49 tes. Peneliti kemudian memilih 10 butir soal yang valid sebagai soal pretest dan
posttest. Peneliti kemudian melakukan uji keterbacaan soal kepada siswa di SD setara. Berdasarkan hasil uji keterbacaan, peneliti melakukan revisi kembali
apabila masih terdapat kekurangan pada instrumen tes. Peneliti juga menyusun instrumen kuesioner validasi produk dan
instrumen tanggapan mengenai produk media pembelajaran untuk siswa. Sebelum digunakan, kuesioner validasi produk dan tanggapan mengenai media
pembelajaran terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA, ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori dan guru SD setara untuk mengetahui
kesesuaian bahasa yang digunakan dalam kalimat pernyataan. Setelah divalidasi, kemudian peneliti melakukan revisi untuk memperbaiki kesalahan pada kuesioner.
Selanjutnya instrumen juga diujikan kepada siswa SD setara untuk mengetahui keterbacaan dari kuesioner tersebut, sehingga peneliti dapat mengukur
pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan. Peneliti kembali melakukan revisi terhadap hasil uji keterbacaan siswa SD setara. Setelah melakukan revisi, maka
instrumen uji keterbacaan untuk siswa telah siap untuk digunakan.
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk
Tahapan ketiga dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal produk. Peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan desain yang telah
dirancang. Setelah desain media pembelajaran selesai dibuat, peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan rancangan tersebut. Peneliti membuat media
pembelajaran berdasarkan lima ciri media pembelajaran Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti
50 kemudian mengumpulkan bahan-bahan pembuatan media pembelajaran. Selain
itu, peneliti juga membuat album media pembelajaran dengan tujuan sebagai pedoman penggunaan media pembelajaran yang telah dibuat. Setelah selesai,
maka prototipe media pembelajaran berbasis metode Montessori siap untuk divalidasi.
3.4.4 Validasi Produk
Tahapan keempat dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media pembelajaran dan album yang telah selesai dibuat, selanjutnya divalidasi oleh
beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA dan ahli media pembelajaran berbasis metode Montessori. Validasi tersebut dilakukan untuk menilai kelayakan produk
yang telah dikembangkan sebelum diuji cobakan secara terbatas. Berdasarkan hasil validasi tersebut, peneliti kemudian melakukan analisis kualitas media
pembelajaran. Setelah dianalisis, maka diperoleh produk media pembelajaran dan album media pembelajaran yang siap digunakan dalam uji coba lapangan terbatas.
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
Tahapan kelima pada penelitian dan pengembangan ini adalah uji coba lapangan terbatas. Produk yang telah dibuat diujikan kepada 10 orang siswa di SD
penelitian. Para siswa tersebut diberikan pretest dan posttest untuk mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah penggunaan media pembelajaran.
Pretest diberikan kepada siswa sebelum menggunakan media pembelajaran dan posttest diberikan setelah siswa menggunakan media pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan atau tidak, setelah dilakukan perbandingan antara hasil tes siswa sebelum dan sesudah mengunakan media
51 pembelajaran. Selain itu, guru kelas dan siswa juga memberikan tanggapan
mereka mengenai media pembelajaran yang telah dikembangkan. Berdasarkan validasi produk pada tahap keempat dan uji coba lapangan
terbatas pada tahap kelima maka, peneliti melakukan revisi produk yang terakhir. Penelitian ini dimodifikasi ke dalam lima tahap dengan hasil akhir berupa produk.
Dengan dilakukannya revisi produk pada tahap akhir, maka terciptalah produk media pembelajaran bagian-bagian tubuh katak mata pelajaran IPA SD materi
bagian-bagian tubuh hewan berbasis metode Montessori.
3.5 Teknik Pengumpulan Data