Asas dalam Pembelajaran Kuantum Karakteristik Umum Pembelajaran Kuantum

46 A’la 2010:56-57 menyatakan bahwa quantum teaching atau pembelajaran kuantum adalah sebuah program yang mengizinkan pendidik untuk memahami perbedaan gaya pembelajaran para siswa di dalam kelas. Pembelajaran kuantum menawarkan ide baru tentang menciptakan lingkungan yang baik dan mendukung bagi peserta didik dalam proses pembelajaran. Sudrajat 2008 menganggap pembelajaran kuantum sebagai pembelajaran yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat melalui cara yang menyenangkan sekaligus bermanfaat. Berbeda dengan pendapat Su drajat, A’la 2010 menyatakan bahwa pembelajaran kuantum adalah sebuah pembelajaran inovatif dan mengakui perbedaan dalam proses pembelajaran di kelas. Jika dicermati dari kedua pendapat tersebut, pendapat Sudrajat tentang pembelajaran kuantum lebih spesifik menggambarkan pembelajaran kuantum dan keunggulannya sedangkan pendapat A’la hanya menjelaskan secara umum bahwa pembelajaran kuantum merupakan pembelajaran inovatif yang mengakui perbedaan tanpa menjelaskan kekhasan dari pembelajaran kuantum tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pembelajaran kuantum merupakan strategi dan pembelajaran inovatif yang memahami perbedaan gaya pembelajaran siswa di kelas yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat serta membuat belajar sebagai suatu proses menyenangkan sekaligus bermanfaat.

2.2.3.2 Asas dalam Pembelajaran Kuantum

Sama seperti model pembelajaran yang seringkali dipakai, pembelajaran kuantum juga mempunyai beberapa asas yang menguatkan keberadaannya. Asas 47 dari pembelajaran kuantum adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita”, dan “Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Dalam artian apa yang ada dalam diri kita harus mampu membawa anak didik untuk memahami dan mencoba menerapkannya dalam kehidupan A’la 2010:27. Asas ini mengingatkan kita pentingnya memasuki dunia anak didik sebagai langkah pertamanya dan utama. Jika telah masuk ke dunia anak didik akan lebih mempermudah untuk menerapkan pembelajaran sesuai dan mampu anak didik tetap belajar. Asas pembelajaran kuantum ini dicetuske oleh Bobbi DePorter. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan asas pembelajaran kuantum adalah “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita”, dan “Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”.

2.2.3.3 Karakteristik Umum Pembelajaran Kuantum

Pembelajaran kuantum menurut Sugiyanto 2008:69-74 ada dua belas karakteristik pembelajaran kuantum antara lain sebagai berikut. 1. Pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif, bukan fisika kuantum meskipun seba sedikit istilah dan konsep kuantum dipakai. Oleh karena itu, pandangan tentang pembelajaran, belajar, dan pembelajar diturunkan, ditransformasikan, dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi kognitif, bukan teori fisika kuantum. 48 2. Pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis, bukan positivistis-empiris, “hewan-istis” dan atau nativistis. Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatiannya. 3. Pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivistis bukan positivistis- empiris, behavioristis. Pembelajaran kuantum berupaya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulus yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik. 4. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna. 5. Pembelajaran kuantum sangat menekankan pada percepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. 6. Pembelajaran kuantum sangat menekakan kealamiahan dan kewajaran pembelajaran, bukan keartifisialan atau keadaan yang dibuat-buat. 7. Pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Dalam hal ini perlu dihadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman belajar perlu diakomodasi secara memadai. 8. Pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. 49 9. Pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal atau material. 10. Pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran. 11. Pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban. Di sinilah perlunya diakui keragaman gaya belajar siswa atau pembelajar, dikembangkannya aktivitas-aktivitas pembelajar yang beragam, dan digunakannya ber,acam-macam kiat dan metode pembelajaran. 12. Pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya lebih optimal. Pendapat Sugiyanto tentang karakteristik pembelajaran kuantum 2008 diperkuat dengan pendapat dari Saryono 2010:1. Kedua pendapat tersebut hampir sama. Namun, dalam pendapat Saryono ditambahkan satu karakteristik lagi sebagai pelengkap dari pendapat Sugiyanto. Karakteristik yang ditambahkan dlaam pendapat Saryono yaitu pembelajaran kuantum berupaya memadukan mengintegrasikan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai konteks pembelajaran . Pentingnya mengetahui karakteristik umum pembelajaran kuantum adalah sebagai bekal awal seorang guru dalam menerapkan pembelajaran kuantum di kelas. Dari karakteristik tersebut, guru akan menyesuaikannya dengan skenario 50 pembelajaran yang dibuat dan kemudian diterapkan di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik umum pembelajaran kuantum yaitu : 1 pembelajaran kuantum berpangkal pada psikologi kognitif; 2 pembelajaran kuantum lebih bersifat humanistis; 3 pembelajaran kuantum lebih bersifat konstruktivistis,; 4 pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna; 5 pembelajaran kuantum berupaya memadukan mengintegrasikan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi-diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan fisik dan mental sebagai konteks pembelajaran; 6 pembelajaran kuantum sangat menekankan pada percepatan pembelajaran; 7 pembelajaran kuantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan dalam proses pembelajaran; 8 pembelajaran kuantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran; 9 pembelajaran kuantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran; 10 pembelajaran kuantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan dalam hidup, dan prestasi fisikal; 11 pembelajaran kuantum menempatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran; 12 pembelajaran kuantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan; dan 13 pembelajaran kuantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran. 51

2.2.3.4 Petunjuk Pelaksanaan Pembelajaran Kuantum

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus

0 11 178

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 16

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 3 5

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI MEDIA FOTO IDOLA PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menulis Narasi Melalui Media Foto Idola Pada Siswa Kelas VII.8 SMP Negeri 2 Masaran.

0 4 17

(ABSTRAK) Peningkatan keterampilan Menulis Pengalaman Pribadi Melalui Media Foto dengan Menggunakan Metode Peta Pikiran pada Siswa Kelas VIIH SMP Negeri 3 Kudus.

0 0 2

(ABSTRAK) PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BUKU HARIAN DENGAN TEKNIK PETA PIKIRAN MELALUI MEDIA FOTO PADA SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 3 KUDUS TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 0 214

Peningkatan Keterampilan Menulis Buku Harian dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Method Instruction) dan Teknik Modeling pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 30 Semarang.

0 2 290

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PEMBELAJARAN CTL KOMPONEN PEMODELAN MELALUI PEMANFAATAN BUKU HARIAN PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 5 PEKALONGAN.

0 0 134

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 19