133
BAB V PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.  Lembar  Kerja Siswa LKS  Menggunakan Model PBM Mengacu Kurikulum SD 2013 dikembangkan dengan langkah penelitian dan
pengembangan  dari  hasil  modifikasi  antara  model  pengembangan LKS  model Sugiyono dan  prosedur  penelitian  dan R  D model
Borg  dan  Gall.    Dalam  penelitian  ini  dibatasi  pada  lima  langkah pengembangan  yaitu  1    potensi  dan    masalah,    2  pengumpulan
data,  3 desain produk, 4  validasi produk, 5  revisi desai,  sampai dihasilkan  desain produk akhir yang berupa  Lembar Kerja Siswa
LKS  menggunakan  model  PBM    mengacu  kurikulum  SD  2013 subtema  Perubahan  Wujud  benda  untuk  siswa  kelas  V    Sekolah
Dasar. 2.  Berdasarkan  hasil  penelitian  pengembangan  yang  telah  melalui
beberapa  tahap  antara  lain  validasi  ahli  yaitu  validasi  oleh  dua orang  pakar  Kurikulum  SD  2013  dan  dua  orang  guru,  dua  orang
guru  SD  kelas  V.  Validasi  Lembar  Kerja  Siswa  LKS menggunakan model PBM  ditinjau dari beberapa komponen LKS
seperti 1 Identitas atau judul LKS, 2 Kompetensi Dasar yang akan dicapai,  3  Waktu  penyelesaian,  4  Peralatan  atau  bahan  yang
dibutuhkan,  5  Informasi  singkat,  6  Langkah  kerja,  7  Tugas  yang harus  dilakukan,  8  laporan  yang  harus  dikerjakan,  9  Masalah  yang
ditampilkan,  10  Aspek  yang  dikembangkan,  11  Penggunaan  EYD, dan  12  Tampilan  LKS.  Berdasarkan  hasil  validasi  dari    kedua    belas
komponen    tersebut  diperoleh  skor  rerata  4,22 “sangat  baik”  skor
tersebut menunjukkan
bahwa Lembar
Kerja Siswa
LKS menggunakan  model  PBM  mengacu  Kurikulum  SD  2013  subtema
Perubahan Wujud Benda untuk siswa kelas V Sekolah Dasar memiliki kategori  “sangat  baik”.  Dengan  demikian  Lembar  Kerja  Siswa  yang
dikembangkan  sudah  layak  digunakan  sebgai  perangkat  pembelajaran mengacu kurikulum 2013.
B.  Keterbatasan Penelitian
Lembar Kerja Siswa menggunakan  Model PBM  yang dikembangkan pada  penelitian  ini  memiliki  beberapa  keterbatasan  yang  dapat
dipaparkan sebagai berikut: 1.  Wawancara untuk analisis  kebutuhan hanya dilakukan  dengan
seorang guru SD kelas V sehingga data yang dihasilkan belum mewakili permasalahan yang dialami oleh semua guru kelas V
SD. 2.  Tidak  dilaksanakan  5  langkah  lainnya  karena  terbatasnya
waktu  penelitian  sehingga  langkah  yang  digunakan  dalam prosedur pengembangan hanya dibatasi pada 5 langkah yaitu 1
potensi dan masalah, 2   pengumpulan data, 3 desain  produk, 4 validasi desain, dan 5 revisi desain.
3.  Tidak  dilaksanakan  uji  coba  lapangan  pada  Lembar  Kerja Siswa  yang dikembangkan.
4.  Sumber atau gambar yang sesuai dengan LKS sangat sedikit
C.  Saran