Kebudayaan dan Unsur-unsurnya Nilai dan Norma Sosial sebagai Bagian dari Kebudayaan

56 Sosiologi SMAMA Kelas X e. kesenian, f. sistem mata pencaharian hidup, dan g. sistem teknologi dan peralatan. Tujuh unsur kebudayaan ini disebut juga sebagai culture universal, yaitu unsur- unsur yang bersifat menyeluruh dan dapat dijumpai pada setiap kebudayaan manapun di dunia ini. Unsur-unsur tersebut juga itu berhubungan dengan nilai dan norma di masyarakat tempat kebudayaan hidup. Sistem religi dan upacara keagamaan, sistem pengetahuan, dan kesenian berhubungan dengan nilai-nilai rohani. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem teknologi dan peralatan berhubungan dengan nilai material, sedangkan sistem organisasi kemasyarakatan ber- hubungan dengan nilai perserikatan. Sistem organisasi kemasyarakatan terdiri atas nilai kekuasaan dan nilai solidaritas perserikatan. Nilai kekuasaan berhubungan dengan upaya untuk memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik, dan nilai solidaritas ber- hubungan dengan hidup bersama berdasarkan cinta, persahabatan, dan ke- bersamaan. Dalam hal tingkah laku di masyarakat, pada awalnya manusia primitif tidak mengenal norma yang rumit seperti dalam masyarakat kita sekarang. Akan tetapi, dengan semakin berkembangnya masyarakat, dibuatlah norma-norma. Norma-norma itu mengatur hubungan antarmanusia berdasarkan nilai-nilai sosial yang dijunjung bersama. Karena nilai dan norma dibuat oleh manusia, maka nilai dan norma merupakan bagian dari kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan saling terintegrasi. Dengan kata lain, semua unsur saling berkaitan, saling mendukung, dan saling melengkapi. Hubungan antar-unsur kebudayaan sangat harmonis dan saling menyesuaikan. Apabila terjadi perubahan terhadap salah satu atau beberapa unsur, maka unsur-unsur lain akan terpengaruh atau menyesuaikan. Demikian pula, apabila terjadi peru- bahan dalam satu nilai atau norma sosial, maka akan memengaruhi yang lainnya. Perkembangan masyarakat sejalan dengan perkembangan kebudayaannya. Perkembangan kebudayaan sejalan pula dengan perkembangan nilai dan norma sosialnya. Contoh integrasi unsur-unsur kebudayaan ialah ketika pada bulan April 2006 di Indonesia untuk pertama kalinya diterbitkan majalah Playboy. Walau- pun disesuaikan dengan kebudayaan Indonesia namun tetap mengangkat tema utama yang berkisar pada penyebaran pornografi. Hasilnya, penerbitan itu mendapat reaksi keras dari berbagai kelompok masyarakat. Warga masyarakat melakukan protes keras karena mereka menjunjung nilai-nilai ketimuran dan meng-anggap pornografi sebagai ancaman terhadap moral bangsa. Bukan saja majalah yang sudah beredar dirampas dan dibakar, tetapi juga orang-orang yang berada di balik terbitnya majalah itu diadukan ke polisi dalam kasus penye- Nilai dan Norma Sosial 57 baran pornografi. Hal itu merupa- kan pencerminan budaya Indonesia yang secara umum menganggap tabu dan tidak sopan, apabila aurat seseorang dipertontonkan di depan umum baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media apa saja. Nilai-nilai moral dalam kebu- dayaan Indonesia mengatur soal itu. Namun, ada sekelompok orang de- ngan alasan kebebasan pers menco- ba memaksakan nilai budaya asing kepada masyarakat Indonesia, maka terjadilah perlawanan. Hal ini disebab- kan, nilai liberal negara asing bertentangan dengan nilai-nilai moral kebudayaan Indonesia yang menjunjung tinggi sopan santun.

