73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dapat
meningkatkan Hasil Belajar S iswa MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur. Hal ini
terlihat dari nilai rata-rata pre-test dan post-test pada setiap siklus. Yaitu: pada siklus I diperoleh nilai pre-test sebesar 55,96 dan post-test sebesar 71,34. Dengan
hasil nilai pre-test tertinggi 90 dan terendah 30, nilai post-test tertinggi 100 dan nillai terendah 45, dengan besar nilai N-Gain adalah 0,75 yang dapat
dikategorikan tinggi. Namun pada siklus I ini masih ada beberapa siswa kelas VIII-3 yang masih memiliki nilai dibawah rata-rata, sehingga peneliti
memutuskan untuk melanjutkan penelitian dengan merapkan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division kembali pada siklus II yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah proses siklus II berakhir, peneliti memperoleh hasil nilai pre-test sebesar 64,61 dan post-test
sebesar 84,03. Dengan hasil nilai pre-test tertinggi 85 dan nilai terendah 35, nilai post-test tertinggi 100 dan terendah 70, dengan besar nilai N-Gain adalah 1,08
yang dapat dikategorikan Tinggi atau sudah tercapai.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian atau kesimpulan di atas bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dinilai efektif dalam meningkatkan hasil belajar
siswa MTs. Jam’iyyatul Khair Ciputat Timur pada pembahasan materi zakat pada kelas VIII-3 semester I tahun ajaran 2014-2015. Namun tidak menutup
kemungkinan dalam penerapan metode lain yang variatif dan disesuaikan pada materi ajar Fiqih. Maka implikasinya adalah:
1. Guru bidang studi fiqh harus memiliki wawasan yang luas dan menguasai betul berbagai metode belajar khususnya mata pelajaran fiqh. Seperti dalam
hal penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD lebih cocok
digunakan pada mata pelajaran fiqh materi yang memerlukan diskusi dalam penyelesaian atau mengambil kesimpulan. Namun, metode lain masih banyak
yang efektif pula seperti metode ceramah, tanya jawab, penugasan, dan lain- lain.
2. Guru bidang studi fiqih juga harus bisa menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada siswa, tidak hanya pengajaran. Tetapi juga dapat menjadi kebiasaan.
Sehingga, tertanam dalam diri siswa dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Saran-saran
Dari kesimpulan yang diuraikan diatas, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi pihak sekolah dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran maupun dalam mengembangkan program-program sekolah agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikan yang lebih baik dimasa mendatang. 2. Bagi guru, agar siswa mampu melaksanakan pembelajaran dengan baik dan
efektif, maka perlu memberikan motivasi belajaranya setiap hari. Untuk meningkatkan hasil belajar para siswanya dapat dilakukan dengan
memantapkan tujuan belajar sebagai salah satu faktor penunjang kesukesan. Dalam
memberikan pengajaran,
guru diharapkan
mampu mengoptimalisasikan metode-metode pembelajaran kooperatif dan inovatif.
3. Bagi siswa yang dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif hendaknya selalu mengikuti
dengan baik dan kondusif. Sehingga akan memberikan hasil yang sempurna pula, rajinlah mengulang pelajaran di rumah dan praktikkan dalam kehidupan
sehari-hari. Agar semua pihak akan merasa senang dan gembira atas hasil belajar kalian.