149
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Berdasarkan perkara, hakim memutuskan jenis dan kadar hukuman yang dijatuhkan. Apabila keputusan hakim sudah dikeluarkan, berarti secara hukum
pihak-pihak yang berperkara telah mendapat kepastian hukum. Kepastian hukum itu bersifat tetap dan mengikat. Dengan begitu, orang yang diajukan ke
pengadilan sudah resmi mendapat hukuman yang setimpal dan seadil-adilnya berdasarkan keyakinan hakim yang memutus perkaranya. Ada keputusan hakim
yang lebih lunak dibanding tuntutan jaksa, tetapi ada pula keputusan yang justru lebih berat daripada tuntutan jaksa. Semua itu tergantung dari berbagai faktor
dan hal yang terungkap dalam persidangan di pengadilan.
c. Lembaga Adat
Lembaga adat terdiri atas nilai- nilai budaya, norma-norma hukum
adat, dan aturan-aturan yang saling berkaitan, lengkap dan utuh. Sistem
yang terbentuk bersifat tradisional, magis, dan religius. Ketradisionalan-
nya terletak pada struktur organisasi dan jalinan kerjanya yang tidak
berdasarkan prinsip-prinsip organi- sasi modern. Sanksi pelanggaran
didasarkan pada kepercayaan ke- agamaan maupun kepercayaan
kepada hal-hal yang bersifat magis.
Lembaga adat mengatur pergaulan, perkawinan, mata pencaharian, cara berpakaian, bangunan rumah, upacara keagamaan, dan semua perilaku sosial.
Jika seseorang melakukan penyimpangan perilaku, lembaga adat telah siap dengan segala perangkat penanganannya. Keputusan diambil oleh forum
musyawarah para tokoh adat. Sanksi adat dapat berupa pengucilan, teguran, denda, dan lain-lain. Demikianlah cara kerja lembaga adat dalam pengendalian
sosial.
d. Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat adalah orang yang oleh warga masyarakat dianggap memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan itu dapat berupa kemampuan, penge-
tahuan, perilaku, usia, atau status sosial tertentu. Dengan kelebihan itu, seorang tokoh dianggap sebagai pemimpin dan memiliki legitimasi kuat di mata warga
masyarakat. Legitimasi membuat tokoh masyarakat menjadi suri teladan bagi warga lainnya. Selanjutnya, keteladanan memengaruhi orang lain sehingga
berfungsi efektif untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
Tokoh masyarakat bisa merupakan pemimpin formal maupun informal. Tokoh yang diangkat secara resmi oleh pemerintah tergolong pemimpin formal.
Adapun tokoh yang bukan karena pengangkatan oleh pemerintah disebut tokoh informal.
Gambar 5.9 Di zaman modern sekalipun, lembaga adat masih berfungsi.
Foto: Warga Badui Dalam.
Sumber: Robert
150
Sosiologi SMAMA Kelas X
Seorang ketua rukun tetangga atau kepala desa adalah tokoh masyarakat yang bersifat formal. Di dalam masyarakat desa, kedua tokoh itu sangat berperan
dalam menyelesaikan berbagai persoalan warga. Misalnya, apabila ada dua orang bersengketa soal batas tanah, mereka mengadu kepada ketua RT atau
kepala desa. Di depan kedua tokoh itu persoalan dapat diselesaikan. Bahkan, seorang kepala desa dapat memutuskan hampir semua persoalan yang
mengganggu hubungan sosial di desa. Mulai dari perkawinan, pembagian harta waris, jual beli, pencurian, perselingkuhan, pernikahan, perkelahian dan lain-
lain.
Tokoh informal dapat berupa pemuka agama, datuk, atau tetua adat. Ber- bagai masalah dalam kehidupan warga diadukan kepada para tokoh itu. Datuk
dan tetua mengurusi persoalan yang berhubungan dengan adat dan tradisi, sedangkan pemuka agama menjadi suri teladan bagi warga masyarakat.
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada guru untuk dinilai
1. Dalam seminggu terakhir, identifikasikan gosip yang melanda diri Anda Tulis dan periksa apakah isi gosip itu sesuai dengan kenyataan atau
tidak Berusahalah bersikap objektif 2. Di daerah Anda tentu ada seorang tokoh masyarakat yang berpengaruh,
misalnya seorang kyai, pendeta, pejabat atau lainnya. Lakukan wawan- cara dengan warga masyarakat sekitar tempat tinggal tokoh tersebut
mengenai tanggapan mereka terhadap tokoh yang bersangkutan. Laporkan hasil wawancara Anda kepada guru
Kerjakan di buku tugas Anda Jawablah dengan tepat
1. Apakah yang dimaksud dengan pengendalian sosial? 2. Bentuk pengendalian sosial apa yang Anda ketahui?
3. Apakah yang disebut dengan lembaga pengendalian sosial? 4. Jelaskan peran polisi dalam pengendalian sosial
5. Bagaimana peran seorang pemuka agama dalam upaya pengendalian
sosial?
Aktivitas Siswa
Pelatihan