Tindakan Kriminal Berbagai Bentuk Perilaku Menyimpang

142 Sosiologi SMAMA Kelas X geng anak nakal. Para anggota geng mematuhi norma-norma tertentu yang mereka ciptakan, padahal norma itu bertentangan dengan norma umum yang ada dalam masyarakat. 3 Penyimpangan campuran, yaitu bergabungnya seorang individu yang memiliki perilaku menyimpang dengan kelompok yang memiliki kebiasan menyimpang pula. Misalnya, seorang siswa membolos sekolah kemudian bergabung dengan sekelompok anak nakal di terminal. Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai 1 Carilah berbagai berita di koran atau majalah yang berisi penyimpangan perilaku di masyarakat Guntinglah dan kumpulkan dalam satu bendel yang rapi Pada setiap berita atau kasus, berilah tanggapan atau komentar Serahkan hasilnya kepada guru 2. Amatilah seorang anak yang menurut Anda sangat nakal Jelaskan bentuk-bentuk kenakalannya dan carilah berbagai informasi yang menjelaskan latar belakang kenakalannya itu Tanpa menyebutkan nama asli anak itu, laporkan hasil studi kasus dalam forum diskusi kelas Anda 3. Lakukanlah wawancara dengan Guru BP Anda mengenai hal-hal berikut ini: a. berapa kasus penyimpangan perilaku siswa di sekolah Anda? b. bagaimana kecenderungan perkembangan kasus dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun? c. apa saja jenis perilaku menyimpang itu? d. adakah perbedaan kuantitas perilaku menyimpang antara siswa putra dan putri? e. jenis penyimpangan apa saja yang paling sering terjadi, f. penyimpangan apa yang paling serius di sekolah Anda, g. apa saja tindakan sekolah terhadap pelaku penyimpangan Aktivitas Siswa 143 Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial Kerjakan di buku tugas Anda Jawablah dengan tepat 1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku menyimpang? 2. Apakah ukuran yang digunakan untuk menilai suatu perilaku dikatakan menyimpang atau tidak? 3. Sebutkan beberapa alasan remaja terlibat dalam penyalahgunaan NAZA 4. Bagaimana perkembangan upaya pemerintah dalam menangani kasus korupsi hingga saat ini? 5. Jelaskan hubungan antara perilaku menyimpang dengan sosialisasi Kerjakan di buku tugas Anda Nyatakaan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah ini, dengan cara memberi tanda cek 9 pada kolom bertitel S Setuju, TS Tidak Setuju atau R Ragu-ragu Tes Skala Sikap Pelatihan 1 Pelajar yang terlibat perkelahian massal sebaik- nya dikeluarkan dari sekolah dan dibina di dalam penjara saja. 2 Cara terbaik untuk menyadarkan siswa agar tidak terlibat penyalahgunan NAZA adalah dengan memberikan penyuluhan. 3 Siswi yang ketahuan hamil dalam masa sekolah- nya sebaiknya dikeluarkan dari sekolah. 4 Perilaku menyimpang merupakan akibat dari kondisi keluarga yang tidak mendukung. 5 Penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh re- maja, lebih banyak daripada yang dilakukan oleh orang dewasa. No Pernyataan S TS R 144 Sosiologi SMAMA Kelas X Infososio PERILAKU MENYIMPANG Perilaku yang menyimpang adalah semua tindakan yang menyim- pang dari norma-norma yang ber- laku dalam suatu sistem sosial, dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki Robert M. La- wang. Perilaku yang menyimpang ada- lah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas to- leransi James W. Van der Zanden.

