Pengaruh penggunaan metode sosiodrama trehadap hasil belajar ips siswa(quasi eksperimen di smp al hasra kelas viii.1 dan viii.2)

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SOSIODRAMA

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA

(Quasi Experiment di SMP Al-Hasra Kelas VIII1 dan VIII2)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh: Fajriyatul Azizah NIM: 1111015000079

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

ii

ABSTACT

Fajriyatul Azizah, "The Influence of Sociodrama Method toward IPS Students’ Learning Outcomes (Quasi Experiments in the eighth grades of SMP Al Hasra Class VIII.1 and VIII.2)", A Skripsi on Geography Education, Department of Social Sciences, Faculty of Science Tarbiyah and Teachers’ Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta.

This study aims to investigate the effectiveness of Sociodrama method on the eight grades of IPS students’ learning outcomes at VIII.1 and VIII.2 of Al Hasra, Depok. The method used in this study is quasi-experimental pretest-posttest group design. The population is all the eight grades of SMP Al Hasra. By using purposive sampling, the writer chose VIII.1 and VIII.2 as the sample of this study. Research instrument used was a test of learning outcomes in the form of 25 multiple choice questions, observation and interview.

Data analysis technique in this study is hypothesis testing using a no parametric test techniques statistic Man Withney-U and based on the calculations, the posttest in experimental and control group can reach Asymp Sig (2-tailed) < 0.05 (, 000 < 0.05). This indicates that H0 is accepted then the average results of social students in the experimental

class is different from the average results of students in control class. Therefore, it can be concluded that there is the effectiveness of Sociodrama learning method on IPS students’ learning outcomes. According to the results of interview and observation in this study, Sociodrama learning model can train students to have more positive attitudes such as having confidence, helping each other, working together, and having positive dependence on others.


(10)

i

Fajriyatul Azizah, “Pengaruh Penggunaan Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa (Quasi Eksperimen di SMP Al Hasra Kelas VIII.1 dan VIII.2)”, Skripsi program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS Siswa kelas VIII.1 dan VIII.2 di SMP Al Hasra, Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen tipe pretest posttest group design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al Hasra. Dengan menggunakan purpose

sampling, sampel yang terpilih yaitu kelas VIII.1 & VIII.2. Instrument penelitian yang digunakan

adalah tes hasil belajar berupa 25 soal berbentuk pilihan ganda, observasi dan wawancara.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji hipotesis menggunakan uji statistisk non parametrik teknik Man Withney-U dan berdasarkan hasil perhitungan diperoleh perhitungan

posttest kelas kontrol dan eksperimen yakni posttest di dapat Asymp Sig (2-tailed) < 0,05 (,000 <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa H0 diterima maka rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas

eksperimen berbeda dengan rata-rata hasil belajar IPS siswa pada kelas kontrol dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa. Menurut hasil wawancara dan observasi pada penelitian ini model pembelajaran Sosiodrama dapat melatih siswa untuk lebih memiliki sikap positif seperti lebih percaya diri, saling membantu, bekerja sama, serta ketergantungan yang positif terhadap orang lain.


(11)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Rabb yang menguasai seluruh alam beserta isinya yakni Allah SWT, atas limpahan rahmat, hidayah serta kehendak-Nya lah skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seorang tauladan sempurna yang patut dicontoh oleh ummatnya.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis tidak akan bertambah tanpa bimbingan,pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak, yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dekan FITK Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A

2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd yang tak pernah lelah ataupun bosan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan motivasi agar penulis menjadi pribadi yang berbekal pendidikan yang baik.

3. Bapak Dr. Muhammad Arif, M.Pd pembimbing yang penuh dengan kesabaran dan perhatian yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini selesai dengan baik. Semoga Bapak dan keluarga senantiasa selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

4. Ibu Annisa Windarti, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan nasehatnya.

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan IPS yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat di kemudian hari.


(12)

iv

6. Orang tua tercinta atas motivasi yang luar biasa: Ibu Sholikhah dan Bapak Khumairi terkasih yang tak henti-henti memanjatkan doa yang disertai cucuran air mata kepada-Nya untuk anaknya agar selalu mendapat ridho-Nya di setiap langkah perjuangan menempuh kesuksesan dunia dan akhirat. Maaf belum bisa mengukir bahagia di wajah tuamu, maaf belum bisa menghapus beban dari tubuh lelah mu, maaf belum membalas semua jasa yang telah engkau berikan kepadaku. Terimakasih untuk cinta dan doa tulus mu disetiap langkah ku. Selesainya skripsi ini adalah bukti persembahan adinda untuk kalian.

