Baik, Pak Hatta ingin menambahkan? Pak Hatta ingin menambahkan? Baik waktu habis. Kesempatan Pak Jokowi-JK untuk memberikan tanggapan Pak Jokowi ingin menambahkan? silahkan Pak Jokowi Baik, terima kasih. Kesempatan Pak Prabowo-Hatta untuk memberika

194 menyampaikan pertanyaan kepada Pak Prabowo-Hatta. Waktunya satu menit, dipersilakan JK: Bapak Prabowo, tadi bapak menanyakan pidato kampanye Pak Jokowi. Sekarang saya ingin menanyakan hal yang sama, supaya adil. Pada hari Kamis lalu di Bandung bapak bicara bahwa, ada pihak-pihak yang ingin merubah demokrasi ke kleptokrasi, kekuasaan para maling-maling. Kami Pak Jokowi dan partai pendukung kami, saya ingin jelaskan tidak ada sama sekali maling-maling isi dari pada, tidak ada maling di bidang energi, tidak ada maling di bidang pangan, di kami. Pertanyaanya ialah, karena tidak ada maling minyak tidak ada mafia minyak, tidak ada mafia daging, tidak ada mafia beras, tidak mafia gula tempat kami, tidak ada mafia haji, tidak ada mafia hutan. Pertanyaanya, pidato bapak itu ditujukan kepada siapa?

M: Waktunya habis

JK: Tentang kleptokrasi kepada siapa bapak tujukan?

M: Baik, baik, terima kasih Pak JK. Silahkan pak Prabow- Hatta untuk menjawab

waktunya dua menit, silakan PS: Pak Jusuf Kalla yang saya hormati, kita sudah lama jadi orang Indonesia, Pak. Ya, jadi kalau bapak mengatakan di pihak bapak, begitu ya sukur. Yang saya maksud adalah, proses demokrasi kita yang kita ingin jalankan dengan baik kita sama-sama tau. Bahwa, sekarang terjadi jual beli suara. Terjadi macam-macam, praktek-praktek yang tidak benar, ini yang saya maksud, Pak. Bahwa, roh dari pada demokrasi sedang dirusak oleh macam-macam. Bisa dari partai saya, bisa. Saya tidak mengatakan dipartai saya tidak ada orang maling. Ya, ya, ya, tapi, yang saya maksud ini adalah fenomena untuk bangsa kita semua, begitu, Pak. Siapa tau, di pihak bapak ada juga, di pihak partai A dan B ada juga. Jadi, maksud saya adalah mengingatkan rakyat bahwa mereka harus menjaga demokrasi ini, mereka jangan ikut larut dalam permainan-permainan yang kita ketahui bersama selalu terjadi di lapangan. Saya kira itu pak, yang saya maksud. M: Baik, Pak Hatta ingin menambahkan? Pak Hatta ingin menambahkan? HR: Terima kasih, terima kasih, sebetulnya kalau kita menjalankan demokrasi, dan sekaligus dengan penegakan hukum, rule of law yang baik maka, yang dibilang mafia apapun kita serahkan kepada penegak hukum. Kita serahkan. Jadi, tidak perlu kita melontarkan seseuatu yang kemudian tidak memiliki data apapun. Jadi, kalau saya menganggap apapun juga bisa di-trace, bisa dicari, siapa orang- orang yang dikatakan Pak JK itu, maling-maling tadi itu. Terima kasih, Pak JK.

M: Baik waktu habis. Kesempatan Pak Jokowi-JK untuk memberikan tanggapan

atas jawaban Pak Prabowo-Hatta. Dipersilakan, dua menit 195 JK: Iya, karena pidato bapak dikampanye mengatakan ada pihak. Sedangkan, kita berkampanye hanya dua pihak. Jadi, seakan-akan kami kan? Tapi, saya ingin jelaskan bahwa apa yang disebut tadi Pak Hatta itu tentang hukum, pendapat hukum, siapa saja yang sudah diadili. Karena di KPK, minyaknya ada di KPK, dagingnya ada di KPK, hajinya sudah ada di KPK, al-quran pun ada di KPK, semua sudah jelas, dan alhamdulillah tidak ada di sini. Tidak ada, itu saja masalahnya, terima kasih M: Pak Jokowi ingin menambahkan? silahkan Pak Jokowi JW: Saya kira pertanyaanya tadi yang disampaikan Pak JK itu supaya dihubungkan dengan masalah daging, masalah yang berkaitan dengan energi, supaya dikaitkan dengan itu. Jadi, bukan bukan, bukan ingin membawa dalam suasana siapa yang mafia minyak, siapa yang mafia daging, siapa yang mafia haji, siapa yang mafia beras, bukan itu. Supaya ini bisa ada apa, Bapak Prabowo bisa menjelaskan dan tadi Bapak Prabowo sudah menjelaskan secara jelas, dan saya kira terima kasih.

M: Baik, terima kasih. Kesempatan Pak Prabowo-Hatta untuk memberikan

tanggapan balik waktunya dua menit, silahkan Pak Prabowo PS: Baik jadi, Pak Jokowi, Pak Jusuf Kalla, inti dari pada mungkin apa yang bapak arah atau mengarah adalah, mungkin bahwa kami menganggap yang sebut maling-maling itu disalah satu pihak. Bahwa di, yang saya ingatlah selalu adalah kita sebagai bangsa. Kita semua sebagai bangsa punya, punya kelemahan- kelemahan. Kalau kita pura-pura tidak ada kelemahan, saya kira itu dosa kepada rakyat. Itu yang saya mau omongkan, ya. Sebagai contoh, sebagai contoh, kalau ada sebuah pemerintah menandatangani kontrak yang merugikan negara dan bangsa untuk puluhan tahun, itu bagaimana? Apakah itu tidak merugikan rakyat dan Bangsa Indonesia? Jadi, tolonglah Tolonglah kita mawas diri, introspeksi, kita lihat kepada diri kita sendiri, ini kelemahan marilah kita perbaiki bersama. Untuk demokrasi yang kita harus bangun bersama, ya. Jadi, yang saya inginkan adalah mengingatkan rakyat jangan sampai demokrasi yang sudah susah kita bangun kita rusak sendiri. Itu yang saya maksud, terima kasih. M: Baik, Pak Hatta apakah apakah Pak Hatta ingin menambahkan? singkat Pak