Teguran Pemberian Penghargaan dan Hukuman

147 Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial pelaku penyimpangan sadar dan jera akan kesalahannya, dan diharapkan tidak diulangi lagi. Hukuman yang diterima seseorang menjadi peringatan bagi orang lain agar tidak ikut-ikutan melanggar norma.

d. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses pendewasaan anak. Melalui pendidikan, seorang anak dikenalkan, dibiasakan, dan dituntun untuk patuh kepada berbagai nilai dan norma sosial yang ada di masyarakat. Nilai dan norma itu ditanamkan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada seorang anak melalui pendidikan. Inilah arti penting pendidikan sebagai salah satu cara pengendalian sosial. Pendidikan terdiri atas tiga macam, yaitu pendidikan di dalam keluarga pendidikan informal, di sekolah pendidikan formal, dan di masyarakat pendidikan nonformal. Ketiganya saling mendukung. Optimal atau tidaknya peran pendidikan sebagai cara pengendalian sosial sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1 keteladanan pendidik, yaitu seorang pendidik yang simpatik akan lebih berhasil daripada yang kurang simpatik; 2 teknik pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan akan berhasil bila caranya tepat dan sarananya mendukung; 3 kondisi yang tepat yaitu kondisi yang berhubungan dengan segala hal baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut menentukan keberhasilan pendidikan;

e. Melalui Agama

Agama merupakan suatu sistem kepercayaan yang didalamnya ter- kandung sejumlah nilai dan norma yang harus dipatuhi pemeluknya. Nilai dan norma itu menjadi tuntunan bagi manusia dalam berinteraksi de- ngan Tuhan, dengan sesama manu- sia, dan dengan lingkungan alam. Dengan menjadi pemeluk agama yang baik, berarti seseorang telah mematuhi sejumlah norma yang sa- ngat dibutuhkan dalam kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, agama dapat dijadikan sarana sebagai pen- gendalian sosial. Gambar 5.7 Agama menuntun orang berbuat baik dan benar. Sumber: Gatra, 10 Desember 2006 dan Indonesia Indah 148 Sosiologi SMAMA Kelas X Orang yang memiliki kadar keimanan tinggi akan dapat memahami, bahwa semua norma dalam agamanya mengandung manfaat yang baik bagi kehidupannya. Kadar keimanan yang tinggi hanya dapat dicapai apabila kita rajin mengkaji, mempelajari dan mendalami makna yang terkandung di dalam setiap ajaran agama. Oleh karena itu, orang yang benar-benar beriman adalah mereka yang hidupnya bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarganya, dan ma- syarakatnya.

3. Lembaga Pengendalian Sosial

Pengendalian sosial tidak mungkin terjadi jika tidak ada yang melak- sanakannya. Orang atau badan yang mengawasi, mengatur, mengontrol, atau memberi contoh demi terpeliharanya ketertiban sosial disebut lembaga pengen- dalian sosial. Berikut ini dijelaskan empat lembaga pengendali sosial.

a. Polisi

Polisi berperan dalam mencegah dan menangani kejahatan. Secara preventif, polisi bertugas memberikan penyuluhan mengenai kesadaran hukum dan sosialisasi berbagai peraturan dan undang-undang. Tanggung jawab utama polisi justru pada penanganan tindak kejahatan yang ada di masyarakat, seperti pencurian, penganiayaan, penghinaan, pembunuhan, penodongan, perkelahian, perusakan, perampokan, penipuan, pencemaran nama baik, pemalsuan, dan lain-lain. Apabila suatu kejahatan terjadi di masyarakat, maka polisi bertugas menangkap, memeriksa atau menyidik pelakunya. Setelah diperoleh keterangan cukup, kemudian pelaku diajukan ke pengadilan.

b. Pengadilan

Pengadilan berfungsi menentukan kepastian hukum bagi para pelanggar norma hukum. Selain itu, pengadilan juga bertugas mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa dalam urusan perdata. Keputusan yang dikeluarkan pengadilan mengacu kepada ketentuan hukum positif. Namun, sebelum mengambil keputusan, pengadilan menggelar sidang terlebih dahulu. Dalam sidang itu, pihak penyidik polisi mengajukan berkas perkara yang berisi uraian tindak kejahatan secara rinci dengan disertai bukti-bukti dan saksi-saksi. Di dalam sidang pengadilan, perkara diperiksa kembali dengan menghadirkan saksi-saksi. Ada tiga pihak yang berperan di dalam persidangan, yaitu hakim se- bagai pemutus perkara, jaksa berperan mengajukan tuntutan hukum sesuai ketentuan hukum tertulis dengan disertai bukti-bukti yang memberatkan tuntutan, dan pembela pengacara yang berusaha membantah semua tuntutan dengan bukti-bukti yang meringankan. Gambar 5.8 Lembaga peradilan tertinggi merupakan puncak harapan kehidupan bernegara yang tertib, bersih, dan adil. Sumber: Gatra, 9 Agustus 2006