Latar Belakang Masalah PENDAHAHULUAN

BAB I PENDAHAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa di sekolah bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa dengan baik dan benar. Pembelajaran bahasa meliputi pembelajaran empat aspek keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan 1983:1 keterampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak listening skills, keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan keterampilan menulis writing skills. Setiap keterampilan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan proses-proses yang mendasari bahasa. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang menjadi tujuan dari pengajaran bahasa di sekolah. Keterampilan menulis secara langsung memberikan sarana dan membuka jalan untuk melaksanakan kegiatan akademik. Tidak hanya diperlukan bagi kecakapan ekspresi, keterampilan menulis diperlukan juga dalam kegiatan reseptif. Pembelajaran menulis selama ini kurang produktif. Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah, guru dalam menyampaikan pembelajaran menulis banyak menerangkan teori saja yang terkait dengan menulis. Guru tidak memberikan latihan-latihan secara terbimbing dan teratur. Siswa hanya menguasai teori tetapi tidak mahir dalam menerapkan teori tersebut. Latihan yang terbimbing dan teratur sangat berguna untuk 1 2 meningkatkan keterampilan menulis. Dengan menulis siswa mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, ide, dan pendapat serta perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Dengan menulis siswa juga mampu mengembangkan pola pikirnya sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Keterampilan menulis menuntut seseorang untuk berpikir secara kreatif dan produktif. Kompetensi dasar menulis buku harian untuk kelas VII dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah akan pentingnya penguasaan siswa terhadap kemampuan menulis buku harian. Dalam kompetensi dasar tersebut terdapat indikator yang harus dicapai siswa. Indikator dari kompetensi dasar tersebut adalah membuat dan mengembangkan kerangka karangan dengan menggunakan peta konsep dan media foto dan menulis buku harian dengan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar. Untuk mencapai indikator tersebut, diperlukan pembelajaran yang efektif dan inovatif oleh guru. Berdasarkan wawancara dengan guru bahasa Indonesia yang mengajar kelas VII SMP Negeri 1 Ampelgading, khususnya kelas VII E, media pembelajaran yang inovatif sudah berusaha diterapkan dalam pembelajaran menulis buku harian. Antara lain dengan mewajibkan siswa memiliki buku harian sendiri kemudian siswa diminta mengisinya selama satu minggu. Namun, hasil yang diperoleh belum maksimal karena guru belum menerapkan teknik pembelajaran yang membantu dan mendorong siswa mencurahkan pengalamannya dalam buku harian. Disebut belum maksimal berdasarkan jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM di kelas VII E. KKM 3 di SMP Negeri 1 Ampelgading adalah 75. Rata-rata kelas VII E adalah 73.5. Siswa VII E tahun ajaran 20102011 yang mencapai KKM berjumlah 28 siswa dari 40 siswa atau hanya 70 , sedangkan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 12 siswa atau 30 dari jumlah siswa VII E. Seiring perkembangan teknologi, banyak siswa yang tidak terbiasa menulis buku harian. Bahkan tidak pernah menuangkan pengalaman dan perasaannya dalam buku harian sehingga siswa kurang mampu mengungkapkan gagasannya dalam buku harian. Hal tersebut mengakibatkan rendahnya keterampilan menulis, khususnya menulis buku harian. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di SMP Negeri 1 Ampelgading, Pemalang, penggunaan bahasa yang kurang ekspresif menjadi faktor penyebab rendahnya keterampilan siswa menulis buku harian. Faktor yang lain adalah minat, ada perbedaan minat siswa laki-laki dan perempuan dalam menulis buku harian. Siswa perempuan cenderung lebih antusias dan berminat dalam menulis buku harian dibanding siswa laki-laki. Rendahnya keterampilan siswa dalam menulis buku harian juga dapat dilihat banyaknya siswa yang tidak mencantumkan tanggal atau keterangan waktu dalam penulisan buku harian. Pembelajaran keterampilan menulis buku harian tidaklah mudah karena kompetensi ini diajarkan pada siswa kelas VII semester satu yang masih dalam peralihan jenjang pendidikan sekolah dasar ke sekolah menengah pertama. Kosakata yang dimiliki siswa masih minim sehingga menjadi salah satu kendala juga dalam pembelajaran keterampilan menulis, khususnya menulis buku harian. 