7. Kakak dan adik ku tersayang: Alivia Nurul Fadillah dan Husnul Syarofah. Terimakasih atas doa dan motivasi dari kalian yang tak terhingga.

8. Bapak Andi Suhandi, S.Pd selaku Kepala SMP Al Hasra Depok sekaligus guru mata pelajaran IPS yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin serta terimakasih atas segala wejangan dan motivasi yang Beliau berikan.

9. Sahabat Tersayang: Lukman Hakim,Ria Liniarti, Nur Alfi Lail, Febriani Herlina, Nia Firiyani, Gaun Rifani, dan Cucok Rumpi lainnya. Terimakasih atas kobaran semangat untuk terus maju bersama-sama meyelesaikan skripsi ini dalam rangka meneruskan pendidikan.

10. Teman-teman Cabe Gengster: Ade Ulan Dari, Selastia Rilla Darmadi, Rachmanita Oktaviani, dan Rizki Oktavianti.

11. Rekan-rekan seperjuangan Geografi 2011.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Ciputat, 22 Juni 2015 Penulis


(13)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………...……….. i

ABSTRACT..………. ii

KATA PENGANTAR.………. iii

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………. ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : KAJIAN TEORITIS A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Sosiodrama ... 8

2. Hakikat hasil Belajar ... 13

3. Konsep Pendidikan IPS ... 18

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 21

C. Kerangka Berpikir ... 23

D. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III : METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Metode dan Desain Penelitian ... 24


(14)

vi

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

E. Instrumen Penelitian ... 29

F. Uji Coba Instrumen ... 33

G. Teknik Analisis Data ... 36

H. Hipotesis Statistik ... 40

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah 1. Visi dan Misi SMP Al Hasra ... 42

2. Identitas SMP Al Hasra ... 42

3. Pimpinan, Guru, dan Staf SMP Al Hasra ... 43

4. Siswa ... 44

5. Sarana dan Prasarana ... 44

6. Kegiatan Ekstrakulikuler ... 45

B. Deskripsi dan Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar IPS ... 46

2. Perbedaan Mean Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 52

C. Pengujian Analisis Data 1. Uji Normalitas Data ... 53

2. Uji Homogenitas ... 55

3. Pengujian Hipotesis ... 57

D. Pembahasan ... 58

E. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V : Penutup A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65


(15)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu dan Jadwal Penelitian ... 24

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian ... 25

Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan data ... 28

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Pretest dan Posttest ... 29

Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ... 31

Tabel 3.6 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 32

Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 34

Tabel 3.8 Indeks Kesukaran Instrumen Tes ... 35

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda ... 35

Tabel 4.1Identitas Sekolah ... 42

Tabel 4.2 Data Rombongan Belajar dan Guru ... 43

Tabel 4.3 Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014 / 2015 ... 44

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMP Al Hasra Depok ... 44

Tabel 4.5Distribusi data Pretest kelas kontrol dan eksperimen ... 46

Tabel 4.6 Distribusi data Posttest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen ... 48

Tabel 4.7 Kategori Nilai N Gain Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 52

Tabel 4.8 Perbandingan hasil mean pretest dan posttest ... 53

Tabel 4.9Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 53

Tabel 4.10 Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ... 54

Tabel 4.11 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.12 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ... 55

Tabel 4.13Data Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 56

Tabel 4.14 Data Homogenitas Posttes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 56


(16)

viii

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Pengaruh Metode Sosiodrama dengan hasil belajar siswa ... 23

Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi hasil pretest kelas Eksperimen ... 50

Gambar 4.2 Diagram distribusi frekuensi hasil pretest kelas Kontrol ... 50

Gambar 4.3 Diagram distribusi frekuensi hasil posttest kelas Eksperimen ... 51


(17)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Kelas Eksperimen ... 67

2. RPP Kelas Kontrol ... 83

3. Soal Uji Coba Instrument Test dan Hasil Anates ... 88

4. Soal Pretest ... 114

5. Soal Posttest ... 120

6. Hasil Pretest-Posttest Kelas Eksperimen ... 126

7. Hasil Pretest-Posttest Kelas Kontrol ... 128

8. Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen ... 130

9. Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol ... 136

10. Pedoman dan Hasil Wawancara Kelas Eksperimen ... 142

11. Naskah Sosiodrama ... 146

12. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen ... 160

13. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen ... 162

14. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ... 164

15. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ... 166

16. Uji Homogenitas Data ... 168

17. Uji Normal Gain Kelas Eksperimen ... 171

18. Uji Normal Gain Kelas Kontrol ... 173


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan hal yang dapat merubah sikap dan kepribadian seseorang dalam hidup, dengan belajar seseorang dapat mengetahui segala hal dari apa yang ia pelajari. Namun, pada umumnya harus ada bimbingan untuk memahami dan mempelajari suatu pengetahuan dalam proses belajar tersebut. Bimbingan itu harus dilakukan oleh seseorang yang lebih memahami dan mengetahui dari orang yang dibimbing.

