Hasil Belajar Deskripsi Belajar

19 mengkomunikasikan tujuan pembelajarannya kepada para peserta didik sehingga peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Menurut Gagne perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk: 1. Informasi verbal: yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun lisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan pengertian tentang suatu konsep. 2. Kecakapan intelektual: yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Keterampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah. 3. Strategi kognitif: yaitu kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara –cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran. 4. Sikap: yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan bertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak. 5. Kecakapan motorik: ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. 27 Menurut Benjamin S. Bloom hasil belajar dikelompokkam dalam tiga ranah yaitu: ”ranah kognitif cognitive domain, ranah afektif affective domain, dan ranah psikomotor psychomotor domain.” 28 27 “Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar,” artikel diakses pada 26 Februari 2011 dari http:cafestudi061.wordpress.com20080911pengertian-belajar-dan- perubahan-perilaku-dalam-belajar , 20 Hasil belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Sedangkan ranah afektif berhubungan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Dan yang terakhir ranah psikomotorik berhubungan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan yang bersifat tetap dalam bentuk penguasaan informasi, penguasaan ketrampilan pemecahan masalah dan penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan peran individu tersebut di masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah semua kemampuan yang dicapai peserta didik berupa perubahan perilaku, pemahaman dan pengetahuan, dan ketrampilan yang bermanfaat setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, perubahan perilaku dirumuskan dalam tujuan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran lebih terarah.

B. Deskripsi Metode Sosiodrama

1. Pengertian Sosiodrama

Sosiodrama adalah “metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan degan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluraga yang otoriter, dan lain sebagainya” 29 . Metode Sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. S osiodrama “pada dasarnya mendramatisasikan tingkahlaku dalam hubungannya dengan masa lah sosial”. 30 Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama adalah suatu metode pembelajaran yang berusaha memberikan peran siswa untuk memainkan 28 http:spesialis-torch.comcontentview2032 , Akses 16 Juni 2010 29 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, Jakrata: Kencana, 2006 ha.. 159 30 Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010 hal. 88 21 atau mendramatisir suatu masalah atau kondisi sosial tertentu. Bermain peran “memungkinkan para siswa mengidentifikasi situasi-situasi dunia nyata dan dengan ide-ide orang lain. Identifikasi tersebut memungkinkan cara untuk mengubah perilaku dan sikap sebgaimana siswa menerima karakter orang lain. Dengan cara ini, siswa dilengkapi dengan cara yang aman dan kontrol untuk meneliti dan mempertunjukan maslah-masalah diantara kelompokindividu- individu”. 31

2. Karakteristik Sosiodrama

Terdapat 5 karakteristik metode Sosiodrama, yaitu: 1. Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak 2. Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas kemauannya sendiri 3. Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainnya 4. Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental 5. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya. 32

3. Kelebihan dan Kelemahan Sosiodrama

a. Kelebihan Sosiodrama

Kelebihan metode pembelajaran Sosiodrama antara lain: 1. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan. 2. Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. 3. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehinggadimungkinkan akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah. 4. Kerjasama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik- baiknya. 5. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. 31 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Akasara, 2004 hal. 214 32 http:reza-juanda.blogspot.com201301metode-bermain-peran.html 22 6. Bahan lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang mudah dipahami orang lain. 33

b. Kelemahan Sosiodrama Adapun kelemahan metode Sosiodrama, yaitu:

1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi tidak aktif. 2. Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3. Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit menjadi kurang bebas. 4. Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan, dan sebagainya. 34 Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah: 1 Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain. 2 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab 3 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. 4 Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah. 35

4. Penerapan Metode Sosiodrama

Dalam rangka menyiapkan suatu situasi bermain peran didalam kelas, guru mengukti langkah-langkah sebagai berikut: a. Persiapan 1. Menetapakan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh bermain drama ini. 2. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan didramakan. 3. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam pertunjukan, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan. 4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pertunjukan. 33 Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010 hal. 89-90 34 Ibid hal. 90 35 ibid hal. 88-89 23 b. Pelaksanaan 1 Bermain peran mulai dimainkan oleh kelompok pemeran. 2 Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian 3 Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemerannya yang mendapat kesulitan. 4 Bermain peran hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang didramakankan. c. Penutup 1 Melakukan diskusi balik tentang jalannya drama maupun materi cerita yang didramakan. Guru harus mendorong agar sisiwa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pembelajaran. 2 Merumuskan kesimpulan. 36

C. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS

1. Pengertian IPS

IPS merupakan ilmu pengetahuan yang meneliti dan membahas segala hal yang menyangkut dengan manusia, tingkah lakunya, proses penghidupannya, hubungannya antara manusia dengan manusia lain, hubungan antara manusia sebagai individu dengan masyarakat sekitarnya, atau hubungan antara manusia dengan benda sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan. Menurut buku karangan Sapriya, yang berjudul Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Ada beberapa pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian IPS, diantaranya : Charles R Keller, yang mengatakan bahwa “IPS adalah suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan 36 Wina Senjaya, Strategi Pembelajaran Beroreantasi Standar Proses Pendidikan, Jakrata: Kencana, 2006 ha.. 160-161