Terima kasih, waktunya masih ada Pak Hatta ingin menambahkan? Terima kasih waktunya habis. Kita, kita akhiri sesi kedua, kita lanjutkan sesi Terima kasih, Pak Jokowi-JK waktunya dua menit untuk menjawab, silakan

191 satu kandang. Sehingga gampang untuk dicek, gampang untuk dikontrol, dan semua petani ikut di dalam program ini. Pertama yang paling penting adalah, kita bisa mendapatkan pupuk dari sana. Yang kedua tadi saya sampaikan bahwa, kita juga bisa mendapatkan energi dari kotoran sapi yang ada di kandang itu. Kemudian yang ketiga, jangka panjang kita akan mempunyai sebuah stok sapi hidup yang sewaktu-waktu diperlukan itu bisa kita pakai untuk men-suplai daging sapi. Jangan sampai kita impor daging, impor daging ini hanya alasanya karena stok di dalam negeri tidak cukup. Tapi, kalau ini berani kita lakukan saya meyakini dalam waktu kira-kira lima, enam tahun itu bisa kita selesaikan masalah impor daging sapi. Kemudian dalam waktu satu sampai lima enam tahun ini apa yang kita lakukan dengan impor? impor silakan, tetapi tidak dalam bentuk daging has, tetapi dalam bentuk karkas. Kenapa karkas? Kita bawa ke sini karkas itu kemudian kita potong di sini. Harganya akan bisa bermacam-macam, ada harga daging yang 30 ribu, ada. Ada harga daging yang 45 ribun ada. Ada harga daging yang 70 ribu, ada. Tukang bakso bisa hidup dari cara mengimpor karkas seperti ini, tidak seperti sekarang yang semuanya harus harus beli yang 120 ribu, terima kasih.

M: Terima kasih, terima kasih. Pak Prabowo-Hatta punya kesempatan untuk

menanggapi balik waktunya dua menit, dipersilakan PS: Baik saudara Jokowi, sebagian dari pandangan-pandangan bapak tentang ternak di desa saya setuju. Iya, ya, sebagian, tapi bapak mengatakan di kandang berkelompok, itu menurut saya kok naga-naganya ke arah koperasi pak? Tapi oke, saya mendukung koperasi ternak, koperasi petani, dan ya, dan yang ingin saya tegaskan di sini, Pak. Kalau saya jangankan karkas, pak, saya inginkan bahwa ternak itu lahirnya di Indonesia, Pak. Kalau perlu karkas pun kita tidak impor, kalau perlu, dan itu harus kita perjuangkan. Jadi, jangankan karkas, kita harus melipat gandakan jumlah ternak kita. Jumlah ternak yang harus kita lipat gandakan di semua desa, di seluruh Indonesia. Yang mampu membesarkan ternak, itu harus kita lakukan. Jadi, di ujungnya kita tidak perlu impor karkas sekalipun, itu yang kita inginkan turun. M: Terima kasih, waktunya masih ada Pak Hatta ingin menambahkan? Dipersilakan HR: Terima kasih, konsumsi daging sapi kita meningkat perkapita sekarang di atas 2,2 kilo gram perkapita. Masih sangat rendah, tapi Pak JK, Pak Jokowi, kalau melihat data terakhir impor kita menurun. Karena, kita betul-betul menginginkan berswasembada sapi. Memang pada awalnya akan mahal harganya, tapi ini menguntungkan peternak kita dan membuat rangsangan akan meningkatnya populasi sapi, dan pada 192 akhirnya nanti kita akan berswasembada pada harga yang mulai stabil turun ke bawah. Intinya, kita stop dulu impor dengan meningkatkan sapi dalam negeri kita, terima kasih.

M: Terima kasih waktunya habis. Kita, kita akhiri sesi kedua, kita lanjutkan sesi

ketiga dari segmen kelima, dengan memberikan kesempatan Pak Prabowo-Hatta untuk menyampaikan pertanyaan. Waktunya satu menit, dipersilakan PS: Pak Jokowi yang saya hormati, tadi kita sudah membahas dan menyinggung masalah pangan, dan inti dari pangan kita sepakati adalah bahwa sawah kita berkurang. Berkurangnya sangat drastis, 2015 kita harus punya atau defisit sawah kita itu 750 ribu hektar. Kami mempunyai program untuk menambah lahan dua juta hektar untuk pangan. Pertanyaan saya apakah Bapak Jokowi sependapat? ekstensifikasi lahan harus secara besar-besaran, dan harus berani kita tambah dalam waktu dekat di atas satu juta hektar, mengarah kedua juta atau lebih. Itu pertanyaan saya, Pak. Terima kasih.

M: Terima kasih, Pak Jokowi-JK waktunya dua menit untuk menjawab, silakan

JW: Tambahan sawah itu sangat diperlukan, tetapi tentu saja kita harus melihat terlebih dahulu airnya dari mana? Jangan seperti yang saya lihat sekarang, ada di Papua sudah dibuka, tetapi kemudian dibiarkan begitu saja. Karena apa, tidak pernah dipikirkan airnya dari mana. Tidak pernah dipikirkan bendunganya dibangun di mana, sehingga menurut saya yang paling penting adalah ditentukan dulu lokasinya. Apakah ada air atau tidak? apakah ada sungai yang bisa dibendung atau tidak? Kalau sudah, buat bendunganya dulu. Kalau bendunganya selesai berarti air ada. Air ada buat irigasi, masuk ke, irigasi tertier masuk ke sawah yang ingin kita bangun itu. Itu baru yang namanya membuat sawah yang akan berhasil. Bukan membuat sawahnya dulu baru mencari airnya, ini terbalik-balik. Membuat bendunganya dulu, mengalirkan lewat irigasi, kemudian menyalurkan kepada sawah itu. Kita tidak ingin ada kegagalan karena yang kita lihatsudah terlanjur hutan ditebang, tetapi sawah tidak bisa dikerjakan lagi. Oleh sebab itu, ke depan semuanya harus dikalkulasi, semuanya harus dihitung, semuanya harus diteliti agar betul-betul yang dikerjakan ini bukan sebuah proyek. Bukan sebuah proyek, tetapi sebuah program yang bermanfaat bagi negara ini, program yang bermanfaat bagi rakyat, dan rakyat mendapatkan kemanfaatan dari itu karena, mereka mendapatkan pembagian lahan, pembagian lahan, pembagian lahan, dan kesejahteraan mereka akan naik, kesejahteraan petani akan meningkat, terima kasih.

M: Terima kasih, Pak Prabowo-Hatta punya kesempatan untuk menanggapi atas