Analisis Ancaman Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
PPKn SMP KK I
149
Ancaman terhadap NKRI berasal dari dalam maupun dari luar negeri, baik ancaman militer maupun non militer. Ancaman militer termasuk mudah dideteksi
dan lebih mudah diidentifikasi dibandingkan dengan ancaman non militer. Ancaman militer berkaitan dengan serangan militer yang berbentuk perang secara
fisik. Serangan militer yang berasal dari luar pernah terjadi di Indonesia pada saat awal kemerdekaan, yaitu tentara NICA yang diboncengi Belanda melakukan
penyerangan untuk dapat kembali menguasai Indonesia. Serangan militer Belanda yang terkenal adalah adanya Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan
Agresi Militer Belanda ke II tahun 1948. Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara,
keselamatan bangsa dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain sebagai berikut.
a. Disintegrasi bangsa melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap
kebijakan pemerintah pusat. Gerakan separatis ini terjadi dibeberapa daerah antara lain di Papua, Maluku, Aceh, Poso. Separatisme atau keinginan
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan ditangani secepatnya akan membuat keutuhan
Republik Indonesia terancam. b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan
ekonomi serta pelanggaran hak azasi manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru harakerusuhan massa.
c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional. e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang
jelas, hingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain.
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu yang berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik
tidak berhasil menampung aspirasi yang berkembang dalam masyarakat. g. Potensi konflik antar kelompokgolongan,baik perbedaan pendapat dalam
masalah politik, konflik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
Kegiatan Pembelajaran 10
150
h. Melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme yang sangat merugikan negara dan bangsa karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional.
i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antar kelompok dan antar daerah.
j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan pornoaksi, pergaulan bebas, tawuran, dan lain-lain.
Selain ancaman yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak.
Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak dianggap sebagai cara yang paling demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat. Namun seringkali
cara ini menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang ”kalah” sehingga mereka melakukan pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk
memaksakan kehendaknya.
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran 10 merupakan petunjuk aktivitas kegiatan peserta pelatihan pengembangan karir guru untuk moda tatap
muka, baik tatap muka penuh maupun In-On-In.