Wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

79 pertanyaan yang diberikan oleh guru secara lisan. Begitu juga saat mengerjakan soal tertulis, siswa belum bisa mengerjakan soal secara mandiri dan membutuhkan waktu yang lama saat mengerjakan. Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat disimpukan bahwa penggunaan media pembelajaran di kelas II SD Eksperimental Mangunan belum optimal.

b. Wawancara

Kegiatan wawancara pada penelitian ini ditujukan kepada kepala sekolah, guru kelas II, dan siswa kelas II. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dalam melaksanakan wawancara kepada narasumber. Pedoman wawancara sebelumnya telah divalidasi oleh ahli IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Kegiatan wawancara yang pertama ditujukan kepada kepala sekolah. Wawancara yang dilaksanakan terkait dengan ketersediaan media pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, penelitian yang pernah dilakukan mengenai media pembelajaran dan informasi yang berkaitan dengan sekolah seperti prestasi pada bidang akademis dan non akademis, serta mengenai nilai hasil ujian nasional terutama pada mata pelajaran IPA. Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti telah melakukan validasi instrumen pedoman wawancara kepada ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Pedoman wawancara kepala sekolah yang telah divalidasi oleh ahli IPA dan ahli Montessori dengan hasil seperti pada tabel 4.3 berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 I 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 47 3,92 II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 47 3,92 Rerata 47 3,92 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli, didapatkan skor rerata 3,92. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 69, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman wawancara dengan kepala sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 148. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara Kepala Sekolah yang disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah No. Item Komentar Ahli 2 Ditambah “bagaimana penyimpanan dan perawatannya” Komentar dari para ahli pada tabel 4.4 menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Wawancara dengan kepala sekolah dilaksanakan pada 12 November 2016. Transkrip wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 154. Berikut ini hasil transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah yang disajikan pada tabel 4.5. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Informasi berkaitan dengan sekolah 1 dan 2 Dalam bidang akademis prestasi yang diraih adalah juara I olimpiade sains tingkat kecamatan pada tahun 2014. Dalam bidang non akademis terdapat beberapa prestasi yang diraih, yaitu juara I catur gugus tingkat kecamatan, juara II lomba futsal tingkat gugus, dan juara II festival dolanan anak tingkat kabupaten tahun 2015. Hasil Ujian Nasional UN 5 tahun terakhir kurang stabil dengan perubahan yang drastis setiap tahun. Pada tahun pelajaran 2011 2012 rata-rata nilai UN IPA adalah 61,8. Pada tahun pelajaran 2012 2013 rata-rata nilai UN IPA adalah 75,1. Pada tahun pelajaran 2013 2014 rata-rata nilai UN IPA adalah 70,7. Pada tahun pelajaran 2014 2015 rata-rata nilai UN IPA adalah 67,31. Pada tahun pelajaran 2015 2016 rata-rata nilai UN IPA adalah 83,15. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah 3, 4, 5, dan 6 SD Kanisius Eksperimental Mangunan memiliki media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia , IPS, dan Matematika. Sekolah mendapatkan media pembelajaran tersebut dari hibah dan membuat sendiri atau membeli sendiri. Namun, media pembelajaran yang dimiliki sekolah masih sangat terbatas. Media pembelajaran yang terbatas tersebut dikelola oleh bagian sarana dan prasarana serta setiap akan meminjam disediakan buku peminjaman. Penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA 7, 8, 9, dan 10 Pada pembelajaran IPA, penggunaan media pembelajaran masih sangat jarang karena masih terbatasnya media yang dimiliki sekolah. Penggandaan untuk media pembelajaran terdiri dari dua sampai empat saja, sehingga masih sangat terbatas. Penggunaan media pembelajaran membuat siswa semakin antusias, tingkat pemahaman siswa juga lebih meningkat. Penggunaan media pembelajaran lebih menarik bagi siswa daripada tidak menggunakan media. Penelitian tentang media pembelajaran 11 dan 12 Belum ada penelitian terkait media pembelajaran di SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Wawancara yang kedua ditujukan kepada guru kelas II SD Kanisisus Eksperimental Mangunan. Wawancara yang dilaksanakan terkait dengan ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas, kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA dan usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi guru tersebut dan siswanya. Dalam wawancara dengan guru kelas, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara yang sebelumnya 82 telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 I 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 65 3,82 II 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 66 3,88 Rerata 65 3,85 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel 4., didapatkan skor rerata 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 69, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman wawancara dengan guru oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.5 halaman 158. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara guru yang disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4. 7 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli No. Item Komentar Ahli 2 Ditambah “seberapa sering intensitas penggunaan media pembelajaran” Beberapa komentar dari para ahli pada tabel 4.7 menjadi pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara guru selesai direvisi, peneliti melakukan wawancara kepada guru Kelas II SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Wawancara dilaksanakan pada 13 November 2016. Hasil transkrip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran 1.6 halaman 164. Berikut adalah hasil transkrip wawancara dengan guru yang disajikan pada tabel 4.8. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Guru Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Ketersediaan media pembelajaran di kelas 1, 2, dan 3 Belum memiliki media pembelajaran di kelas. Media pembelajaran diletakkan di perpustakaan dan di ruang laboratorium sekolah. Pada materi bagian-bagian tubuh hewan, guru menggunakan gambar-gambar yang tersedia dalam buku cetak. Penggunaan media pembelajaran di kelas 4, 5, 6, 7, dan 8 Guru pernah menggunakan media pembelajaran. Guru menggunakan media berupa gambar binatang dan tumbuhan serta dengan kartu domino. Siswa lebih aktif saat menggunakan media pembelajaran. Siswa menggunakan media pembelajaran dengan bimbingan dari guru terlebih dahulu. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi IPA 9, 10 dan 11 Guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi IPA. Materi yang sulit disampaikan adalah materi yang sifatnya harus bisa diamati dan minimal harus dibantu dengan menggunakan media pembelajaran, misalnya pada materi bagian-bagian tubuh hewan. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 12, 13, 14, dan 15 Siswa mengalami kesulitan dalam materi bagian-bagian tubuh hewan karena sebagian siswa belum pernah melihat secara langsung salah satu hewan yang disebutkan dalam buku cetak. Saat pembelajaran berlangsung, sebagian siswa ada yang aktif dan ada yang pasif. Pada saat ulangan harian, sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah 70. Siswa yang mendapat nilai di atas 70 yaitu 9 siswa dari 24 siswa. Usaha-usaha yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan- kesulitan tersebut 16 dan 17 Guru berusaha mengenalkan siswa dengan segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan sekolah, yang disesuaikan dengan materi pembelajaran IPA. Misalnya, guru mengajak siswa untuk melakukan pengamatan terbatas pada hewan yaitu ayam yang ada di sekolah untuk mengenalkan materi. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh gambaran tentang makhluk hidup yang ada di sekitarnya meskipun terbatas. Selain itu, agar siswa semakin memahami materi guru juga memberikan latihan-latihan soal untuk dikerjakan di rumah dan di sekolah. Wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa kelas II SD Kanisisus Eksperimental Mangunan. Wawancara yang dilakukan terkait dengan pembelajaran IPA yang diikuti, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran di kelas dan kesulitan pada materi IPA. Dalam wawancara dengan siswa kelas II, peneliti juga menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis 84 metode Montessori. Hasil validasi instrumen pedoman wawancara dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa Ahli No. Item Total Rerata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 I 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 43 3,90 II 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 42 3,82 III 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4 Rerata 43 3,91 Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel 4.9, didapatkan skor rerata 3,91. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 69, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan. Lembar validasi pedoman wawancara dengan siswa oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 166. Para ahli juga memberikan komentar terhadap instrumen pedoman wawancara siswa yang disajikan pada tabel 4.10. Tabel 4.10 Rekapitulasi Komentar Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli No. Item Komentar Ahli 2 Ditambah “seberapa sering intensitas penggunaan media pembelajaran” Beberapa komentar dari para ahli pada tabel 4.10 menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam melakukan revisi. Setelah pedoman wawancara selesai di revisi, peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas II SD Kanisius Eksperimental Mangunan. Wawancara dilaksanakan pada 12 November 2016. Transkrip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada lampiran 1.8 halaman 170. Berikut adalah hasil wawancara dengan siswa yang disajikan dalam tabel 4.11. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 Tabel 4.11 Hasil Wawancara dengan Siswa Topik Pertanyaan No. Item Hasil Wawancara Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang terjadi selama ini 1 dan 2 Pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini menyenangkan. Penggunaan media pembelajaran di dalam pembelajaran IPA 3 dan 4 Guru pernah menggunakan media pembelajaran berupa gambar hewan dan tumbuhan. Guru tidak menggunakan media pembelajaran saat melakukan pembelajaran IPA materi tentang bagian-bagian tubuh hewan. Siswa lebih tertarik menggunakan media pembelajaran karena lebih mudah memahami materi. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA 5, 6, dan 7 Siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA. Materi yang sulit adalah bagian-bagian tubuh hewan dan kegunaannya. Materi tersebut sulit karena materinya banyak dan susah diingat. Berdasarkan hasil wawancara ketiga narasumber, ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran IPA belum optimal pada materi bagian-bagian tubuh katak dan kegunaannya. Berikut jawaban narasumber dalam bagan 4.1. Bagan 4.1 Triangulasi sumber data wawancara Guru Kelas II tidak memiliki media pembelajaran di kelas, media pembelajaran di letakkan di perpustakaan dan laboratorium. Saat mengenal materi bagian- bagian tubuh hewan, guru menggunakan gambar pada buku cetak. Kepala Sekolah Sekolah memiliki media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia , IPS, dan Matematika. Namun, penggunaan media pembelajaran jarang dilakukan karena keterbatasan jumlah. Penggunaan media pembelajaran lebih menarik perhatian siswa daripada tidak menggunakan media pembelajaran. Siswa Guru tidak menggunakan media pembelajaran saat menjelaskan materi tentang bagian-bagian tubuh hewan. Materi tersebut sulit karena materinya banyak dan susah diingat. Siswa lebih tertarik menggunakan media pembelajaran karena lebih mudah memahami materi. SD Kanisius Eksperimental Mangunan sudah memiliki media pembelajaran. Namun, pada materi bagian-bagian tubuh hewan belum ada media pembelajaran dengan bentuk tiga dimensi. 86 Berdasarkan triangulasi pada bagan 4.1 dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi pembelajaran bagian-bagian tubuh hewan. Siswa mengalami kesulitan karena banyaknya materi sehingga sulit untuk diingat. Guru pun mengalami kesulitan dalam penyampaian. Hal tersebut menjadi permasalahan karena ketersediaan media pembelajaran pada materi bagian-bagian tubuh hewan masih terbatas sehingga dalam penggunaannya kurang optimal. Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran IPA pada materi bagian-bagian tubuh hewan. Saat melakukan wawancara, siswa menjelaskan bahwa materi tersebut sulit dipahami karena siswa belum mengetahui bentuk bagian hewan dan kegunaan yang dimaksud. Hal ini diperkuat dengan hasil observasi yang pernah dilakukan sebelumnya, bahwa siswa kesulitan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa juga kurang mampu menjawab soal secara mandiri dengan jawaban yang tepat. Saat melakukan wawancara dengan guru, guru memberikan pernyataan bahwa siswa yang mendapat nilai di atas 70 dari 24 siswa adalah 9 anak. Permasalahan lain yang ditemukan adalah media pembelajaran yang masih terbatas pada pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa tidak terdapat media pembelajaran IPA di kelas. Berdasarkan hasil wawancara, guru juga menuturkan bahwa beliau lebih sering buku cetak dan memanfaatkan gambar-gambar yang terdapat pada buku cetak sebagai media pembelajaran. Guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam menjelaskan materi. 87

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan

a. Analisis Karakteristik Siswa