32
J. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang masih atau kesimpulan yang masih belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan dengan membuktikan kebenaran
hipotesis itu melalui suatu tindakan. Pembuktian itu hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis yang dimaksud dengan data di lapangan, karena
hipotesis sesungguhnya adalah hanya sekedar jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.
Dengan hipotesis penelitian menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik
sebagai subjek pengujian maupun dalam pengumpulan data.
41
Berdasarkan pokok pikiran tersebut peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achiecement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih
Kelas VIII-3 di MTs. Jam”yyatul Khair Ciputat Timur”.
41
M. Burhan Bugis, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijkan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana, 2010, cet.5, h. 75
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas VIII MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur-
Tangerang Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan Oktober- November 2014 yaitu pada tanggal 16 Oktober-6 November 2014, dengan rincian
sebagai berikut: a siklus I terdiri dari 2kali tatap muka, b siklus kedua terdiri dari 2kali tatap muka. Rencana pelaksanaan kegiatan tatap muka mengikuti atau
menyesuaikan waktu pembelajaran mata pelajaran yaitu pada hari Kamis.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hal-hal yang dapat membuat hasil belajar rendah.
Sehingga peneliti mempunyai harapan bahwa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunkan metode penelitian tindakan kelas ini.
Adapun desain siklus tindakan dalam penelitian yang penulis lakukan meliputi; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi:
1. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan entry behaviour, pelancaran tes diagnostik
untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran dapat disebut juga dengan RPP, penggadaan alat-alat dalam rangka implementasi
PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping itu, juga diuraikan alternatif-
alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikkan masalah. 2. Pelaksanaan tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan digelar, skenario
kerja tindakan perbaikan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan. 3. Observasi dan interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman,
penafsiran data mengenai proses dan produk, serta pelaksanaan tindakan perbaikkan yang dirancang.
34
4. Refleksi dan Analisis, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikkan yang akan digelar, personel yang akan dilibatkan, dan kriteria serta rencana bagi tindakan siklus berikutnya.
1
Keempat konsep penelitian tersebut, peneliti akan memaparkan pada siklus gambar menurut Model Kurt Lewin, sebagai berikut:
Gambar 3. 1 Siklus Kegiatan PTK menurut Kurt Lewin
Data yang dikumpulkan selama tindakan berlangsung kemudian dianalisis. Bila pada siklus pertama belum berhasil, maka perlu dilakukan kembali pada
kesempatan siklus kedua, karena tujuan diadakannya PTK untuk membuktikan bahwa model pembelajaran Student Teams Achievement Divisoin dapat
meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. Refleksi pertama dapat dilakukan guru bersama teman sejawat dengan tujuan
untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dengan jalan mengidentifikasikan baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh
1
Mansur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah Class Room Action Research, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012, cet.6, h. 204-205
Perencanaan Planning
Pengamatan Observing
Refleksi reflecting
Tindakan Acting
35
maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak. Hasil refleksi
digunakan untuk memeperbaiki rencana tindakan pada siklus kedua, atau seterusnya sampai hasil akhir yang memuaskan.
Pembelajaran siklus merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis.
2
C. Populasi dan sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau sesuatu yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
3
Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi ialah seluruh siswa-siswi
MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat- Tangerang Selatan.
Adapun istilah sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.
4
Peneliti memilih kelas VIII-3 bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Fiqih di kelas VIII-3.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peranan komparatif. Dalam melaksanakan tugas atau berjalannya penelitian ini, guru tidak mungkin berkerja sendirian dan mengandalkan kemampuannya
secara individual. Karena itu, para guru perlu bekerja sama antara sesama guru dan dengan pekerja-pekerja sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan, dan dengan
2
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, cet. 2, h. 2009
3
Wiratna Sujarweni dan Poli Endrayanto, Statistika untuk Penelitia,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, cet. 1, h.13
4
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006, h. 130-131
36
persatuan orang tua murid. Peran kerja sama dalam pengajaran diantara guru-guru secara formal dikembangkan dalam sistem pengajaran beregu.
5
Peran dan posisi peneliti dalam tindakan ini adalah peneliti berperan sebagai pengajar yang melaksanakan proses pembelajaran dengan penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di kelas VIII-3
MTs. Jam’yyatul Khair Ciputat-Timur. Peneliti berperan sebagai observe yang bekerja sama dengan guru
bidang Fiqih kelas VIII.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tindakan pertama adalah implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul
data, baik melalui pengamatan langsung, maupun melalui telaah dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pembelajaran selesai. Guru juga
dapat meminta bantuan kolega guru lainnya untuk melakukan pengamatan selama guru melakukan tindakan perbaikan. Selama proses belajar akan dilakukan
observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Data yang dikumpulkan selama tindakan berlangsung kemudian dianalisis dengan
cara guru melakukan refleksi. Tindakan kedua berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran
yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Selama proses belajar pada siklus kedua ini juga akan dilakukan observasi
menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Refleksi kedua juga dilakukan guru bersama teman sejawat bertujuan untuk mengkaji dan
menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dengan jalan
mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah di peroleh maupun
5
Mukhtar dan Martinis Yamis, Metode Pembelajaran yang Berhasil, Jakarta: PV. Sasama Mitra Suksesa, 2003, cet. 3, h. 83