Pelanggaran Norma Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Mengatasi Masalah Sosial

171 Penerapan Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat norma. Apabila seseorang ketagihan alkohol alkoholisme, maka perilakunya akan menyimpang dari norma-norma sosial. Mereka tidak saja merugikan diri sendiri, tetapi juga membahayakan orang lain. Seorang pria diharapkan menjalani peran sebagai pria atau ayah apabila dia berumah tangga. Wanita diharapkan menjalani peran sebagai wanita, ibu, atau istri apabila berumah tangga. Inilah pembagian peran yang lazim di dalam masyarakat. Oleh karena itu, apabila seseorang menjalani peran sebagai homoseks, maka dia dianggap telah melanggar norma-norma yang berhubungan dengan perilaku seksual. Sebab, homoseksual berarti perilaku yang mengutama- kan sesama jenis kelamin sebagai mitra seks. Pria yang memilih sesama pria sebagai pasangannya disebut homoseks atau gay, sedangkan wanita yang mencintai wanita disebut lesbian. Masalah-masalah yang timbul sebagai akibat pelanggaran nilai dan norma sosial seperti yang dijelaskan di atas juga perlu ditangani. Semakin banyak masalah sosial terjadi, berarti semakin buruk kondisi masyarakat. Pengetahuan sosiologi sangat diperlukan dalam upaya-upaya ini.

e. Kependudukan

Suatu masyarakat dengan laju pertumbuhan terlalu cepat dan per- sebaran tidak merata atau kualitas kesehatan dan pendidikan rendah merupakan masalah sosial. Jumlah penduduk besar merupakan sumber daya pembangunan. Namun, bila persebarannya menumpuk pada suatu lokasi tertentu saja akan men- gakibatkan berbagai persoalan sosial. Kesejahteraan penduduk menurun karena lingkungan padat, kumuh, kurang sarana dan prasarana kehidu- pan, dan persaingan hidup terlalu tinggi. Untuk itu, berbagai upaya pengendalian pertumbuhan dilakukan. Upa- ya tersebut dapat berupa program keluarga berencana, transmigrasi, dan pen- ingkatan kesehatan serta mutu pendidikan. Semua usaha itu memerlukan pengetahuan sosiologi sebelum dilaksanakan. Tidak mungkin pemerintah dapat menyelenggarakan transmigrasi secara baik jika tidak memiliki pengetahuan sosiologis yang cukup, seperti pengetahuan tentang berapa target jumlah penduduk yang harus dipindahkan dalam setahun, daerah mana yang dapat menerimanya tanpa menimbulkan reaksi negatif dari penduduk setempat, bagaimana cara terbaik agar tidak menimbulkan reaksi negatif itu, dan jenis usaha apa yang dapat dikembangkan agar transmigran betah di lokasi. Di samping itu, membanjirnya penduduk dari desa ke kota juga Gambar 6.6 Mengapa penduduk cenderung menumpuk di kota? Bagaimana agar kehidupan desa menarik bagi para pemuda? Pengetahuan sosiologi dapat menjawabnya. rumah kumuh padat Sumber: Haryana 172 Sosiologi SMAMA Kelas X persoalan kependudukan yang terjadi setiap hari. Bagaimana pula menangani ini semua jika tidak melibatkan bantuan sosilogi? Sesungguhnya, bentuk nyata penerapan pengetahuan sosiologi dalam masalah kependudukan sangatlah banyak.

f. Lingkungan Hidup

Manusia hidup dalam suatu lingkung- an. Di dalam lingkungan terdapat unsur makhluk hidup dan benda-benda mati. Unsur makhluk hidup terdiri atas manu- sia, hewan, dan organisme lain. Unsur benda mati terdiri atas air, udara, tanah, sinar matahari, dan lain-lain. Semua un- sur saling berinteraksi dan saling meme- ngaruhi sehingga membentuk satu ke- satuan yang disebut ekosistem. Apabila semua unsur yang ada dalam ekosistem berfungsi sebagaimana mestinya, maka kehidupan akan berjalan normal. Namun bila ada gangguan, maka kehidupan pun akan terganggu. Gangguan terhadap lingkungan hidup yang sering menjadi masalah sosial adalah polusi atau pencemaran, baik pencemaran udara, pence- maran air, pencemaran tanah, maupun pencemaran suara. Kehidupan sosial manusia yang tidak terlepas dari keberadaan lingkungan hidup akan sangat terpengaruh jika terjadi pencemaran di lingkungannya. Oleh karena itu, pence- maran lingkungan dianggap sebagai bagian dari masalah sosial. Tidak semua masalah lingkungan hidup merupakan akibat dari persoalan kemasyarakatan. Adakalanya disebabkan oleh unsur nonsosial, misalnya letus- an gunung, gempa bumi, dan tsunami. Akan tetapi, dampaknya selalu ber- hubungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Oleh karena itu, penye- lesaian persoalan lingkungan hidup tidak bisa lepas dari peran sosiologi. Setiap persoalan lingkungan hidup membutuhkan kajian sosiologis sebelum ditentu- kan cara terbaik untuk mengatasinya. Misalnya, penanganan korban tsunami di Aceh maupun gempa bumi di Yogyakarta dan Klaten. Penyebab kedua ben- cana itu murni faktor alam. Akan tetapi, kerusakan dan penderitaan yang di- akibatkannya menimpa manusia. Bencana tersebut mengakibatkan berupa pemukiman penduduk, kerusa- kan prasarana transportasi pendidikan dan kesehatan, sarana perekonomian, dan hilangnya mata pencaharian warga masyarakat. Untuk memperbaiki itu semua diperlukan kajian sosiologis yang mendalam. Gambar 6.7 Orang sering mengaitkan banjir dengan penggundulan hutan. Ilmu sosiologi mampu mem- berikan penjelasan lebih mendalam mengapa orang menebangi hutan semaunya. Foto: banjir. Sumber: Solopos, 7 September 2006