Terima kasih, Pak Prabowo-Hatta punya kesempatan untuk menanggapi atas Baik, Pak Hatta akan menambahkan? masih ada waktu Pak Hatta. Sudah

192 akhirnya nanti kita akan berswasembada pada harga yang mulai stabil turun ke bawah. Intinya, kita stop dulu impor dengan meningkatkan sapi dalam negeri kita, terima kasih.

M: Terima kasih waktunya habis. Kita, kita akhiri sesi kedua, kita lanjutkan sesi

ketiga dari segmen kelima, dengan memberikan kesempatan Pak Prabowo-Hatta untuk menyampaikan pertanyaan. Waktunya satu menit, dipersilakan PS: Pak Jokowi yang saya hormati, tadi kita sudah membahas dan menyinggung masalah pangan, dan inti dari pangan kita sepakati adalah bahwa sawah kita berkurang. Berkurangnya sangat drastis, 2015 kita harus punya atau defisit sawah kita itu 750 ribu hektar. Kami mempunyai program untuk menambah lahan dua juta hektar untuk pangan. Pertanyaan saya apakah Bapak Jokowi sependapat? ekstensifikasi lahan harus secara besar-besaran, dan harus berani kita tambah dalam waktu dekat di atas satu juta hektar, mengarah kedua juta atau lebih. Itu pertanyaan saya, Pak. Terima kasih.

M: Terima kasih, Pak Jokowi-JK waktunya dua menit untuk menjawab, silakan

JW: Tambahan sawah itu sangat diperlukan, tetapi tentu saja kita harus melihat terlebih dahulu airnya dari mana? Jangan seperti yang saya lihat sekarang, ada di Papua sudah dibuka, tetapi kemudian dibiarkan begitu saja. Karena apa, tidak pernah dipikirkan airnya dari mana. Tidak pernah dipikirkan bendunganya dibangun di mana, sehingga menurut saya yang paling penting adalah ditentukan dulu lokasinya. Apakah ada air atau tidak? apakah ada sungai yang bisa dibendung atau tidak? Kalau sudah, buat bendunganya dulu. Kalau bendunganya selesai berarti air ada. Air ada buat irigasi, masuk ke, irigasi tertier masuk ke sawah yang ingin kita bangun itu. Itu baru yang namanya membuat sawah yang akan berhasil. Bukan membuat sawahnya dulu baru mencari airnya, ini terbalik-balik. Membuat bendunganya dulu, mengalirkan lewat irigasi, kemudian menyalurkan kepada sawah itu. Kita tidak ingin ada kegagalan karena yang kita lihatsudah terlanjur hutan ditebang, tetapi sawah tidak bisa dikerjakan lagi. Oleh sebab itu, ke depan semuanya harus dikalkulasi, semuanya harus dihitung, semuanya harus diteliti agar betul-betul yang dikerjakan ini bukan sebuah proyek. Bukan sebuah proyek, tetapi sebuah program yang bermanfaat bagi negara ini, program yang bermanfaat bagi rakyat, dan rakyat mendapatkan kemanfaatan dari itu karena, mereka mendapatkan pembagian lahan, pembagian lahan, pembagian lahan, dan kesejahteraan mereka akan naik, kesejahteraan petani akan meningkat, terima kasih.

M: Terima kasih, Pak Prabowo-Hatta punya kesempatan untuk menanggapi atas

jawaban Pak Jokowi, waktunya dua menit. Silakan 193 PS: Pak Jokowi, tentunya di abad ke-21 ada teknologi, ada sistem menejemen, tentunya kalau kita akan membangun sesuatu harus direncanakan dengan baik. Tetapi, bapak belum menjawab apakah bapak setuju atau tidak kita harus tambah dua juta hektar? Yang saya ingin adalah apakah bapa secara konsepsi setuju atau tidak, menghadapi defisit 730 hektar 2015? bapak sependapat atau tidak bahwa, kita harus segera menambah jumlah sawah kita? Itu pak, yang bapak belum menjawab. Saya mengerti kalau kita mau bikin sawah tentunya harus ada sumber air, iya kan? kalau tidak ada air tidak mungkin ada tanaman yang hidup. Saya kira ya, terima kasih, pak. M: Baik, Pak Hatta akan menambahkan? masih ada waktu Pak Hatta. Sudah cukup? Pak Jokowi dipersilakan untuk memberikan tanggapan balik, waktunya dua menit, silakan JW: Saya kira memang tidak perlu saya jawab tadi karena, memang di visi misi kita jelas bahwa kita ingin membangun sawah minimal satu juta pertahun, jelas ada di dalam visi misi kita jelas. Sehingga saya tadi tidak menjawab karena apa, di dalam visi misi kita jelas. Tetapi, yang ingin kami sampaikan adalah bagaimana melaksanakan, mengimplementasikan, visi misi itu. Karena, yang banyak sekarang ini adalah membuat visi misi, membuat rencana-rencana, membuat wacana-wacana, tapi tidak diimplementasikan. Tidak bisa dilaksanakan, tidak segera diputuskan, itu problemnya. Kalau hanya ingin, ingin, akan, akan, banyak sekali. Saya kira yang paling penting bagaimana mengimplementasikan ini. Bagaimana bisa melaksanakan ini, bagaimana kita bisa membuat sebuah menejemen perencanaan, bisa membuat sebuah menejemen organisasi, bisa membuat sebuah menejemen pelaksanaan yang betul-betul real, yang betul-betul kongkrit, yang betul-betul nyata, yang bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Dan yang paling penting memang menejemen pengawasan, jangan sampai seperti yang dulu kita pernah beberapa kali tidak hanya sekali. Tadi saya sampaikan di Papua ada kegagalan membuat field rice. Kemudian, sejuta lahan gambut kita juga pernah tidak berhasil. Ini harus menjadi catatan, kenapa saya sampaikan bendunganya dulu, karena kita mempunyai sebuah pengalaman yang tidak baik, tidak hanya sekali, tidak hanya dua kali. Oleh sebab itu, ini harus menjadi catatan, catatan itu sangat penting karena, jangan sampai kita mengulangi kesalahan Jangan mengulangi kesalahan Jangan mengulangi kesalahan Terima kasih.

M: Baik, terima kasih Pak Jokowi. Baik, kita lanjutkan sesi keempat dari segmen