11
Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto adalah sebagai berikut: Dalam belajar peserta didik harus diusahakan berpartisipasi aktif,
meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada peserta didik untuk mencapai tujuan instruksional. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak
dapat mengembangkan kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif. Belajar perlu ada interaksi peserta didik dengan lingkungannya.
14
Untuk menertibkan diri dalam belajar seseorang harus mempunyai prinsip. Seperti yang diketahui prinsip belajar memang kompleks, tetapi dapat juga
dianalisis dan dirinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas belajar. Seperti yang dinyatakan oleh Oemar Hamalik meliputi belajar adalah suatu proses aktif dalam
hal ini terjadi hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara peserta didik dan lingkungan. Belajar harus memiliki tujuan yang jelas bagi peserta didik.
Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Selalu ada hambatan dan
rintangan dalam belajar, karena itu peserta didik harus sanggup menghadapi atau mengatasi secara tepat. Belajar memerlukan bimbingan baik itu dari guru atau
panduan dari buku pelajaran itu sendiri. Jenis belajar yang paling utama ialah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya pembentukan kebiasaan-kebiasaan
mekanis. Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan penyelesaian
masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh
pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan, agar materi pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan
dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip- prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga
dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat dan
14
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: Kencana. 2009, h. 63
12
bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam belajar harus ada hubungan yang dinamis antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga dapat
memahami materi pelajaran yang terkait dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar perlu latihan dan pengulangan, sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat
oleh peserta didik. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi.
3. Teori-Teori Belajar
Ada beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli. Berikut ini adalah
beberapa teori belajar yang mendukung pembelajaran dalam sistem pendidikan.
a. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Ausubel.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Ausubel, belajar akan menghasilkan manfaat bila peserta didik mencoba menghubungkan pengetahuan
baru dengan pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Ausubel, ”belajar bermakna merupakan suatu proses menghubungkan informasi baru pada konsep-konsep
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui peserta
didik.”
15
Dalam hal ini belajar akan bermanfaat jika ada hubungan antara pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang dengan apa yang ditemukan dalam kehidupan
seseorang tersebut. Jika seseorang mendapatkan pengetahuan baru tanpa ada pengetahuan sebelumnya, maka akan sulit untuk memahami pengetahuan baru
tersebut. Sebaliknya pengetahuan lama yang tidak dihubungkan dengan pengetahuan baru maka tidak akan berkembang.
b. Teori Belajar yang dikemukakan oleh Piaget.
Menurut Piaget, perkembangan kognitif seseorang melalui beberapa tahapan, yaitu sensorimotor sampai dengan usia 2 tahun, Concreteoperations usia 2-11
tahun, dan formal –operations setelah usia 11 tahun. Pada tahap sensorimotor
pengetahuan yang diperoleh masih sangat terbatas sejalan dengan perkembangan fisik dari anak tersebut. Pada tahap Concrete-operations anak sudah mulai belajar
15
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007, h. 25.
13
simbol yang merupakan representasi dari obyek tertentu. Anak mulai belajar menghubungkan suatu obyek dengan simbol tertentu. Sedangkan pada tahap
formal –operations pengetahuan yang diperoleh anak semakin kompleks, karena
anak telah banyak perbendaharaan kata dan memahami arti serta dapat mengasosiasikan dengan kata-kata lainnya. Dalam tahap ini anak sudah dapat
merangkum atau mengkombinasikan dua konsep atau lebih untuk membentuk suatu aturan. Menurut Piaget, ”pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan
penting unt uk perkembangan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik.”
16
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa perkembangan kognitif berkembang sesuai dengan pertambahan usia sehingga dalam memberikan materi
pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu dan metode yang digunakan juga harus disesuaikan.
c. Teori Conditioning.
Menurut Baharuddin ”Teori Conditioning dikembangkan oleh Pavlov, yang
mengemukakan teori bahwa belajar merupakan proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-
syarat yang kemudian menimbulkan respon dan reaksi.”
17
Yang paling penting dalam teori ini adalah latihan-latihan yang dilakukan secara terus menerus, sehingga memperoleh pemahaman dan tidak mudah dilupakan
tentang materi pelajaran. Berdasarkan teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat conditions yang
kemudian menimbulkan reaksi response. Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam
belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue terus-menerus. Yang diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yeng terjadi
secara otomatis. d.
Teori Connectinism Thorndike. Dalam belajar menurut Thorndike melalui dua proses yakni Trial and error
mencoba dan gagal, dalam hal ini Thorndike mengembangkan hukum Law of effect,
yaitu ”segala tingkah laku manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di
16
Trianto, Metode-Metode Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, h. 14.
17
Baharuddin Dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Yogyakarta:Ar- Ruzz Media, 2007, h. 58.