56
ingin melanjutkan penelitian kembali pada siklus II, berharap 7 siswa yang masih memiliki nilai dalam kategori rendah ini dapat meningkatkan nilainya.
Tabel 4.5 Nilai N-Gain Pada Siklus II
No. Nama
siklus II post-test
Ideal N - Gain Keterangan
pre-test post-test
− −
pre-test Pretest
1 Allya
50 75
25 50
0,5 Sedang
2 Annisa
65 90
25 35
0,71 Tinggi
3 Dessy
55 95
40 45
0,88 Tinggi
4 Dimas
65 75
10 35
0,28 Rendah
5 Dini
70 90
20 30
0,66 Sedang
6 Fadila
70 95
25 30
0,83 Tinggi
7 Friska
60 75
15 40
0,37 Sedang
8 Hafidzh
75 85
10 25
0,4 Sedang
9 Harun
60 80
20 40
0,5 Sedang
10 Hilal
60 80
20 40
0,5 Sedang
11 Indri
65 75
10 35
0,28 Rendah
12 Jihan
70 85
15 30
0,5 Sedang
13 Faizal
60 85
25 40
0,62 Sedang
14 Fawwaz
70 75
5 30
0,16 Rendah
15 Rangga
75 100
25 25
1 Tinggi
16 Maulida
35 70
35 65
0,53 Sedang
17 Darman
70 75
5 30
0,16 Rendah
18 Fajar
75 95
20 25
0,8 Tinggi
19 Ferry
65 90
25 35
0,71 Tinggi
20 Rafly
40 70
30 60
0,5 Sedang
21 Ridwan
70 85
15 30
0,5 Sedang
22 Rizki
75 100
25 25
1 Tinggi
23 Chika
65 90
25 35
0,71 Tinggi
24 Zahara
70 75
5 30
0,16 Rendah
25 Zanua
85 100
15 15
1 Tinggi
26 Diva
60 75
15 40
0,37 Sedang
JUMLAH 1680
2185 505
920 14,63
Tinggi RATA-RATA
64,61 84,03
37,40 68,14
1,08 Tinggi
Sumber Data Primer diolah 27 Januari 2015. Pukul 23:40
57
Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain pada siklus II, terdapat 5 siswa yang masih memiliki nilai dalam kategori rendah, 12 siswa yang masuk dalam kategori
sedang, dan 9 siswa yang masuk dalam kategori tinggi. Oleh karena itu, peneliti mencukupkan penelitian sampai pada siklus II ini, karena dirasa bahwa sudah
mengurangi siswa yang masih memiliki nilai dalam kategori rendah, yaitu pada
siklus I ada tujuh siswa dan siklus II ada 5 siswa. Gambar 4. 1
Diagram Nilai N-Gain Pada Siklus I dan Siklus II
Sumber Data Primer diolah, 01 Februari 2015. Pukul 22:22 Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 serta gambar 4.1 di atas dapat dikatakan
bahwa peningkatan seperti yang ternilai pada skor N-Gain Siklus I yaitu sebesar 0,75 yang dikategorikan Tinggi, namun masih ada tujuh siswa yang memiliki nilai
Xbar, Siklus I pre- test, 55.96
Xbar, Siklus I post-test, 71.34
Xbar, Siklus II pre- test, 64.61
Xbar, Siklus II post-test, 84.03
N-Gain, Siklus I pre-test, 0.75
N-Gain, Siklus I post-test, 0
1,08 N-Gain, Siklus II
post-test, 0
Diagram Nilai N-Gain pada Siklus I dan siklus II
Xbar N-Gain
58
dalam kategori rendah, dan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh setiap siswa mengalami peningkatan pada skor N-Gain sebesar 1,08 yang dikategorikan Tinggi.
Untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam menggolah
datanya. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa peneliti benar-benar melakukan penelitian dan mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti akan menyajikan hasil olahan data selama
penelitian yang dilakukan melalui program aplikasi SPSS, sebagai berikut: Tabel 4.6
Data Statistik Siklus I
Sumber data primer diolah 01 Februari 2015. Pukul 22:22 Berdasarkan tabel 4.13 diatas, Data statistik yang dihasilkan menunjukkan
bahwa hasil belajar siklus I diperoleh data saat pre-test I dengan rincian sebagai berikut: jumlah siswa sebanyak 26, nilai mean 55,96 dan nilai median 55,00. Nilai
maksimum 90 dan nilai minimum 30, dengan jumlah nilai pada pre-test I yaitu sebesar 1455. Data yang dihasilkan pada saat post-test I dengan rincian sebagai
berikut: jumlah siswa sama yaitu 26, nilai mean 71,35 dan nilai median 70,00. Nilai
Statistics
pretest_1 posttest_1
N Valid
26 26
Missing Mean
55,96 71,35
Median 55,00
70,00 Minimum
30 45
Maximum 90
100 Sum
1455 1855
Percentiles 25
45,00 65,00
50 55,00
70,00 75
61,25 76,25
59
maksimum 100 dan nilai minimum 45, dengan jumlah nilai pada post-test I sebesar 1855. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dari hasil belajar fiqih setiap
siswa dari pre-test ke post-test. Untuk lebih menghasilkan nilai yang diinginkan, peneliti memutuskan untuk melanjutkan pada siklus II.
Tabel. 4.7 Data Statistik siklus II
Statistics
pretest_2 posttest_2
N Valid
26 26
Missing Mean
64,62 84,04
Median 65,00
85,00 Std. Deviation
10,856 9,697
Variance 117,846
94,038 Range
50 30
Minimum 35
70 Maximum
85 100
Sum 1680
2185 Percentiles
25 60,00
75,00 50
65,00 85,00
75 70,00
91,25
Sumber data primer diolah 01 Februari 2015. Pukul 22:22 Berdasarkan tabel 4.14 diatas, data statistik yang dihasilkan menunjukkan
bahwa hasil belajar siklus II diperoleh saat pre-test II dengan rincian sebagai berikut: jumlah siswa sebanyak 26, nilai mean 64,62 dan nilai median 65,00. Nilai
maksimum 85 dan nilai minimum 35, nilai standar deviasi 10,856 dan nilai variansi 117,846. Jumlah nilai pada pre-test II yaitu sebesar 1680. Data yang dihasilkan
pada saat post-test II dengan rincian sebagai berikut: jumlah siswa sama dengan siklus I yaitu 26, nilai mean 84,04 dan nilai median 85,00. Nilai maksimum 100 dan
nilai minimum 70, nilai standar deviasi 9,697 dan nilai variansi 94,038. Jumlah nilai pada post-test II sebesar 2185. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
dari hasil belajar fiqih setiap siswa dari siklus I ke siklus II. Jika dilihat dari hasil
60
yang diperoleh pada siklus II, maka peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian sampai pada siklus II ini.
Standar deviasi adalah alat statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan variabilitas dalam suatu distribusi maupun variabilitas beberapa distribusi. Dasar
pemikiran dalam standar deviasi bahwa dalam menghitung variabilitas, tanda positif atau negatif tidak boleh dihilangkan. Hal tersebut berangkat dari prinsip
matematik bahwa bilangan negatif maupun bilangan positif akan menjadi positif apabila dikuadratkan.
3
C. ANALISIS DATA
1. Uji Normalitas Data
a. Uji Normalitas Pre-test
Selain data statistik yang sudah disajikan dan dijelaskan hasilnya diatas. Peneliti akan menyempurnakan hasil data yang diperoleh dengan menyertakan
nilai uji normalitas. Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas data menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
ρ 0,05. Tabel. 4.8
Hasil uji normalitas data pre-test siklus I dan siklus II
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic df
Sig. pretest_1
,161 26
,081 pretest_2
,197 26
,200
Sumber Data Primer diolah 15 Februari 2015. Pukul 22:51
3
M. Burhan Bugis, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijkan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010, cet.5, h. 179
61
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil pre-test siklus I signifikansinya 0,81. Hal ini menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal karena signifikansinya 0,081 0,05. Begitu juga dengan pre-test siklus II dengan hasil signifikansinya 0,200. Hasil tersebut juga
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena taraf signifikansi sesungguhnya 0,05. Sedangkan hasil yang diperoleh melalui perhitungan SPSS
yaitu 0,200. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil pre-test baik siklus I dan siklus II, keduanya memiliki data yang berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas Post-test
Uji normalitas data post-test juga dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan
metode Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan aplikasi SPSS. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai
ρ 0,05. Tabel. 4.9
Hasil uji normalitas data post-test siklus I dan siklus II
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
a
Statistic Df
Sig. posttest_1
,162 26
,076 posttest_2
,209 26
,200
Sumber Data Primer diolah 15 Februari 2015. Pukul 22:51 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas data post-
test siklus I signifikansinya 0,76. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,076 0,05. Begitu juga dengan post-test
siklus II dengan hasil signifikansinya 0,200. Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena taraf signifikansi sesungguhnya 0,05.