B. Pengendalian Sosial

1. Pengertian Pengendalian Sosial

Kehidupan aman, tenteram, tertib, dan damai di masyarakat adalah harapan semua orang. Nilai dan norma sosial pun telah dikembangkan oleh masyarakat untuk mengatur interaksi di antara war- ganya. Namun, ternyata pelanggaran terhadap nilai dan norma selalu terjadi, sehingga apa yang diharapkan itu tidak sepenuhnya tercapai. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk menegak- kan nilai dan norma sehingga tercipta ketertiban sosial social order. Upaya penertiban perilaku warga masyarakat yang menyimpang dari nilai dan norma sosial inilah yang dinamakan pengen- dalian sosial social control. Pengendalian sosial tidak dapat disamakan dengan pengendalian diri. Pe- ngendalian diri mengarah kepada diri sendiri, sedangkan pengendalian sosial mengarah kepada pihak lain. Pengendalian sosial dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, baik secara formal maupun nonformal. Ada pengen- dalian yang terencana, ada pula yang tidak. Mekanisme pengendalian bersifat mengawasi, mengajari, mendidik, membujuk, dan memaksa individu agar menyesuaikan diri dengan nilai dan norma sosial. Pengendalian sosial sangat penting dilaku- kan karena di masyarakat sering terjadi ketegangan sosial. Ketegangan sosial terjadi karena perbedaan antara ketentuan adat is- tiadat dengan kepentingan individual. Per- selisihan antara kebutuhan umum dengan kepentingan kelompok juga dapat menimbul- kan ketegangan sosial. Bahkan, ada orang yang dengan sengaja menentang nilai dan norma dalam masyarakatnya. Tujuan utama pengendalian sosial adalah terciptanya ketertiban sosial. Untuk mencapai tujuan itu pengendalian dapat dilakukan secara preventif atau pervasi dan represif atau kom- pulsif. Secara preventif pencegahan bertuju- Gambar 5.5 Pengendalian sosial sejak dini akan menghindarkan anak dari hal-hal yang negatif. Sumber: Ayahbunda, Juni 2005 145 Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial an mencegah terjadinya penyimpangan. Misalnya, guru menasihati agar para siswa tidak terlibat perkelahian. Pengendalian bersifat represif pemaksaan bertujuan untuk memulihkan keadaan setelah terjadi penyimpangan. Oleh karena itu, dilakukan dengan menciptakan situasi yang memaksa seseorang taat pada nilai dan norma sosial. Misalnya, seorang ayah menegur anaknya karena tidak belajar. Kedua cara itu tidak dapat diterapkan secara terpisah. Menyosialisasikan norma-norma lewat berbagai ceramah dan nasihat pervasi tidak akan efektif bila tidak dibarengi dengan penegakan aturan yang telah ditetapkan kompulsi.

2. Berbagai Cara Pengendalian Sosial

Berdasarkan sifatnya, ada dua macam kelompok masyarakat, yaitu kelom- pok primer yang bersifat akrab dan informal, misalnya keluarga atau teman sepermainan, dan kelompok sekunder yang bersifat formal berupa organisasi formal OSIS, Korpri, PGRI. Cara pengendalian disesuaikan dengan sifat ma- syarakat yang menjadi sasaran pengendalian. Untuk kelompok masyarakat pri- mer digunakan cara informal, spontan, dan tidak direncanakan, sedangkan kelompok sekunder digunakan cara-cara formal. Berikut ini dijelaskan bebe- rapa cara dan alat pengendalian sosial, baik secara informal maupun formal.

a. Gosip atau Gunjingan

Gosip adalah membicarakan seseorang tanpa sepengetahuan orang tersebut. Pada umumnya, gosip berisi hal-hal yang dinilai kurang pantas menurut kaca mata umum. Pada situasi tertentu, koreksi terhadap perilaku orang lain tidak dapat disampaikan secara langsung, sehingga beredarlah gosip dari mulut ke mulut. Pada dasarnya, gosip merupakan upaya orang lain memperhatikan perilaku kita, apakah sudah sesuai dengan harapan masyarakat atau belum. Tidak semua gosip merupakan bentuk pengendalian sosial, hanya gosip yang membicarakan penyimpangan saja yang berfungsi sebagai pengendalian sosial. Gosip yang berisi desas-desus tanpa dasar atau fitnah bukan bentuk pengendalian sosial. Oleh karena itu, gosip dapat bersifat positif dan juga dapat bersifat negatif. Gosip positif dapat membangun terciptanya kondisi masyarakat menjadi lebih tertib. Akan tetapi, apabila gosip justru memecah belah keutuhan masyarakat, maka gosip tersebut justru merugikan. Desas-desus adu domba adalah contoh gosip yang berbahaya, sedangkan gosip yang bertujuan mengritik perilaku seseorang tanpa unsur agitasi dapat membuat seseorang mawas diri. Reaksi orang yang dilanda gosip untuk menghentikan gosip adalah dengan mengoreksi perilakunya. Misalnya, seorang gadis digosipkan sebagai perempuan nakal karena sering pulang larut malam. Setelah dia mengetahui dirinya menjadi bahan gosip, maka dia berusaha menghentikan kebiasaan buruknya. Tentu tidak semua orang demikian, sebab ada orang yang kurang peka terhadap gosip.