Penerapan Pengetahuan Sosiologi bagi Pembuat Keputusan

167 Penerapan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat Semua informasi mengenai hal itu diperoleh melalui penelitian sosiologi. Baru setelah semua informasi itu terkumpul, maka pimpinan perusahaan dapat memutuskan bentuk dan besarnya ganti rugi kepada setiap korban. Bagaimana tata cara penyalurannya pun perlu dikaji secara sosiologi, sebab jika tidak justru akan menimbulkan persoalan sosial baru di masyarakat; seperti yang terjadi pada beberapa kasus pembagian uang bantuan langsung tunai BLT oleh pemerintah. Masukan dari sosiologi bukanlah satu-satunya dalam upaya pemecahan masalah sehari-hari yang dialami masyarakat. Para pembuat keputusan masih membutuhkan masukan-masukan lain dari berbagai bidang ilmu. Misalnya, untuk kasus kebocoran lumpur panas di Jawa Timur, informasi hasil penelitian geologi, ekonomi, dan geografi juga dapat membantu dalam membuat keputusan. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah sehari-hari di masyarakat bersifat multidisipliner melibatkan banyak disiplin keilmuan. Justru karena diperlukan pendekatan multidisipliner inilah, maka pengetahuan sosiologi senantiasa turut berperan dalam berbagai penanganan persoalan sehari-hari. Uraian di atas menjelaskan bahwa pengetahuan sosiologi turut memberikan pemahaman terhadap persoalan yang terjadi. Pemecahan persoalan tidak mungkin dilakukan secara efektif tanpa didasari oleh pemahaman yang mendalam. Di sinilah wujud nyata penerapan sosiologi.

2. Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Mengatasi Masalah Sosial

Masalah sosial adalah gejala-gejala yang berlangsung secara tidak normal di masyarakat. Suatu gejala sosial dikatakan tidak normal apabila unsur-unsur masyarakat dan kebudayaan tidak berfungsi secara harmonis, sehingga menimbulkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan. Dalam keadaan normal, unsur-unsur itu terintegrasi secara harmonis. Namun, dalam masyarakat yang mengalami perubahan, biasanya ketidakharmonisan menyebabkan timbulnya kepincangan sosial. Masalah sosial berkaitan dengan nilai dan norma sosial, lembaga sosial, dan interaksi sosial. Nilai sosial dan norma sosial menjadi ukuran moral di dalam masyarakat, sedangkan lembaga-lembaga kemasyarakat- an sebagai saluran pemenuhan kebutuhan manusia. Masalah sosial mengganggu kelestarian fungsi-fungsi dalam masyarakat, berlawanan dengan hukum, dan bersifat merusak, sehingga perlu diatasi. Berbagai masalah sosial yang muncul antara lain kejahatan, konflik antar- kelompok etnik, kemiskinan, pengangguran, penyakit, perceraian, kejahatan, pelacuran, kenakalan anak delinkuen, dan lain-lain. Berikut dijelaskan beberapa persoalan sosial yang menonjol di masyarakat. 168 Sosiologi SMAMA Kelas X

a. Kemiskinan

Dalam masyarakat modern yang ru- mit, kemiskinan menjadi masalah sosial. Kemiskinan dianggap sebagai kegagalan yang disebabkan oleh tidak berfungsinya lembaga-lembaga perekonomian. Ke- miskinan bagi masyarakat modern juga bukan lagi diartikan sebagai kekurangan pangan, pakaian, atau perumahan, me- lainkan diukur dengan tuntutan hidup yang semakin tinggi. Orang-orang mo- dern merasa miskin apabila belum me- menuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan pokok maupun bukan. Kemiskinan yang menjadi pusat perhatian sosiologi terutama berkaitan dengan kekurangan pangan dan rendahnya tingkat kesejahteraan yang banyak dialami masyarakat. Untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan diperlu- kan berbagai upaya nyata, dan agar upaya yang dilakukan tidak salah arah atau salah sasaran, perlu pengetahuan yang memadai mengenai masalah kemiskinan yang dihadapi. Kemiskinan akibat kegagalan panen, tidak sama dengan kemiskinan akibat bencana alam. Untuk menerapkan cara dan langkah yang tepat sesuai kenyataan yang ada, perlu penelitian sosiologis. Di sinilah bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam upaya mengatasi kemiskinan.

b. Kejahatan

Mengapa penebang liar bebas mem- babat hutan? Apa akibat yang akan tim- bul dan bagaimana cara mengatasi itu se- mua? Pengetahuan sosiologi dapat mem- bantu memecahkannya. Kejahatan adalah bentuk masalah sosial tertua. Kejahatan timbul karena orang berusaha memenuhi kebutuhan hi- dupnya dengan cara melanggar norma hukum dan moral. Sementara itu, hukum mengatur perilaku orang agar tidak merugikan masyarakat. Tingkat kejahatan di masyarakat dipengaruhi oleh komposisi penduduk dan konflik dalam masyarakat; baik konflik budaya, ekonomi, maupun ras. Semakin pesat perubahan sosial di suatu masyarakat biasanya semakin tinggi pula angka kejahatan yang terjadi. Angka kejahatan di masyarakat tradisional Gambar 6.4 Penebangan hutan secara radikal merupakan salah satu wujud kejahatan lingkungan hidup. Foto: Penggundulan hutan. Sumber: Indonesia Heritage Gambar 6.3 Pengetahuan sosiologi diperlukan guna mengatasi masalah seperti ini. Sumber: Tempo, 15-21 Agustus 2005,