2. Perubahan Kebudayaan dan Pergeseran Nilai Sosial Masyarakat

Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, melainkan selalu berubah sejak pertama kali terbentuk. Perkembangan kebudayaan diawali dengan timbulnya bahasa sebagai sarana komunikasi antarmanusia. Bahasa juga berfungsi untuk menyimpan gagasan-gagasan baru. Jika gagasan itu bermanfaat, maka disimpan dalam bentuk konsep-konsep yang dilambangkan dengan kata-kata. Selanjutnya, gagasan itu diwariskan dari generasi ke generasi lewat proses pembelajaran. Sejalan dengan kemajuan akal, bahasa, dan peralatan yang dikembangkan, maka semakin kompleks pula kehidupan manusia. Kompleksitas itu pada akhirnya melahirkan unsur-unsur lain sebagai satu kesatuan dalam kebudayaan. Perkembangan kebudayaan suatu masyarakat merupakan serangkaian proses. Proses tersebut meliputi eksperimen, penemuan, pengesahan, pelem- bagaan, pembudayaan, dan disambung dengan proses eksperimen berikutnya. Setiap kali manusia membutuhkan sesuatu dan berusaha untuk memenuhinya, eksperimen segera dilakukan. Begitulah, proses perubahan itu tidak pernah berhenti. Unsur-unsur kebudayaan saling berhubungan sehingga perubahan salah satu unsur akan memengaruhi unsur yang lain. Kebudayaan dapat berubah ke arah semakin baik atau justru semakin buruk. Nilai sosial merupakan bagian penting dalam kebudayaan. Perilaku warga masyarakat dianggap sah atau dibenarkan secara moral, apabila tidak ber- tentangan dengan nilai sosial yang berlaku. Karena nilai sosial menjadi bagian dari kebudayaan, maka perubahan kebudayaan berpengaruh terhadap peru- bahan nilai dan norma sosial. Selanjutnya, pergeseran nilai sosial berpengaruh terhadap norma-norma sosial. Norma sosial yang paling terpengaruh adalah kebiasaan folkways dan tata kelakuan mores. Secara umum, pergeseran nilai berhubungan dengan modernisasi yang dialami masyarakat. Gambar 2.10 Suatu kasus pemaksaan nilai-nilai asing ke dalam nilai kehidupan Indonesia. Foto: Demonstrasi anti majalah playboy, dan demonstrasi anti pornografipornoaksi. Sumber: Haryana 58 Sosiologi SMAMA Kelas X Modernisasi telah mengubah desa menjadi kota. Masyarakat desa yang semula hidup sederhana berubah menjadi masyarakat kota. Nilai-nilai tradisional desa bergeser menjadi nilai-nilai hidup modern orang kota. Masyarakat desa menganut nilai-nilai kerukunan, solidaritas, kekeluargaan, dan tidak menganggap materi sebagai tujuan utama. Setelah modernisasi melanda dan berubah menjadi masyarakat kota, maka nilai-nilai tersebut mulai bergeser. Nilai-nilai hidup modern yang praktis, efisien, materialistis, dan penuh persaingan menggantikan nilai-nilai lama. Paling tidak, terjadi penurunan kadar nilai. Semakin rumit struktur suatu ma- syarakat, nilai-nilai sosialnya juga sema- kin kompleks dan terjadi kontroversi nilai. Kontroversi nilai adalah keadaan saling bertentangan antarnilai yang dianut masyarakat. Sebagai contoh, dalam masyarakat modern sekarang ini, nilai efisiensi kehematan dijadikan patokan dalam mengelola suatu organi- sasi terutama perusahaan. Namun di sisi lain, kebudayaan modern ternyata amat memboroskan sumber daya alam. Hak-hak asasi manusia juga gencar didengung-dengungkan. Di sisi lain, kebebasan pers, liberalisme, dan perdagangan bebas telah menghancurkan hak- hak masyarakat terbelakang untuk bertahan. Dibangunnya sarana perhubungan dan komunikasi membuat keterisola- sian masyarakat tradisional terkuak. Masyarakat mulai berhubungan dengan masyarakat lain sehingga masuklah pengaruh baru dari luar. Sifat masyarakat tradisional yang cenderung konservatif, stabil, dan menolak perubahan berge- ser menjadi proaktif terhadap perubahan. Semakin terbukanya akses informasi dari luar, pengaruh perubahan semakin besar. Media massa yang setiap detik menyebarkan pengaruh dari luar semakin mempercepat bergesernya nilai-nilai sosial. Gambar 2.11 Nilai tradisi telah berganti nilai modernitas. Sumber: Haryana Foto: desa yang damai Foto: kota yang sibuk. Gambar 2.12 Sampai kapankah masyarakat tra- disional mampu mempertahankan nilai sosial asli mereka? Sumber: Indonesian Heritage, Manusia dan Lingkungan