69
murah dan mudah. Kelemahan media foto antara lain : 1 media foto ukurannya terbatas, sehingga kurang efektif untuk pembelajaran kelompok besar ; dan 2
perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalahan persepsi.
2.2.5.4 Pemanfaatan Media Foto dalam Pembelajaran Menulis Buku Harian
Media foto termasuk media gambar diam. Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Media
foto memiliki banyak kelebihan antara lain : bersifat lebih konkret, mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, mengatasi keterbatasan penglihatan, mudah
dilakukan, dan murah dan mudah Fajar 2010. Kelebihan-kelebihan tersebut yang menginspirasi peneliti untuk memanfaatkan media foto dalam proses
pembelajaran menulis buku harian.
Pemilihan media foto ini merupakan alternatif media pembelajaran dalam pembelajaran menulis buku harian. Foto yang akan ditampilkan kepada siswa
adalah foto-foto bertema bebas dan diupayakan yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat membangkitkan kreativitas menulis
siswa untuk mencurahkan konsep yang dimilikinya menjadi buku harian. Media foto dalam pembelajaran buku harian ini adalah media visual yang sangat
membantu siswa dalam mengkonkretkan gagasan abstrak mereka selain menggunakan teknik peta konsep.
70
Penggunaan media foto ini dimaksudkan supaya siswa tertarik dan terinspirasi untuk mencurahkan gagasan atau konsepnya tentang pengalaman
pribadinya dalam buku harian. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat mengungkapakan gagasannya ke dalam bahasa yang ekspresif sehingga ceritanya
lebih menarik untuk dibaca. Media ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi dan dalam proses pembelajaran. Bagi siswa, media ini
memberikan gambaran yang lebih konkret konsep yang akan dituangkan dalam buku harian. Media foto yang digunakan seperti foto pantai, sawah, sungai,
kegiatan memasak, pramuka, dan olahraga.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan media foto memiliki banyak kelebihan dibanding kelemahnnya sehingga cocok untuk media dalam
pembelajaran menulis buku harian. Foto-foto yang akan ditampilkan adalah foto- foto yang gambarnya dekat dengan keseharian dan lingkungan siswa. Hal tersebut
dimaksudkan untuk memvisualisasikan gagasan mereka ke dalam bahasa tulis, yaitu buku harian.
2.2.6 Pembelajaran Keterampilan Menulis Buku Harian melalui Pembelajaran Kuantum dengan Teknik Peta Konsep dan Media Foto
Pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis buku harian melalui pembelajaran kuantum merupakan pembelajaran yang bertujuan meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis buku harian melalui pembelajaran yang menyenangkan, menarik, efektif, dan bermakna. Selain mengetahui buku harian
secara umum, siswa juga diajak untuk belajar mengungkapkan gagasannya
71
dengan menulis buku harian melalui salah satu teknik pembelajaran kuantum yaitu teknik peta konsep.
Implementasi pembelajaran kuantum dengan teknik peta konsep dan media foto terbagi atas tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup.
Tahap inti dibagi lagi ke dalam tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
Tahap pendahuluan, guru melakukan apersepsi dan ilustrasi terkait dengan keterampilan menulis buku harian. Kegiatan tersebut bertujuan supaya siswa lebih
siap dan mempunyai gambaran mengenai pembelajaran menulis buku harian yang akan dilaksanakan. Guru juga menyampaikan manfaat yang diperoleh setelah
belajar menulis buku harian agar siswa semakin terpacu untuk belajar menulis buku harian. Pemberian motivasi dan sugesti positif juga dilakukan pada tahap
pendahuluan ini. Penanaman semangat dan kepercayaan diri sangat diperlukan dalam diri siswa sejak awal sehingga seterusnya kepercayaan diri diharapkan akan
selalu tertanam dalam diri siswa.