Menurut Yatim Riyanto, belajar juga didefinisikan sebagai “suatu proses untuk mengubah performasi yang tidak terbatas pada keterampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi, seperti skill, persepsi, emosi, proses berpikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan performansi”.1

Proses pembelajaran sangat berperan terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Didalam hal ini diperlukan faktor-faktor pendukung diantaranya guru yang profesional, media pembelajaran, metode pembelajaran, dan penguasaan materi.

Efektivitas pembelajaran oleh guru profesional bukan hanya saja sebagai faktor utama. Sebagai guru yang melaksanakan tugas secara profesional maka diperlukan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang dirumuskan. Strategi merupakan komponen yang juga mempunyai fungsi yang sangat menentukan keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar.

Bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen – komponen tersebut tidak akan bermakna dalam proses pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itu diperlukan wawasan guru dalam memahami peran dan fungsi metode dan strategi dalam proses pembelajaran pembelajaran dengan baik.

1


(19)

2

Metode pembelajaran terus mengalami perubahan dari metode tradisional menuju metode yang lebih modern. Metode pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, perkembangan metode-metode pembelajaran sangat begitu cepat tersebar luas didunia pendidikan.

Seorang guru yang baik diantaranya adalah guru yang mampu menerapkan strategi atau metode pembelajaran. Guru yang memiliki kompetensi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan tersendiri dalam mendidik siswanya. Karena secara alami siswa akan mengikuti dan mengagumi gurunya sehingga motivasi untuk belajar dalam diri siswa pun semakin meningkat.

Pada kenyataannya berdasarkan pengamatan yang yang peneliti lakukakan pada tanggal 29 Januari 2015 di kelas VIII SMP Al-Hasra guru masih kurang menerapkan metode yang lebih variatif, sehingga siswa cenderung kurang aktif dalam mengikuti pelajaran, bahkan tidak jarang ketika guru sedang menjelaskan banyak siswa yang malah asik mengobrol dengan temannya bahkan ada siswa yang mengantuk. Dengan demikian diharapkan guru dalam proses belajar mengajar mampu mengajak siswa untuk aktif sehingga aktivitas belajar siswa lebih mendominasi pada saat pembelajaran.

Kebanyakan guru kurang menerapkan metode-metode yang variatif dalam proses pembelajaran, guru kurang melibatkan aktivitas siswa di dalamnya sehingga pembelajaran terasa membosankan. Hal tersebut meyebabkan banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang telah ditentukan.

Menurut hasil ulangan harian yang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2015 di SMP AL-Hasra, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan pelajaran IPS dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Terbukti dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP Al-Hasra Depok, dari 4 kelas (VIII1, VIII.2, VIII3, VIII4) ada sekitar 50% siswa


(20)

yang memperoleh nilai IPS dibawah KKM.2 Sementara nilai IPS mencapai standar ketuntasan yakni 70.

Oleh karena itu, diharapkan para guru IPS dapat memberikan motivasi dan memperkenalkan materi IPS dengan lebih baik dan bersahabat. Sehingga anggapan yang keliru selama ini bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan akan hilang dari cara pandang berpikir mereka. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan 22 siswa kelas VIII yang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2015, mereka menyatakan bahwa pelajaran IPS merupakan pelajaran yang membosankan karena terlalu banyak hafalan dan terlalu banyak mendengarkan guru berbicara di depan kelas.

Untuk itu dalam menyajikan materi IPS agar lebih menarik, maka guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode mengajarnya sedimikian rupa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasil belajar yang dicapai pun akan meningkat.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di kelas VIII SMP Al-Hasra Depok, penulis beranggapan perlu adanya metode pembelajaran yang lebih menarik perhatian siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran IPS adalah dengan menggunakan metode sosiodrama.

Dalam metode Sosiodrama ini siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa nantinya akan memerankan suatu kegiatan dengan skenario yang telah ditentukan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Setelah itu siswa akan dapat dengan mudah mengaplikasikan pengalamnnya tentang kegiatan yang pernah dilakukannya. Kegiatan seperti ini membuat komunikasi di dalam kelas berlangsung dua arah serta siswa akan lebih termotivasi dan tertarik pada pembelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa pun meningkat.

