130 Tabel 4.34 Hasil Tanggapan Produk Media Pembelajaran oleh Siswa
Siswa No. Item
Total Rerata
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11
Sel 4
4 3
4 4
4 4
4 3
4 4
42 3,82
Al 3
4 4
4 3
4 4
4 4
4 4
42 3,82
Nin 3
3 3
4 4
4 4
4 4
4 4
41 3,72
Sif 4
4 4
3 4
3 4
3 4
4 4
41 3,72
Kay 4
4 4
4 3
4 4
3 3
3 4
40 3,64
Khel 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
44 4
Angy 4
4 4
3 4
4 4
3 4
4 4
42 3,82
Ry 4
4 4
4 4
4 4
4 3
4 3
42 3,82
Ovy 4
3 4
3 4
4 4
4 4
4 3
41 3,72
R 4
4 4
4 4
4 3
4 4
3 4
41 3,72
Rerata 41,6
3,78
Berdasarkan tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa
pada tabel 4.34, didapatkan rerata skor 3,78. Rerata skor tersebut apabila dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman 69, rerata tersebut termasuk dalam
kategori sangat baik. Lembar hasil tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.7 halaman 243.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengembangan Media Pembelajaran Bagian-bagian Tubuh Katak
Berbasis Metode Montessori
Prosedur penelitian dan pengembangan ini dimodifikasi ke dalam lima tahap, yaitu potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal
produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas. Tahap pertama yaitu potensi dan masalah. Pada tahap potensi dan masalah ini, peneliti melakukan
identifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, diketahui ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran
IPA di sekolah masih terbatas. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam mengingat atau memahami materi IPA. Salah satu materi pembelajaran IPA
131 yang dianggap sulit oleh siswa yaitu bagian-bagian tubuh hewan dan
kegunaannya. Materi tersebut dianggap sulit oleh siswa karena terlalu banyak hafalan berkaitan dengan nama bagian dan kegunaannya. Trianto 2012: 11-12
mengemukakan bahwa IPA bukan semata-mata menghafalkan materi ataupun menimbun informasi, akan tetapi lebih kepada memahami informasi yang
diperoleh dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, guru juga mengalami kesulitan dalam memberikan gambaran tentang materi yang
abstrak kepada siswa, yang belum tentu setiap siswa pernah melihat wujud maupun bentuknya. Sekolah sudah memiliki media pembelajaran berupa gambar
hewan katak, namun penggunaannya masih kurang maksimal karena bagian- bagian katak yang ditunjukkan kurang spesifik dan tidak disertai dengan fungsi
atau kegunaannya pada setiap bagian. Piaget mengemukakan bahwa anak usia SD berada pada tahap intuitif dan tahap berpikir konkret harus bekerja dengan benda-
benda konkret dulu sebelum mereka dapat menangkap dan memahami hal-hal yang bersifat abstrak Iskandar, 2001: 30. Berdasarkan hasil kuesioner analisis
kebutuhan guru, 100 guru setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA. Sebanyak 100 siswa berdasarkan hasil
kuesioner analisis kebutuhan siswa juga setuju bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Tahap yang kedua yaitu penyusunan rencana. Pada tahap ini, peneliti merancang desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran,
kuesioner validasi produk, soal tes untuk uji empiris, serta soal pretest dan posttest untuk uji coba lapangan terbatas yang kemudian diuji validitas dan
132 reliabilitasnya. Media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak terdiri dari enam
komponen. Komponen tersebut terdiri dari replika, puzzle, kartu materi, kotak penyimpanan replika, kotak penyimpanan puzzle, dan kotak penyimpanan kartu
materi. Peneliti mengembangkan media pembelajaran replika bagian-
bagian tubuh katak. Replika bagian-bagian tubuh katak digunakan sebagai media siswa dalam mengenal bagian-bagian luar tubuh katak maupun bagian-bagian
dalam tubuh katak. Replika berbentuk timbul pada bagian-bagian dalam tubuh katak, supaya siswa secara langsung dapat memegang dan mengamati setiap organ
yang saling berhubungan. Terdapat 4 warna utama pada replika bagian-bagian dalam katak, yaitu warna hijau yang menghubungkan esofagus sampai dengan
usus besar, warna merah untuk organ jantung, warna biru untuk organ paru-paru, dan warna merah hati untuk bagian hati. Sedangkan pada bagian-bagian luar
tubuh katak, peneliti menggunakan warna dasar hijau sesuai dengan warna tubuh katak pada umumnya.