Tahap inti terdiri atas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksporasi, siswa menyimak penerapan teknik peta konsep dan media foto dalam penulisan
buku harian oleh guru dilanjutkan dengan pemberian contoh menulis buku harian dengan teknik peta konsep dan media foto. Selanjutnya, diskusi tentang cara
menulis buku harian dengan teknik peta konsep dan media foto dan siswa diajak mengidentifikasi penulisan buku harian berdasarkan aspek-aspek buku harian.
Diskusi bertujuan agar siswa tidak mengalami kesulitan saat menulis buku harian
72
dengan teknik peta konsep dan media foto. Selanjutnya, siswa membentuk enam kelompok, tiap kelompok terdiri atas 6-7 siswa. Elaborasi, guru membagikan
media foto yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran menulis buku harian. Siswa diminta mengamati media foto tersebut sebelum siswa mengembangkannya
menjadi peta konsep kemudian dibuat menjadi buku harian. Selanjutnya, siswa menulis buku harian dengan teknik peta konsep dan media foto dengan sugesti
positif dari guru. Sugesti pada tahap elaborasi diharapkan semakin membuat siswa percaya akan kemampuan mereka dalam menulis buku harian. Setelah selesai
menulis buku harian, beberapa siswa mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok lain menanggapi penampilan siswa yang presentasi.
Tahap penutup, siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran, melakukan refleksi, dan diakhiri dengan pemberian tindak lanjut yaitu pemberian
tugas menulis buku harian dengan teknik peta konsep dan media foto.
Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan guru, siswa, dan masyarakat umum. Kedudukan guru pada hakikatnya sebagai
fasilitator, sedangkan siswa berkedudukan sebagai subjek pembelajaran sehingga bebas menggali pengetahuan-pengetahuan dari luar lingkungan sekolah yang
dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan masyarakat umum dan komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang dapat
membantu siswa meningkatkan keteranpilannya. Saat proses pemodelan, guru dan siswa terlibat dalam kegiatan memahami teknis pelaksanaan sebelum siswa
melakukan unjuk kerja. Pada bagian tertentu, kegiatan dilakukan secara kelompok
73
dan pada bagian lain, siswa harus menyelesaikan persoalan secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan secara kerja sama misalnya saat siswa mencari bahan-
bahan tulisan dari berbagai sumber. Siswa dapat saling berbagi dan guru dapat memberikan masukan-masukan. Pada saat siswa sudah cukup memiliki bahan dan
siap untuk menulis, prinsip kerja sama sudah tidak berlaku lagi. Siswa harus menulis secara individu.
Selama proses pembelajaran menulis buku harian dengan teknik peta konsep dan media foto, guru sebagai model, fasilitator, konsultan, dan motivator.
Guru melakukan pemodelan secara klasikal. Guru merangsang siswa dengan teknik peta konsep dan media foto untuk dijadikan teknik dan media dalam
menulis buku harian dengan memperhatikan kualitas isi, kelengkapan unsure buku harian, ejaan dan tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, kohesi dan
koherensi, dan kerapian tulisan. Guru juga bisa bertindak sebagai instruktur dengan cara penyampaian yang memotivasi dan mengarahkan siswa untuk
mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat menunjang pembelajaran menulis buku harian.
Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanaan strategi pembelajaran menulis teks pengumuman resmi adalah dengan pemanfaatan
media foto sebagai media pembelajaran. Pemilihan media foto bertujuan menarik dan membangkitkan minat siswa dalam proses pembelajaran menulis buku harian.
Pemanfaatan media foto juga membantu siswa mengeskspresifkan gagasan siswa untuk dituangkan ke dalam bentuk buku harian. Selain itu, sarana dan prasarana
seperti perpustakaan, laboratorium bahasa yang bisa digunakan untuk mengakses
74
informasi secara online, televisi dan radio, juga dapat dimanfaatkan siswa untuk menemukan bahan-bahan yang bisa menunjang siswa dalam menulis buku harian.
Peningkatan keterampilan menulis buku harian melalui pembelajaran kuantum dengan teknik peta konsep dan media foto bertujuan agar pembelajaran erjalan
bermakna, menyenangkan, dan produktif.
2.2.7 Kerangka Berpikir