Tahapan Intervensi Tindakan METODOLOGI PENELITIAN

40

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi. Triangulasi adalah peneliti mengumpulkan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. 7 Maksudnya dalam pengumpulan datanya dengan cara menggabungkan berbagai data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini menggunakan dua macam teknik pengumpulan data, yaitu dengan cara kualitatif dan kuantitatif. Namun dalam penelitian yang peneliti lakukan, sumber data yang lebih dicondongkan lebih kepada pengumpulan data kuantitatif. Karena terkait dengan judul yang ada. Peneliti lebih banyak terfokus kepada pengumpulan data hasil belajar siswa. Hal ini dapat didapatkan melalui hasil belajar pre-test dan post-test siswa. Sedangkan pengumpulan data yang didapat melalui data kualitatif, keberadaanya hanya mendukung adanya pengumpulan data kuantitatif. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 330 Tahap Observasi 1. Mengamati jalannya proses pembelajaran. 2. Mengamati aktivitas siswa selama mengerjakan tugas. 3. Mendokumentasikan kegiatan siswa. 4. Mengamati hasil tes siklus II. Tahap Refleksi Hasil dari pengamatan dianalisis dan direfleksikan untuk memperoleh masukan bagi tindakan penelitian berikutnya. 41

1. Sumber data dari penelitian kualitatif yaitu:

a. Pengertian Observasi Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sarana pengamatan. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi objektivitas: Kondisi siswa di kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. b. Pengertian Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 8 Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni: a tahap awal wawancara: yang bertujuan untuk mengkondisikan situasi saat wawancara berlangsung. b penggunaan pertanyaan: ajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya. c pencatatan hasil wawancara: hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak lupa. 9 Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk memperoleh informasi langsung dengan pihak terkait atau sumber utama, yaitu penulis lakukan langsung kepada guru fiqih kelas VIII dan siswa-siswi kelas VIII MTs. Jam’yyatul Khair. Sedangkan teknik wawancara yang penulis gunakan yakni teknik wawancara tidak terstruktur yang merupakan pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, cet. 14, h. 135 9 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, cet. 15, h. 68-69 42 c. Pengertian Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan lain-lain. 10 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tent ang sejarah singkat MTs. Jam’iyyatul Khair, keadaan guru dan karyawan, siswa, sarana prasarana, dan sebagainya. Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa berkas atau agenda serta foto-foto siswa yang diambil pada saat proses pembelajaran dan hasil test yang diperoleh dari setiap siklus.

2. Sumber data dari penelitian kuanitatif adalah: Pre-test dan Post-test

Pada umunya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre-test. Pre-test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre-test memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran. Fungsi pre-test ini antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre-test maka pikiran mereka akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawakerjakan. b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dengan post-test. c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik mengenai bahan ajaran yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. d. Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatiann khusus. 10 Suharsimi, op.cit., h. 231 43 Pre-test dilakukan sebelum pelaksanaan proses pembelajaran inti dilaksanakan sebelum siswa mempelajari modul. Soal-soal pre-test diperiksa terlebih dahulu secara cepat dan cermat, jangan sampai menganggu suasana belajar, dan jangan sampai mengalihkan perhatian peserta didik, untuk itu, pada waktu memberiksa pre-test perlu diberikan kegiatan lain. Misalnya membaca hand out, atau text books meskipun bisa saja dilaksanakan secara lisan atau perbuatan. 11 Post-test pada umunya dilaksanakan diakhir pembelajaran. Sama halnya dengan pre-test, post-test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post-test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre-test dan post- test. b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasai. Apabila sebagian besar belum menguasainya maka perlu dilakukan pembelajaran kembali. c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam mengerjakan modul kesulitan belajar. 11 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetisi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010, cet.12, h. 100-101 44 d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap komponen- komponen modul, dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. 12 Data yang dihasilkan berupa nilai siswa yang diperoleh dari hasil pre-test tes yang di lakukan di awal atau sebelum bahan pelajaran diberikan kepada siswa dan post-test bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik dan biasanya naskah tes akhir dibuat sama dengan naskah teks awal atau sama dengan pre-test. Post-test dan pre- test inilah yang dilakukan selama siklus berlangsung. Sedangkan data berupa respon siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung diperoleh dari soal test yang dibagikan pada akhir pertemuan atau pada saat refleksi terhadap tindakan pembelajaran, baik pada saat siklus I atau siklus II dan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung diperoleh dari catatan lapangan dari observe. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, dokumentasi, menyebarkan soal, dan dari hasil belajar siswa nilai siswa dari tes pada setiap akhir siklus yang biasanya didapat dari refleksi pembelajaran.

G. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi

Peneliti menggunakan tes sebagai instrumen penelitian dalam pengumpulan data. Tes ini merupakan tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak + 20 soal siklus I dan + 20 soal siklus II. Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu instrument di uji cobakan kepada kelas IX-2 dengan soal pilihan ganda sebanyak 40 soal, tes ini bertujuan untuk mengetahui nilai validitas, reliabilitas, daya pembeda soal, dan taraf kesukarannya . 12 Ibid, cet. 12, h. 102-103

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

0 1 30

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) guna meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar pada mata pelajaran akuntansi.

0 2 302

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam meningkatkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI akuntansi SMK Sanjaya Pakem.

1 1 237