Pengertian Puisi Sumber Belajar

Menurut Sayuti 2008, terdapat beberapa jenis sajak, di antaranya pertama, dilihat dari segi bunyi dikenal sajak sempurna, sajak paruh, sajak mutlak, asonansi, aliterasi, dan anafora. Sajak asonansi merupakan persamaan bunyi berupa vokal yang berjarak dekat. Sajak aliterasi merupakan persamaan bunyi berupa konsonan yang berjarak dekat. Sajak anafora merupakan ulangan bunyi pada awal baris. Kedua, dilihat dari segi posisi kata meliputi sajak awal, sajak tengah sajak dalam, dan sajak akhir. Ketiga, dilihat dari segi hubungan antarbaris tiap bait terdiri dari sajak merata terus, sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk. e. Makna Secara sederhana makna berkenaan dengan hal yang secara aktual atau secara nyata dibicarakan dalam puisi Sayuti, 2008: 348. Dalam sebuah puisi makna digali dari proses pembacaan puisi dengan bentangan bait demi bait yang menggunakan media bahasa. Sebuah puisi akan ditemukan maksud dari penyair tersebut. Pada hasil penggalian makna ini akan ditemukan perasaan penyair terhadap puisinya dan amanat yang terkandung dalam puisi tersebut. Makna puisi merupakan praksis transformasi yang dilakukan secara sadar oleh pembaca. Hal ini dikarenakan bahasa puisi cenderung mengintegrasikan satuan-satuan ekspresi dari tahapan arti secara mimesis ke tahapan makna secara semiosis. Untuk mengetahui makna yang terdapat pada sebuah puisi, pembaca harus melalui proses pembacaan mimesis. Pembongkaran dimulai dari tahapan membaca baris- baris puisi dari awal hingga akhir, dari judul, bait pertama hingga terakhir dengan mengikuti bentangan sintagmatik. Inilah yang disebut pembacaan heuristik Sayuti, 2008: 349. Sayuti 2008: 349 menjelaskan, dalam memahami arti puisi secara heuristik diperlukan kesediaan pembaca dalam 1 menerima ketidaksejajaran dalam kata; 2 kemampuan mengidentifikasikan kiasan dan sarana retorik; 3 kemampuan mengenali apakah suatu kata atau frase tertentu mengandung pengertian harfiah atau tidak; 4 kemampuan menunjukan