Baik. Pak Jokowi akan menambahkan? cukup? Baik. Kita lanjutkan, kita Pak Prabowo-Hatta, dipersilakan memberikan jawaban, waktunya dua menit,

186 pandangan bapak berdua, efektivitas Kyoto Protocol, dan bagaimana kita mengatasi efek gas rumah kaca? Terima kasih.

M: Terima kasih, Pak Jokowi-JK dipersilakan untuk memberikan jawaban,

waktunya dua menit, dipersilakan JK: Indonesia pendukung utama dari pada Kyoto Protocol. Karena itu artinya adalah dunia harus bertanggung jawab kepada kerusakan lingkungan di daerah- daerah atau seperti tropical forest Indonesia, karena itu Indonesia mendukung itu dan Indonesia juga sangat memprotes kenapa Amerika tidak melaksanakan dengan betul, atau tidak menyetujui protokol itu. Karena itulah di Bali, tentu Pak Hatta tahu kita menjalankan REDD Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation . Jadi karena itulah maka Indonesia mendukung itu, dan ingin menjalankan itu sebaik-baiknya, karena kita sangat berkepentingan dan dunia sangat berkepentingan. Pelaksanaannya memang sangat lambat akibat pihak negara industri seperti Amerika dan juga sebagian Eropa tidak menjalankan itu dengan baik, sehingga yang seharusnya climate changed itu dengan karbon kredit tidak berjalan dengan baik. Akibat karbon kredit tidak berjalan dengan baik, maka insentif untuk perbaikan hutan juga tidak jalan, seperti di Kalimantan, dunia internasional, Norwegia, ataupun Australia, itu hanya menjanji-menjanji terus untuk kasih satu milyar dolar, tapi tidak terealisasi. Itu yang terjadi sebenarnya. Jadi kita harus berjuang, sendiri, walaupun negara industri itu tidak membayarnya, tapi karena lingkungan kita sendiri, harus dijalankan dengan kekuatan sendiri, pada waktunya mereka harus sadarkan itu. M: Baik. Pak Jokowi akan menambahkan? cukup? Baik. Kita lanjutkan, kita lanjutkan dengan pertanyaan kedua, saya ingin mempersilakan Pak Jokowi-JK untuk menyampaikan pertanyaan. Waktunya satu menit, dipersilakan JK: Pak Prabowo dan Pak Hatta, Energi kita dalam kondisi sangat kritis. Tahun- tahun terakhir ini kita pengimport minyak terbesar dalam sejarah kita. Kita… produksi kita menurun, menjadi sekitar delapan ratus ribu barel per-hari, dan kita mengimport kurang-lebih rujuh ratus ribu. Subsidi kita naik terbesar dalam sejarah, Indonesia, defisit kita terbesar dalam sejarah untuk mengimport minyak itu, listrik kita mulai padam di mana-mana, dan juga banyak mati, apa yang terjadi sehingga terjadi krisis itu?

M: Pak Prabowo-Hatta, dipersilakan memberikan jawaban, waktunya dua menit,

dipersilakan HR: Terima kasih, Pak Jusuf Kalla, bapak tahu saat bapak jadi wakil presiden pun terjadi declining produksi kita menurun, dan bahkan angka satu juta barel, itu drop ke angka 900 pada zaman kita bersama, Pak, zaman itu, jangan lupa. Persoalannya tidak ada yang salah dengan itu, Pak, persoalannya adalah sumur-sumur kita 187 memang declining, dengan declining raid 12 persen per-tahun. Justru Pak SBY sekarang menahan declining raid pada angka tiga persen. Tapi Pak JK saya pastikan, awal 2015 angka produksi kita naik lagi ke satu juta barel. Nah, ada apa dengan listrik kita? Yah kita membangun 10000 megawatt, tapi karena terburu-buru semua serba tidak siap. Dan ketika dites, yang harusnya dua kali 300 megawatt, availability itu faktornya di bawah dari pada ketentuan. Ini menghambat, memperlambat, yang seharusnya tahun lalu sudah selesai semua, sampai sekarang belum mencapai 10000 megawatt. Nah, ini adalah tata kelola menurut saya yang terburu-buru pada waktu itu. Oleh sebab itu banyak hal yang harus kita jelaskan, tapi percayalah keadaan sekarang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya, jauh lebih baik. Sekarang listrik kita sudah mencapai 54000 megawatt. Demikian juga kita akan mencapai 1 juta barel. Tapi soal yang berkaitan dengan upaya kita yang terbesar yang harus kita lakukan adalah melakukan diversifikasi energi kita secepat mungkin. Karena tidak boleh kita menggantungkan kepada energi fosil, masa depan kita ada pada energi baru dan terbarukan. Kuncinya adalah insentif, fit in tariff , agar bisnis di dalam energi baru dan terbarukan dapat berjalan dengan baik, sehingga bisa berkembang energi baru dan terbarukan tersebut. Terima kasih, Pak JK. M: Terima kasih, kita lanjutkan dengan pertanyaan kedua dari Pak Prabowo-Hatta kepada Pak Jokowi-JK, waktunya satu menit, dipersilakan PS: Pak Jokowi yang saya hormati, saya agak kaget dalam kampanye di Indramayu tanggal 17 Juni, bapak mengatakan bahwa petani tidak perlu koperasi. Padahal kita mengetahui bahwa koperasi adalah Soko Guru dari ekonomi Bangsa Indonesia. Apa maksud pertanyaan ini? kenapa bapak katakan kalau petani tidak perlu koperasi? Kalau kami tegas mengatakan koperasi vital bagi kehidupan petani dan nelayan kita. Jadi mohon dijelaskan kenapa sampai bapak mengambil sikap yang seperti itu? menganggap bahwa koperasi itu tidak perlu bagi petani-petani kita. Terima kasih.

M: Baik, dipersilakan Bapak Jokowi-JK untuk menjawab, waktunya dua menit,