2

Hasil nilai ulangan harian siswa ke- 1 kelas VIII1, VIII2, VIII3, VIII4 semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.


(21)

4

Syaiful Djamarah dan Zain mengemukakan bahwa sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Dengan demikian terlihat bahwa dalam sosiodrama terdapat proses mendramatisasi tingkah laku sosial. Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan dari penggunaan metode sosiodrama yaitu: agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, agar siswa dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab, agar siswa dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan, serta merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.3

Atas dasar latar belakang dan pemikiran di atas, penulis tertarik untuk

menyusun skripsi dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukakan pada tanggal 29 Januari 2015 di kelas VIII SMP Al-Hasra guru masih kurang menerapkan metode-metode yang lebih variatif dan lebih menarik perhatian siswa.

2. Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2015 siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran.

3. Dari hasil dokumen ulangan harian 1 semester 2 SMP Al-Hasra Depok yang dilaksanakan pada tangga 11 Februari 2015, dari 4 kelas (VIII1, VIII.2, VIII3, VIII4) ada sekitar 50% siswa yang memperoleh nilai IPS dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

4. Pada observasi awal yang dilakukan pada tanggal 3 Februari 2015 dari 22 siswa yang diwawancarai mereka menganggap bahwa pelajaran IPS adalah pelajaran yang membosankan.

3

Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), h. 88.


(22)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut dan mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi hanya pada masalah hasil belajar IPS siswa yang masih rendah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka peneliti akan menerapkan metode Sosiodrama yang dijadikan sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa agar tertarik mempelajari materi yang disampaikan oleh guru dan memiliki pemahaman yang baik akan materi yang disampaikan, sehingga menghasilkan hasil belajar yang memuaskan dan sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan.

D. Rumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan masalah

yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan: “Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan metode sosiodrama

terhadap hasil belajar IPS siswa”. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan pada dunia pendidikan khususnya.

2) Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang metode

Sosiodrama untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran guna


(23)

6

b. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa

a) Memberikan konstruktivisme metode Sosiodrama untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Memberikan solusi alternatif siswa untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan dalam proses pembelajaran IPS.

c) Melalui metode Sosiodrama diharapkan terjadi transfer dan transmisi sistem nilai yang memungkinkan peserta didik mengalami perubahan sikap dan perilaku serta kerja sama secara lebih mendalam.

2) Bagi Guru

a) Meningkatkan kompetensi pedagogik guru IPS dalam melakukan aktivitas belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

b) Membantu guru IPS dalam melakukan perbaikan metode mengajar yang digunakan sebagai alternatif pembelajaran yang bermutu dan bermakna.

c) Memberikan solusi alternatif siswa untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran IPS.

3) Bagi Sekolah

a) Memberikan masukan terkait dalam mengambil kebijakan, terutama kebijakan pembelajaran.

b) Membantu sekolah dalam meningkatkan profesionalitas para guru.

c) Memberikan masukan pada sekolah dalam menghasilkan guru-guru yang kreatif.

4) Bagi Universitas

a) Memberikan masukan dalam penyusunan program penelitian di perguruan tinggi.


(24)

b) Memberikan motivasi pada mahasiswa lain agar melakukan penelitian dengan metode yang lebih baik.

c) Memberikan kontribusi hasil penelitian yang relevan terhadap mahasiswa-mahasiswa lain yang akan melakuan penelitian.


(25)

8

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Hakikat Sosiodrama

Hakikat belajar bermain peran terletak pada keterlibatan peserta didik secara emosional dalam masalah yang secara nyata dihadapi. Melalui metode sosiodrama (bermain peran) dalam pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat: (1) mengeksplorasi perasaannya, (2) memperoleh wawasan tentang sikap, nilai, dan persepsinya, (3) mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (4) mengeksplorasi inti permasalahan yang diperankan melalui berbagai cara.

a. Pengertian Metode Sosiodrama

Menurut Oemar Hamalik, Bermain peran atau sosiodrama adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk pendidikan sosial dan hubungan antar insan, dan teknik ini bertalian dengan studi kasus, tetapi kasus tersebut melibatkan individu manusia dan tingkah laku mereka atau interaksi antar individu tersebut dalam bentuk dramatisasi. Sedangkan para siswa berpartisipasi sebagai pemain dengan peran tertentu atau sebagai pengamat bergantung pada tujuan-tujuan dari penerapan teknik tersebut.1

Sedangkan menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih bahwa Metode bermain peran (sosiodrama) merupakan metode yang sering digunakan nilai-nilai dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hubungan sosial dengan orang-orang di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam melaksanakannya siswa-siswi diberi berbagai peran tertentu dalam melaksanakan peran tersebut, serta mendiskusikan di dalam kelas.2

1

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 199.

