Hakikat Menulis Deskripsi Teori

d Secara konotatif, kata-kata diperhitungkan agar mampu memberikan efek tertentu pada diri pembacanya. Dengan demikian diksi merupakan media yang digunakan penyair dalam mengungkapkan gagasannya dalam sebuah puisi. 2 Citraan Citraan adalah kesan yang terbentuk dalam imajinasi melalui sebuah kata atau rangkaian kata yang sering kali merupakan anganangan. Menurut Sayuti 2008: 170, citraan merupakan gambaran pengalaman indera, dalam puisi, yang tidak hanya terdiri dari gambaran mental saja, tetapi sesuatu yang mampu pula menyentuh atau menggugah indera-indera yang lain. Menurut Sayuti 2008: 174, macam-macam citraan dalam puisi sesuai dengan jenis indera atau perasaan yang ingin digugah atau yang ingin dikomunikasikan penyair adalah sebagai berikut. a Citra visual, yang berhubungan dengan indera penglihatan. b Citra auditif, yang berhubungan dengan indera pendengaran. c Citra kinestetik, yang membuat sesuatu yang ditampilkan tampak bergerak. d Citra termal atau rabaan, yang berhubungan dengan indera peraba. e Citra penciuman, yang berhubungan dengan indera penciuman. f Citra pencecapan, yang berhubungan dengan indera pencecapan. 3 Bahasa Kias Menurut Sayuti 2008: 195, bahasa kias merupakan cakupan semua jenis ungkapan bermakna lain dengan makna harfiahnya yang bisa berupa kata, frase, ataupun satuan sintaksis yang lebih luas. Bahasa kias atau biasa disebut dengan gaya bahasa yang merupakan gaya yang diwujudkan secara khas oleh penyair terhadap puisi yang dituliskan dengan tujuan fungsi estetis puisi. Sayuti 2008: 195 bahasa kias yang paling sering digunakan dalam puisi dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar, yaitu kelompok pembandingan metafora-simile, penggantian metomini-sinekdok, dan pemanusiaan personifikasi. 4 Persajakan Dalam puisi dikenal adanya persajakan, yakni pola estetika bahasa yang dibangun secara sadar berdasarkan ulangan suara Sayuti, 2008: 103. Secara luas persajakan dapat diartikan sebagai kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu di dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi di akhir kata, maupun yang berupa perulangan bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan tertentu secara teratur Sayuti, 2008: 104. 5 Makna Dalam sebuah puisi makna digali dari proses pembacaan puisi dengan perbandingan bait demi bait yang menggunakan media bahasa. Pada hasil penggalian makna ini akan ditemukan perasaan penyair terhadap puisinya dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut. Makna puisi merupakan praksis transformasi yang dilakukan secara sadar oleh pembaca. Hal ini dikarenakan bahasa puisi cenderung mengintegrasikan satuan-satuan ekspresi dari tahapan arti secara mimesis ke tahapan makna secara semiosis. Untuk mengetahui makna yang terdapat pada sebuah puisi, pembaca harus melalui proses pembacaan mimesis. Pembongkaran dimulai dari tahapan membaca baris-baris puisi dari awal hingga