Sedangkan hasil yang diperoleh melalui perhitungan SPSS yaitu 0,200. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil post-test baik siklus I dan siklus II,
keduanya memiliki data yang berdistribusi normal.
62
2. Uji Homogenitas Data
a. Uji Homogenitas Pre-test
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II ini memiliki tingkat variansi data yang sama atau
tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pre-test pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan aplikasi SPSS dalam proses
perhitungan uji homogenitas. Berikut hasil perhitungan dengan pengolahan data melalui aplikasi SPSS:
Tabel. 4.11 Hasil Uji Homogenitas
Pre-test siklus I dan siklus II
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic df1
df2 Sig.
,988 3
17 ,422
Sumber Data Primer diolah 15 Februari 2015. Pukul 22:51 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansi uji
homogenitas pre-test pada siklus I dan II sebesar 0,422. Dengan demikian, hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS yaitu 0,422 0,05
dan dapat disimpulkan bahwa varian yang dihasilkan menunjukkan bahwa data yang diujikan homogen.
b. Uji Homogenitas Post-test
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil post-test. Peneliti memperoleh data ini, dari nilai tes yang diberikan pada siklus I dan siklus II di
kelas VIII-3 saat proses pembelajaran di kelas dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Data dapat dikatakan
homogen apabila nilai perolehan 0,05. Dengan menggunakan aplikasi SPSS, peneliti akan menyajikan hasilnya sebagai berikut:
63
Tabel. 4.12 Hasil Uji Homogenitas
Post-Test
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1
df2 Sig.
2,637 6
17 ,054
Sumber Data Primer diolah 15 Februari 2015. Pukul 22:51 Berdasarkan hasil uji homogenitas data post-test di atas, menunjukkan
bahwa tingkat signifikansinya sebesar 0,054. Dengan demikian, hasil uji homogenitas diatas dapat disimpulkan bahwa variansi yang diperoleh dari
siklus I dan siklus II cukup homogen, karena 0,054 0,05.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-tes bertujuan untuk mengetahui kebenaran pernyataan atau dugaan yang dihipotesiskan oleh
peneliti. Selain itu untuk mengetahui nilai rata-rata pada setiap siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan uji Paired Sample T-Test. Hasil perhitungan uji
Paired Sample T-Test dengan menggunakan program SPSS.
4
Dengan kriteria pengujian hipotesis adalah jika signifikansi T-test 0,05 maka terima H
o.
Jika signifikansi T-test 0,05 maka tolak H
o
atau terima H
i
. Langkah yang ditempuh untuk mengetahui nilai T-test sebagai berikut:
klik variabel view pada SPSS data editor – isi data sesuai dengan hasil
penelitian - klik Analysis – Compare Means – Paired Sample T-Test – Ok.
Berikut hasil pengujian hipotesis Uji T dengan menggunakan program perhitungan SPSS:
4
Sofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. 2, h. 257
64
Tabel. 4.13 Hasil Uji T-Test
Sumber Data Primer diolah15 Februari 2015. Pukul 23:17 Berdasarkan tabel 4.19 di atas, nilai sig.2-tailed adalah 0,000. Hal ini dapat
terlihat dari perhitungan uji T-test pada siklus I dan siklus II. Dengan demikian, H
i
diterima dan H
o
ditolak, karena 0,000 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata baik pre-test dan post-test pada
setiap siklusnya.
D. INTERPRETASI HASIL ANALISIS
Hasil penelitian akan diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus- siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. dalam
penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam dua siklus.
1. Tindakan Siklus I
Siklus I terdiri dari empat tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penjelasannya sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru yang juga mengajar mata pelajaran Fiqih menjadi partner antara kolaborator dan observe, merencanakan
tindakan berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap proses pembelajaran Fiqih yang bertujuan meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa. Sebelum
melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Paired Samples Test
Paired Differences T
Df Sig.
2- tailed
Mean Std.
Deviation Std.
Error Mean
95 Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 pretest_1 - posttest_1
-15,385 5,084
,997 -17,438
-13,331 -15,430
25 ,000
Pair 2 pretest_2 - posttest_2
-19,423 8,981
1,761 -23,050
-15,796 -11,028
25 ,000