2

R. Ibrahim dan Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008).


(26)

Menurut Sumiati dan Asra, metode sosiodrama adalah semacam drama sosial, berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisis situasi sosial tertetu. Seperti kenakalan remaja, pengaruh pergaulan bebas, dan sebagainya. Dalam sosiodrama guru menyajikan sebuah cerita yang diangkat dari kehidupan sosial. Kemudian meminta siswa memainkan peranan-peranan tertentu sesuai dengan isi cerita dalam sebuah drama.3

Sedangkan menurut M. Basyiruddin Usman, metode sosiodrama merupakan teknik mengajar yang banyak kaitannya dengan pendemonstrasian kejadian-kejadian yang bersifat sosial.4 Metode

sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam

pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.5

Metode sosiodrama atau bermain peran cocok digunakan bilamana: 1) Pelajaran dimaksudkan untuk menerangkan peristiwa yang dialami dan menyangkut orang banyak berdasarkan pertimbangan didaktis;

2) Pelajaran tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat psikologis; 3) Untuk melatih siswa agar dapat bergaul dan memberi

kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta permasalahannya.6

Dari pendapat tersebut mengenai sosiodrama, maka dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama merupakan salah satu metode yang menyajikan materi pelajaran dengan cara memerankan atau mendramatisasikan tingkah laku dari suatu situasi sosial dengan harapan siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di

3

Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 100. 4

M. Basyiruddin Usman, Metode Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2010), h. 51.

5

Syaeful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,1996), h. 88.

6


(27)

10

dalamnya sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi sosial.

b. Tujuan Metode Sosiodrama

Menurut Djamarah tujuan sosiodrama adalah sebagai berikut: 1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang

lain,

2) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab sebagai mahluk sosial,

3) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan,

4) Merangsang anak untuk berprilaku atau bersikap,berpikir dan memecahkan masalah.7

Jadi diharapkan dengan menggunakan metode sosiodrama ini siswa mampu lebih aktif dan dapat mengembangkan bukan hanya dari aspek kognitifnya saja namun juga afektif dan psikomotorik. Selain itu metode sosiodrama bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dapat memperoleh pengetahuan dengan melakukan praktik secara langsung, tidak hanya dengan mendengarkan ceramah guru, mencatat, dan merangkum materi.

c. Karakteristik Metode Sosiodrama

Sosiodrama dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan

asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Karakteristik metode

sosiodrama ini adalah sebagai berikut:

1) Merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai yang positif bagi anak.

2) Didasari motivasi yang muncul dari dalam. Jadi anak melakukan kegiatan itu atas dasar atas kemauannya sendiri.

7


(28)

3) Sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan kewajiban. Anak merasa bebas memilih apa saja yang ingin dijadikan alternatif bagi kegiatan bermainnya.

4) Senantiasa melibatkan peran aktif dari anak, baik secara fisik maupun mental.

5) Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti kemampuan kreatif, memecahkan masalah, kemampuan berbahasa, kemampuan memperoleh teman sebanyak mungkin dan sebagainya.8

d. Kelebihan dan Kelemahan dari Metode Sosiodrama Beberapa kelebihan metode sosiodrama yaitu:

1) Melatih anak untuk mendramatisasikan sesuatu serta melatih keberanian.

2) Metode ini akan lebih menarik perhatian anak, sehingga kelas lebih hidup.

3) Anak-anak dapat menghayati suatu peristiwa, sehingga mudah mengambil kesimpulan berdasarkan penghayatan sendiri. 4) Anak dilatih untuk dapat menyusun buah pikiran dengan

teratur.

Beberapa kelemahan dari metode sosiodrama yaitu:

1) Metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang.

2) Memerlukan persiapan yang diteliti dan matang (membutuhkan banyak kreasi guru).

3) Kadang-kadang anak-anak tidak mau memerankan suatu adegan, karena mau.

4) Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa, dalam arti pendidikan tidak tercapai.9

e. Upaya untuk Mengatasi Kelemahan Metode Sosiodrama

Beberapa cara untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode

sosiodrama, antara lain yaitu:

1) Guru harus menerangkan kepada siswa, untuk memperkenalkan metode ini, bahwa dengan jalan metode sosiodrama siswa diharapkan dapat memecahkan masalah hubungan sosial yang aktual ada di masyarakat.

