PPKn SMP KK I
75
mengawasi penggunaannya. Persetujuan anggaran merupakan fungsi yang sangat penting bagi DPR, karena dengan kontrol atas anggaranlah DPR dapat
mengontrol pemerintah dengan efektif. Tanpa persetujuan pengeluaran anggaran dari DPR, Presiden tidak dapat mengeluarkan anggaran belanja
negara. Karena itulah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa apabila DPR tidak menyetejui RUU APBN yang diajukan
pemerintah, maka yang berlaku adalah Undang-undang APBN tahun sebelumnya.
4 fungsi-fungsi lainnya yang tersebar dalam bab-bab lain dari UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yaitu:
mengusulkan pemberhentian Presiden sebagai tindak lanjut hasil pengawasan Pasal 7A;
melantik Presiden dan atau Wakil Presiden dalam hal MPR tidak dapat melaksanakan sidang untuk itu Pasal 9;
memberikan pertimbangan atas pengangkatan duta dan dalam hal menerima duta negara lain Pasal 13;
memberikan pertimbangan kepada Presiden atas pemberian Amnesti dan Abolisi Pasal 14 ayat 2;
memberikan persetujuan atas pernyataan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain Pasal 11;
memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan Pasal 23F; memberikan persetujuan atas pengangkatan anggota Komisi Yudisial
Pasal 24B ayat 3; memberikan persetujuan pengangkatan Hakim Agung Pasal 24A ayat 3;
mengajukan 3 dari 9 orang anggota hakim konstitusi Pasal 24C ayat 4.
3. Penerapan kewenangan Dewan Perwakilan Daerah DPD
Kewenangan DPD dalam sistem ketatanegaraan Indonesia hanya bersifat tambahan dan terbatas dalam hal-hal yang berkaitan langsung dengan
kepentingan daerah. Beberapa pengaturan tentang DPD diatur dalam Pasal 22D ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 UUDNRI 1945 hasil amandemen.
1 DPD dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan
dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam
Kegiatan Pembelajaran 5
76
dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2 DPD ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan
penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta
memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. 3 DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
mengenai : otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil
pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Dengan ketentuan yang tertuang dalam pasal tersebut di atas, jelas bahwa kewenangan DPD bersifat terbatas. Dalam kaitannya dengan fungsi legislatif, DPD
hanya memberikan pertimbangan terhadap DPR sebagai pemegang kekuasaan legislatif yang sesungguhnya. Beberapa ahli hukum menyebutkan bahwa DPD
tidak mempunyai kewenangan yang bersifat otonom di bidang legislasi. DPD bekerja hanya sebagai penunjang auxiliary agency tugas konstitusional DPR.
Dalam proses pembentukan suatu undang-undang atau legislasi, DPD tidak mempunyai kekuasaan untuk memutuskan atau berperan dalam proses
pengambilan keputusan sama sekali Asshiddiqie, 2006:188.
Di bidang pengawasan, DPD mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan fungsi pengawasan terhadap kinerja pemerintahan yang berkenaan dengan
kepentingan daerah dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan undang- undang tertentu, akan tetapi hasil pengawasan tersebut harus disampaikan
terlebih dahulu kepada DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Hal ini menunjukkan bahwa DPD menjadi subordinat DPR. Oleh karenanya
muncul pendapat di tengah masyarakat bahwasannya DPD adalah bagian dari atau menjadi salah satu bagian komisi di DPR.