1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam mencerdaskan bangsa. Pendidikan yang baik diharapkan melahirkan
generasi bangsa yang berkarakter. Pendidikan dapat diartikan sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan melibatkan
berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi. Salah satu alat
mencapai tujuan pendidikan adalah kurikulum. Menurut Arifin 2011:1-3 konsep dasar kurikulum merupakan
salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang
pendidikan. Kurikulum harus sesuai dengan UUD 1945 sehingga menggambarkan falsafah atau pandangan hidup suatu bangsa. Oleh
karena itu, pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari kurikulum. Hidayat 2013:112-113 mengatakan bahwa Kurikulum 2013
melanjutkan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan
dan, keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 memiliki gaya penyampaian yang berbeda, dalam
penyampaiannya semua disampaikan dengan satu kesatuan yang utuh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam sebuah kemasan tema. Kemasan tema mencakup beberapa muatan pelajaran di dalamnya antara lain: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, PPKn, Agama dan SBDP. Kurikulum 2013 mempunyai 4 aspek atau 4 Kompetensi Inti yang dipelajari oleh siswa, kompetensi inti 1 dan 2
menyangkut diri sendiri dan sosial sedangkan 3 dan 4 tentang pengetahuan dan keterampilan.
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya memiliki ciri menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian
autentik. Tematik intergratif ini menyatukan muatan pembelajaran dalam suatu tema. Pendekatan saintifik ini khas dengan 5 M yakin menanya,
menalar, mencoba, mengamati dan mengkomunikasikan, sedangkan penilaian autentik ialah penilaian mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tentu dalam pelaksanaan kurikulum ada beberapa pihak yang berperan.
Guru merupakan pemeran utama dalam dunia pendidikan. Guru bertugas untuk mengelola pembelajaran di dalam kelas yang memberikan
peluang kepada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang efektif akan dapat terwujud apabila guru mampu
memungkinkan siswa berperan aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Dapat disimpulkan mengajar bukanlah semata-mata transfer
of knowledge melainkan dibutuhkan keterlibatan aktif dari siswa dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan berbagai macam cara dalam
melaksanakan proses belajar yang mengakitifkan siswa. Model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam membantu guru melaksanakan pembelajaran yang mengaktifkan siswa.
Model pembelajaran digunakan agar siswa belajar mandiri dan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Siswa perlu mencari tahu apa
yang dipelajari sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang telah dipelajari. Siswa juga dapat belajar dari lingkungan, dari masalah-masalah
sekitar. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan motivasi siswa dalam belajar adalah model pembelajaran
yang menitik beratkan pada pemecahan masalah sehari-hari adalah model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah. Model Pembelajaran
Berbasis Masalah yakni pembelajaran yang berorientasi “learner
centered ” berpusat pada pemecahan suatu masalah oleh siswa Majid,
2014:170. Pembelajaran Berbais Masalah PBM merupakan model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan
autentik yakni
penyelidikan yang
membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata Trianto, 2007:67. Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan
model pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah ialah siswa belajar dari masalah di sekitar dan membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, guru juga menggunakan Lembar Kerja Siswa. Lembar Kerja
siswa digunakan untuk membantu peserta didik dalam melakukan tugas di dalam kelas. Tidak terlepas dari itu rencana pelaksanaan pembelajaran di
kurikulum 2013 ini harus dirancang secara tematik sedangkan LKSnya telah ada di dalam buku siswa tetapi guru juga dapat menambahkan bahan
ajarnya sesuai kebutuhan dan penilaian yang digunakan juga harus berdasarkan 3 aspek yaitu penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik,
penilaian ini akan selalu dilaksanakan setiap hari saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil survey kebutuhan guru terkait penggunaan Lembar kerja siswa yang berdasarkan pada model pembelajaran berbasis
masalah pada tanggal 30 Juni 2015 pukul 10.30 di SDN Kalasan Baru dengan Ibu “U”, guru kelas V SD menjelaskan bahwa pemahaman
terhadap kurikulum SD 2013 terkait ketersediaan dengan pelaksanaan kurikulum 2013 yakni; buku, kurikulum, mulai dari standar proses dan
standar penilaian, hal-hal yang belum disediakan terkait dengan pelaksanaan kurikulum SD 2013 aplikasi penilaian yang memudahkan
untuk merekap menjadi rapor, yang perlu disediakan terkait pelaksanaan kurikulum 2013 SD adalah pendampingan, monitoring, buku, media
pembelajaran khususnya
terkait dengan
dengan buku,
model pembelajaran yang digunakan terkait dengan pelaksanaan kurikulum SD
2013 model pembelajaran yang berpusat pada siswa, model pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang membantu siswa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam hidup sehari-hari terkait dengan tema-tema dalam pelaksanaan
kurikulum SD 2013 yaitu saintifik, pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran berbasis lingkungan, pemahaman terkait dengan model
pembelajaran berbasis mengacu pada kurikulum 2013 yaitu yang mengeksplorasikan tahapan-tahapan saintifik learning.
Kekhasan komponen-komponen utama dalam RPP yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum
2013 yaitu menonjolkan langkah-langkah penyelesaian masalah, pemahaman terkait dengan Lembar kerja siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah mengacu kurikulum 2013 yaitu lembar kerja siswa yang disesuaikan dengan lingkungan dan kondisi lokal yang
ada di sekitar, komponen-komponen yang harus ada dalam lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu
identitas, KI-KD langkah petunjuk kerja, sudah pernah menyusun RPP dan lembar kerja siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah, kesulitan dalam menyusun dan mengembangkan RPP dan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dalam kurikulum
2013 yaitu pelaksanaannya membutuhkan waktu yang relatif lama, hal tersebut menjadi masalah karena adanya target pokok bahasan per hari.
Cara untuk mengatasi kesulitan dalam menyusun RPP dan LKS yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terkait
kurikulum 2013 yaitu dilaksanakan setelah tema-tema di buku sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
habisselesai, masih memerlukan contoh RPP dan LKS yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang mengacu
kurikulum 2013, karakteristik RPP dan LKS yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu yang memenuhi komponen-
komponen pada permendiknas dan saran terkait dengan penyusunan RPP dan LKS menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yaitu
tematiknya integratifnya harus dimunculkan dengan jelas pada skenario.
B. Rumusan Masalah