8

http://reza-juanda.blogspot.com/2013/01/metode-bermain-peran.html

9

Zuhairi H, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), h. 101.


(29)

12

2) Guru harus memilih masalah yang urgen sehingga menarik minat anak.

3) Agara siswa memahami peristiwanya maka guru harus bisa menceritakan sambil mengatur adegan pertama.

4) Bobot atau luasnya bahan pelajaran yang akan didramakan harus sesuai dengan waktu yang tersedia.10

f. Beberapa Hal yang Patut diperhatikan dalam Pelaksanaan Sosiodrama

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan metode sosiodrama, antara lain:

1) Masalah yang dijadikan tema cerita hendaknya dialami oleh sebagian besar murid-murid.

2) Penentuan pemeran hendaknya secara sukarela dan motivasi dari guru.

3) Jangan terlalu banyak “disutradarai”, biarkan murid mengembangkan kreatifitas dan spontanitas mereka.

4) Diskusi diarahkan kepada penyelesaian akhir (tujuan), bukan kepada baik atau tidaknya seseorang murid berperan.

5) Kesimpulan diskusi dapat diresume oleh guru.

6) Sosiodrama bukanlah sandiwara atau drama biasa, melainkan merupakan peranan situasi sosial yang ekspresif dan hanya dimainkan satu babak saja.11

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas metode sosiodrama tergantung pada bagaimana kreativitas guru dalam menerapkan metode tersebut. Jika guru tidak memiliki persiapan yang cukup dan tidak bisa mengarahkan siswa dengan baik maka

sosiodrama bisa saja gagal dilakukan atau berjalan tidak efektif.

g. Langkah-langkah dalam Menggunakan Metode Sosiodrama

Dalam menggunakan metode Sosiodrama ini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan, yaitu:

1. Menetapkan terlebih dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian sosial.

10

Syaeful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA, 2005), h. 214.

11

Ramayulis, Metode Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), h. 177-178.


(30)

2. Menceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks cerita tersebut.

3. Menetapkan siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan peranannya di dalam kelas,

4. Menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama sedang berlangsung.

5. Memberi kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum mereka memainkan peranannya. 6. Mengakhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicaraan

mencapai ketegangan.

7. Mengakhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.

8. Menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut.12

2. Hakikat Hasil Belajar

Hakikat hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Dalam proses belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan mental, proses berpikir, dan keterampilan sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan materi yang diberikan. Maka dengan adanya suatu pemahaman dan penguasaan materi yang didapat siswa dalam proses belajar mengajar maka siswa memahami apa yang sebelumnya ia tidak ketahui. Perubahan inilah yang disebut hasil belajar.

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana, “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman

12


(31)

14

belajar”.13 Hasil belajar merupakan suatu tujuan yang dicapai oleh siswa melalui proses belajar.

Menurut Dimyati dan Mujiono, “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar”.14

Hasil belajar dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa yang berkaitan dengan aspek-aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dan pengukuran hasil belajar merupakan suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan instruksional dapat dicapai oleh siswa setelah menampilkan proses belajar mengajar.15

Baik individu ataupun tim, menginginkan suatu pekerjaan dilakukan secara baik dan benar agar memeperoleh hasil yang baik dari pekerjaan tersebut. Keberhasilan ini akan tampak dari pemahaman, pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki oleh individu ataupun tim.

Seorang siswa dikatakan berhasil dalam belajarnya, apabila ia telah mengalami perubahan tingkah laku atau pribadi sesuai dengan apa yang diharapkan setelah proses belajar mengajar. Sardiman, dkk menjelaskan pengertian belajar dengan bentuk tingkatan hasilnya

sebagai berikut: “Belajar adalah proses perubahan perilaku, yang dapat

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian

tentang pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan”.16

Menurut Bloom dan ditulis kembali oleh Sudjana, secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu:

13

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 23.

14

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 3. 15

St. Syamsudduha dan Muh. Rappi, Penggunaan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi, Lentera Pendidikan, Vol. 15, No 1, Juni 2012, h. 21.

16


(32)

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar berupa

keterampilan dan kemampuan bertindak.17

Ketiga ranah tersebutlah yang akan menjadi objek penilaian hasil belajar. Dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang mendapat perhatian paling besar bagi seorang guru atau guru. Karena pada ranah kognitif inilah siswa akan terlihat kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran ataukah tidak.

Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran yang berkaitan dengan seberapa jauh kemampuan siswa dalam memahami suatu materi yang telah diajarkan. Kemampuan siswa memahami suatu materi yang telah diajarkan dapat dilihat melalui penilaian yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil ulangan siswa.