Pengembangan kedua dilakukan pada puzzle bagian-bagian tubuh katak. Pada puzzle ini terdapat dua bagian, yaitu bagian-bagian dalam tubuh katak dan
bagian-bagian luar tubuh katak. Kedua bagian tersebut dibuat bersusun dan saling menyatu. Pada bagian-bagian dalam tubuh katak terbagi menjadi 7 bagian dan
terdapat 7 warna yang berbeda pada setiap organ untuk membantu siswa membedakan bentuk dan nama-nama organ. Sedangkan pada bagian-bagian luar
katak terbagi menjadi 4 bagian dengan warna dasar hijau. Pengembangan ketiga dilakukan pada kartu materi. Kartu materi terdiri
133 dari tiga bagian, yaitu kartu gambar, kartu nama, dan kartu kegunaan. Kartu
gambar bagian-bagian tubuh katak diberi warna hijau pada bagian tepi. Kartu nama bagian-bagian tubuh katak diberi warna merah pada bagian tepi. Sedangkan
kartu kegunaan bagian-bagian tubuh katak diberi warna kuning pada bagian tepi. Pembedaan warna tersebut untuk membantu siswa dalam menyusun dan
menemukan kartu materi. Pengembangan keempat yaitu kotak penyimpanan kartu materi. Kotak
penyimpanan kartu materi terdiri dari 4 bagian, yaitu bagian untuk kartu gambar, bagian untuk kartu nama, bagian untuk kartu kegunaan, dan bagian untuk
menyusun kartu gambar, kartu nama, dan kartu kegunaan. Kotak penyimpanan kartu materi berwarna coklat disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar
kayu. Pengembangan kelima dilakukan pada kotak penyimpanan replika dan
kotak penyimpanan puzzle. Kotak penyimpanan replika maupun puzzle berfungsi sebagai tempat meletakkan media supaya media terhindar dari benturan benda-
benda yang keras dan supaya lebih tahan lama. Kotak penyimpanan ini berwarna coklat disesuaikan dengan warna alami pada bahan dasar pembuatan kotak
penyimpanan yaitu kayu. Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Media
pembelajaran berbasis metode Montessori mempunyai empat ciri khusus yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, dan auto-education Montessori, 2002: 171-
175. Media pembelajaran
bagian-bagian tubuh katak dikembangkan
berdasarkan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134 menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual. Ciri
kontekstual ditambahkan karena Montessori meyakini bahwa belajar hendaknya juga disesuaikan dengan konteks atau memanfaatkan benda yang
ada di lingkungan sekitar anak Lillard, 2005: 32. Lima ciri media pembelajaran tersebut bisa dilihat melalui pengamatan langsung bentuk media
pembelajaran, maupun pengamatan terkait penggunaan media pembelajaran melalui uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari pewarnaan
media pembelajaran baik replika, puzzle maupun kartu materi. Selain itu ciri menarik juga dapat dilihat dari bentuk media pembelajaran yang unik.
Ciri auto-correction ditunjukkan dengan adanya kartu materi pada media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak. Kartu materi ini terdiri dari kartu
gambar dengan tepi warna hijau, kartu nama dengan tepi warna merah dan kartu kegunaan dengan tepi warna kuning. Ketiga kartu materi yang dibedakan warna
tepinya ini dapat digunakan untuk memeriksa kebenaran dari jawaban siswa ketika menyusun kartu. Selain kartu materi, pada media pembelajaran berupa
puzzle juga terdapat ciri auto-correction. Bentuk setiap bagian puzzle yang dibuat dengan ukuran berbeda memampukan siswa untuk bisa memeriksa kebenaran
jawaban secara mandiri. Ciri auto-education ditunjukkan dengan adanya kartu materi yang
disesuaikan dengan bentuk dan gambar pada bagian-bagian puzzle. Kartu gamber dengan
warna yang
disesuaikan dengan
warna bagian pada puzzle memungkinkan siswa untuk mengetahui nama bagian dan kegunaannya secara
mandiri. Selama uji coba lapangan terbatas, media pembelajaran bagian-bagian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135 tubuh katak dapat dilakukan secara berkelompok.
Ciri bergradasi dapat dilihat dari perbedaan warna untuk setiap bagian- bagian tubuh puzzle dan replika katak. Mulai dari merah muda, merah tua, kuning,
jingga, hijau muda, hijau tua, biru muda, biru tua, coklat dan ungu. Ciri bergradasi juga dapat dilihat dari bentuk 3 dimensi replika bagian-bagian tubuh katak.
Selain itu, ciri bergradasi dapat dilihat juga dari tingkatan usia, karena media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak dapat digunakan untuk siswa kelas II SD
dan siswa kelas III SD. Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran.
Media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak terbuat dari bahan dasar kayu dan kertas. Bahan-bahan tersebut terdapat di lingkungan sekitar, sehingga mudah
untuk dijumpai. Media pembelajaran ini dibuat secara mandiri. Akan tetapi, peneliti juga bekerja sama dengan tukang kayu dalam membuat replika, puzzle,
kotak penyimpanan kartu materi, dan kotak penyimpanan replika maupun puzzle. Tahap yang keempat yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang sudah
selesai dibuat kemudian divalidasikan kepada ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, dan guru kelas II dengan menggunakan kuesioner
validasi produk. Hasil validasi produk akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak. Selain produk media pembelajaran,
album media pembelajaran juga divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli pembelajaran Montessori. Para ahli juga memberikan komentar terhadap album
media pembelajaran. Peneliti kemudian melakukan perbaikan dengan mengganti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136 kata direktris menjadi guru, mengambil gambar kembali agar terlihat lebih terang,
dan memperbaiki penggunaan tanda baca koma. Tahap yang kelima yaitu uji coba lapangan terbatas. Pada tahap ini,
peneliti memberikan soal pretest pada awal pembelajaran sebelum menggunakan media pembelajaran dan posttest pada akhir pembelajaran setelah menggunakan
media pembelajaran. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, terdapat perbedaan nilai yang diperoleh siswa. Nilai yang diperoleh siswa pada saat posttest lebih
tinggi daripada nilai yang diperoleh siswa pada saat pretest. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi
bagian-bagian tubuh katak. Selain itu, peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan produk mengenai media pembelajaran kepada siswa yang diberikan
setelah dilakukan uji coba terbatas. Siswa memberikan penilaian yang sangat baik terhadap media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak. Hasil nilai pretest dan
posttest serta hasil penilaian siswa terhadap produk media pembelajaran akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak.
4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Bagian-bagian Tubuh Katak Berbasis