183
JW: Yah, mestinya kita harus menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi,
kepentingan hajat hidup masyarakat dan juga kelestarian lingkungan. Ketiganya ini harus berjalan paralel, berjalan beriringan, sehingga akan kita peroleh sebuah
kemanfaatan, sebuah kemanfaatan yang melestarikan juga, bukan hanya urusan ekonomi, bukan hanya urusan hajat hidup masyarakat, tetapi juga kelestarian
lingkungan ini tetap bisa kita jaga. Jangan ada yang dinomor satukan, yang ini dinomor duakan ini. Semuanya harus
berjalan secara paralel. Dan kita tahu semuanya, sekarang ini hutan kita rusak, daerah aliran sungai kita juga rusak, kemudian terumbu karang di pantai kita juga
rusak. Karena apa? kita terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Tiga hal itulah yang saya kira harus kita
jalankan secara berkesinambungan, berkelanjutan, sehingga betul-betul bahwa lingkungan kita ini bisa kita jaga, karena ini adalah yang akan kita berikan kepada
anak cucu kita. Kita tidak
bisa… kita tidak bisa lagi berteori, kita tidak usah lagi menyampaikan hal yang muluk-muluk, tetapi apa yang sudah kita ketahui segera kita kerjakan,
apa yang kita ketahui segera kita laksanakan dan apa yang kita ketahui segera kita implementasikan, karena kekurangan kita sekarang ini melaksanakan.
Merencanakan sudah banyak sekali, tapi melaksanakannya kita yang kurang. Oleh sebab itu menurut saya yang terpenting melaksanakan.
M: Pak Jokowi
dipersila…. Pak JK dipersilakan?
JK: Antara ekonomi dan lingkungan yang bisa menyesuaikannya adalah
teknologi. Artinya kalau sawah sekarang ini satu hektar menghasilkan lima setengah ton padi, maka kita
harus… teknologi harus masuk untuk menjadi enam- tujuh ton per-hektar, sehingga tidak kita butuhkan lahan terlalu banyak, sehingga
hutan tetap baik. Begitu juga sawit, harus lebih baik produktivitasnya, sehingga yang bisa adalah
tetapi ekonomi berjalan, tetapi lingkungan terjaga, kemudian juga sungai terjaga dan masyarakat terjaga. Teknologilah yang menjadi inti dari pada itu.
M: Terima kasih, Pak JK. Pertanyaan yang sama, pertanyaan kedua yang sama
saya ajukan kepada Pak Prabowo-Hatta, akan saya ulang pertanyaannya. Menipisnya sumberdaya alam dan meningkatnya kerusakan dan pencemaran
lingkungan menjadi
indikasi belum
terwujudnya pembangunan
yang berkelanjutan.
Pertanyaannya, bagaimana strategi Pak Prabowo-Hatta di dalam menserasikan antara pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan pelestarian lingkungan. Silakan
dijawab, waktunya tiga menit, dipersilakan
PS: Terima kasih, Bapak Moderator. Masalah kerusakan lingkungan, tidak lain
juga adalah dikarenakan oleh daya dukung bumi kita, daya dukung wilayah
184 teritorial bangsa kita sudah sangat-sangat berat untuk menampung ledakan
penduduk. Jadi, Indonesia negara yang kita cintai ini tiap tahun kita harus menerima
tambahan lima juta warga baru, tambahan penduduk kita lima juta tiap tahun, berarti lima juta mulut baru, kita harus siapkan makan, siapkan semua fasilitas
yang dibutuhkan oleh seorang warga negara. Lima juta tiap tahun, ini yang mempercepat proses kerusakan lingkungan, juga
dengan kurangnya regulasi atau pengawasan tambah mempercepat lagi kerusakan lingkungan itu.
Dilema bagi kita bagaimana kalau kita tidak mempercepat pertumbuhan, bagaimana kita menciptakan lapangan kerja? Jadi ini dilema, pertumbuhan harus
tetap, tetapi kita harus menghadapi kerusakan lingkungan itu. Bagaimana strategi kami keluar? Strategi kami keluar adalah melalui suatu
strategi yang kita namakan, atau kita pakai adalah, strategi banyak jalur. Antara lain; sekaligus dengan pendidikan kita bisa menanamkan dengan pengertian dari
rakyat kita tentang hubungan antara pembangunan ekonomi dan butuhnya kita menjaga lingkungan kita.
Jadi, tidak bisa tidak, kita harus mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi pendidikan harus kita dorong dan harus kita menjadikan sektor infestasi yang
besar. Tetapi dari dua ini, jalur-jalur pembangunan yang kita gunakan baru akan dicapai suatu keseimbangan. Pertumbuhan yang tinggi, keadilan, tetapi kesadaran
terhadap menjaga lingkungan hidup kita yang sangat vital bagi pelestarian masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita. Terima kasih.
HR: Baik saya
tambahkan…
M: Pak Hatta, singkat, silakan