Dalam penelitian ini tindakan yang akan diambil untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa yaitu dengan melihat hasil belajar siswa dari hasil ulangan harian. Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal-soal yang harus dijawab oleh siswa. Tujuan dari ulangan harian ini untuk memperbaiki program dan strategi pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi peserta didik.

17


(33)

16

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa

Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Faktor internal dibagi menjadi dua aspek, yakni:

a) Aspek Fisiologis, terdiri dari tonus (tegangan otot) jasmaniah, mata, dan telinga.

b) Aspek psikologis, terdiri darai intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Aspek ini meliputi:

a) Lingkungan sosial, terdiri dari keluarga, guru, masyarakat, dan teman.

b) Lingkungan non sosial, terdiri dari rumah, sekolah, peralatan, dan alam.

c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Aspek ini dibedakan menjadi:

1. Pendekatan tingkat tinggi, terdiri dari speculative dan

achieiving.

2. Pendekatan tingkat menengah, terdiri dari analytical dan deef.

3. Pendekatan tingkat rendah, terdiri dari reproductive dan surface.18

18

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 5, h. 129-138.


(34)

c. Pengukuran Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diketahui dari proses penilain. Pengertian

penilaian yaitu “Proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kreteria tertentu.”19 Penilaian merupakan kegiatan membandingkan hasil pengukuran (skor) sifat suatu objek dengan acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu kualitas kuantitatif.

Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan dan pengukuran melalui observasi. Setiap cara atau prosedur memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Prosedur mana yang harus dipilih tergantung pada berbagai faktor yaitu : jenis kemampuan yang diukur, jumlah siswa dan waktu yang tersedia.

Dalam pembelajaran IPS prosedur lisan pada umumnya jarang dilakukan, mengingat jumlah siswa yang jumlahnya banyak sedangkan waktunya terbatas. Adapun prosedur yang banyak dilakukan ialah prosedur prosedur tertulis dan observasi. Prosedur tertulis dipakai untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kognitif dan afektif. Sedangkan prosedur observasi untuk mengukur yang sifatnya psikomotor.

Alat-alat penilaian hasil belajar, yakni tes, baik tes uraian maupun tes objektif. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa.20

19

Muhbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 15, h. 128.

20

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2008), cet .3, h 62-63.


(35)

18

3. Konsep Pendidikan IPS

a. Pengertian Pendidikan IPS

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogik/psikologis untuk tujuan pendidikan.21

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo IPS membahas “hubungan antar manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya”.22

Dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan penggabungan dari berbagai macam ilmu-ilmu sosial dan merupakan satu mata pelajaran yang memuat tentang kehidupan sosial manusia dan didasarkan pada kajian sejarah, ekonomi, geografi, antropologi, dan sosiologi.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo “kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan, agar pembelajaran pendidikan IPS benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar untuk menjadi manusia dan warga negara yang

baik”.23

Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan ini, perlu diterapkan suatu metode yang dapat membuat suasana kelas menjadi efektif untuk belajar.

b. Karakteristik Pendidikan IPS

Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan karakteristik pendidikan IPS yang membedakan dengan pembelajaran ilmu-ilmu sosial lainnya (geografi, sejarah, ekonomi, hukum dll). Konsep IPS, yaitu interaksi, saling ketergantungan, kesinambungan dan perubahan,

21

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), hal. 24. 22

Etin Solahatin dan Raharjo, Coopertive Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.14.

23


(36)

keragaman/kesamaan/perbedaan, konflik dan konsensus, pola (patron), tempat, kekuasaan (power), nilai kepercayaan, keadilan dan pemerataan, kelangkaan (scarcity), kekhususan, budaya (culture), dan nasionalisme.24

Berdasarkan Permendikbud No.58 tahun 2014, karakteristik mata pelajaran IPS di SMP/MTs, antara lain:

1) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat

menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.25

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai macam ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Geografi, Sejarah dan Ekonomi yang membahas tentang fenomena-fenomena sosial dan segala bentuk hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan lingkungannya.

c. Tujuan Pendidikan IPS

Berdasarkan Permendikbud nomor 58 tahun 2014, merumuskan secara rinci tujuan mata pelajaran IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan:

24

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 173.