4 Oleh karena itu, dalam pembelajaran keterampilan menulis buku harian diperlukan pembelajaran dan teknik yang inovatif serta tepat. Pembelajaran yang inovatif diperlukan karena hasil-hasil pengajaran dan pembelajaran berbagai studi terbukti selalu kurang memuaskan berbagai pihak yang berkepentingan stakeholder. Hal tersebut setidak-tidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, perkembangan kebutuhan dan aktivitas berbagai bidang kehidupan selalu meninggalkan proseshasil kerja lembaga pendidikan atau melaju lebih dahulu daripada proses pengajaran dan pembelajaran sehingga hasil- hasil pengajaran dan pembelajaran tidak cocok dengan kenyataan kehidupan yang diarungi oleh siswa. Kedua, pandangan-pandangan dan temuan-temuan kajian yang baru dari berbagai bidang tentang pembelajaran dan pengajaran membuat paradigm, falsafah, dan metodologi pembelajaran yang ada sekarang tidak memadai atau tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan dan kenyataan negatif tentang hasil pengajaran dan pembelajaran menuntut diupayakan pembaharuan paradigma, filsafah, dan metodologi pengajaran dan pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan mutu dan hasil pembelajaran dapat makin baik dan meningkat. lam Pembelajaran kuantum merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kuantum berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya “suggestology” atau “suggestopedia”. Prinsipnya adalah sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apa pun memberikan sugesti positif ataupun negatif. Istilah lain yang hampir dapat 5 dipertukarkan dengan “suggestology” adalah “percepatan belajar” accelerated learning DePorter dan Hernacki 2007:14. Dengan pembelajaran kuantum, siswa bisa lebih percaya terhadap kemampuan mereka dalam menulis buku harian dan pembelajaran akan lebih menyenangkan. Teknik dalam pembelajaran kuantum yang diterapkan dalam pembelajaran tersebut adalah teknik peta konsep. Peta konsep merupakan salah satu teknik yang dikembangkan oleh Tony Buzan yang dikembangkan pada tahun 1970-an didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak. Peta konsep dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah, jauh lebih mudah dari pencatatan tradisional. Menurut Dryden dan Vos dalam Sugiyanto 2008:90 peta pikiran atau peta konsep diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kuantum teknik peta konsep adalah media foto. Pemilihan media foto dalam pembelajaran buku harian bebasis pembelajaran kuantum dan teknik peta konsep merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan keterampilan menulis buku harian. Menurut Kerucut Pengalaman Edgar Dale Dale’s Cone of Experience dalam Fajar GM 2010:1, media foto ini memiliki 20 tingkat keefektifan yang lebih tinggi dibandingkan sekedar membaca tulisan. Atau dengan kata lain, orang-orang akan mengingat sebanyak 30 dari apa yang mereka lihat orang-orang hanya mengingat 10 dari apa yang mereka baca. Penggunaan media ini dimaksudkan agar siswa lebih tertarik dan terinspirasi untuk untuk menulis pengalaman pribadinya dalam buku 6 harian. Selain itu, diharapkan siswa dapat menulis cerita dengan bahasa yang lebih ekspresif sehingga cerita lebih menarik untuk dibaca. Media ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran khususnya mengenai bahasa yang ekspresif dalam penulisan buku harian. Media foto ini dapat membantu membangkitkan dan mencurahkan gagasan siswa dalam buku harian. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian melalui Model Pembelajaran Kuantum dengan Teknik Peta Konsep dan Media Foto pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 1 Ampelgading, Pemalang.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus

0 11 178

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

(ABSTRAK) Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 214

Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang.

0 2 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PEMBELAJARAN CTL KOMPONEN PEMODELAN MELALUI PEMANFAATAN BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 PEKALONGAN.

0 0 134

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 19