itu semua sebagai cerminan bahwa masyarakat menjujung tinggi nilai kebugaran dan rekreasi.
4. Nilai Perserikatan
Nilai perserikatan tercermin dalam bentuk kesukaan manusia mendirikan berbagai organisasi atau kelompok. Di sekolah atau di rumah, Anda membentuk
kelompok bermain yang terdiri dari teman sebaya. Apabila Anda menyukai bulu tangkis, tentu Anda dengan senang hati bergabung dalam salah satu klub
bulu tangkis dan menjadwalkan latihan bersama pada hari-hari tertentu. Dalam berbagai bidang kehidupan, orang senantiasa membentuk perserikatan atau
organisasi-organisasi. Di bidang perdagangan ada organisasi dagang, di bidang
Gambar 2.4 Secara umum orang menilai keber- hasilan hidup dengan pengumpulan materi.
Gambar: sebuah keluarga sedang menaiki mobil
mewah di depan rumah mereka yang mewah pula.
Sumber: Haryana