25


(37)

20

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya;

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial;

3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.26

Jadi, pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungan serta sebagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan IPS bertujuan membekali peserta didik agar memiliki pengetahuan sosial, mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mencari alternatif pemecahan masalah-masalah sosial dalam masyarakat, mampu berkomunikasi dalam masyarakat, memiliki kesadaran keterampilan dan sikap mental yang positif dalam masyarakat, mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan IPTEK.

d. Disiplin Ilmu-Ilmu Sosial

Setidaknya ada beberapa disiplin ilmu-ilmu sosial yang telah lama berkembang, antara lain:

1) Antropologi, mempelajari tentang budaya manusia yang dimulai dari kebudayaan prasejarah (kebudayaan yang diciptakan sebelum lahirnya sejarah) sampai kebudayaan pada zaman modern saat ini. 2) Ilmu ekonomi, adalah suatu studi tentang bagaimana langkanya

sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas

26

Permendikbud No.58 tahun 2014, Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Lampiran Pedoman Mata Pelajaran IPS SMP/MTs, (Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2013).


(38)

3) Geografi, mempelajari permukaan bumi dan pengaruhnya oleh lingkungan fisik. Geografi dibagi : geografi fisik dan geografi budaya.

4) Sejarah, adalah studi tentang kehidupan manusia di masa lampau, aspek kegiatan manusia dimasa lampau meliputi : politik, hukum, militer, sosial, keagamaan, kreatifitas, keilmuan dan intelektual. 5) Ilmu politik, mempelajari kebijakan umum dengan bahasan

perkembangan dan penggunaan kekuasaan manusia didalam masyarakat.

6) Psikologis, mempelajari prilaku individu-individu dan kelompok-kelompok kecil individu. Disiplin ini terkadang didefinisikan untuk meliput semua bentuk prilaku manusia dan bukan manusia. 7) Sosiologi, mempelajari prilaku manusia dalam

kelompok-kelompok. Perhatian utamanya adalah hubungan sosial manusia prilaku manusia seperti diwujudkan sendiri dalam perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi. 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Nur Kholis, Nim: 809018300659 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Metode

Sosiodrama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 DI MI An-Nur Jakarta Timur”. Didalamnya berisi tentang penerapan metode sosiodrama sangat cocok untuk mata pelajaran IPS kelas 3 MI An-Nur Jakarta Timur, hal ini disebabkan karena sistem pengajaran yang diulang-ulang tapi karena adanya strategi dalam setting kelas yaitu mengatur meja dan kursi menjadi 4 kelompok dan siswa duduk sesuai dengan kelompoknya, sehinggga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan metode sosiodrama dapat meingkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas 3 MI An-Nur Jakarta Timur yaitu nilai rata-rata hasil prestasi belajar siklus I 69,9 serta pada siklus II 89,6.28 2. Sukatma Atmaja, NIM: 809018300553 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 dengan judul skripsi “Efektivitas

Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada

27

Sapriya , Pendidikan IPS, (Bandung: Rosdakarya, 2009), cet 1, hal 32.

28

Nur Kholis, Pengaruh Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas 3 DI MI An-Nur Jakarta Timur, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 61-62.


(39)

22

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di MIS Hidayatul Islam Bogor”. Didalamnya berisi tentang metode sosiodrama yang efektif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIS Hidayatul Islam Klapanunggal Bogor. Hal ini dapat dilihat dari perolehan perhitungan angka dengan rumus product moment yang memperoleh nilai rxy sebesar rhitung ˃ rtabel = 0.570˃ 0.463 dengan

taraf signifikansi kesalahan 1%, sedang bila diambil taraf signifikansi kesalahan 5% diperoleh nilai rxy sebesar rhitung ˃ rtabel = 0.570 ˃ 0.361.

Dengan demikian, terdapat efektifitas yang signifikan antara metode sosiodrama dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di MIS Hidayatul Islam Klapanunggal Bogor.29

3. Ida Awliyah, NIM: 809018300304 Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 dengan judul skripsi “Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn Pada Pokok Bahsan Lembaga-lembaga Negara melalui Metode Sosiodrama di Kelas IV MI Darul Falah Jakarta Barat”. Didalamnya berisi bahwa metode sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada pokok bahasa lembaga-lembaga negara, untuk peserta didik kelas IV di MI Darul Falah Jakarta Barat, dengan data sebagai berikut. Pada siklus I rata-rata hasil belajar PKn adalah 64, dengan ketuntasan 60%, hal ini masih dibawah nilai KKM, yaitu 70, sehingga perlu ada perbaikan. Pada siklus II rata-rata hasil belalajar PKn meningkat menjadi 82 berarti mengalami kenaikan sekitar 18 point, dengan ketutasan 100%.30

Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan terdapat pada objek penelitian yang akan diteliti, perbedaan situasi pada saat melakukan penelitian dan metode penelitian yang akan digunakan. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini.

29

Sukatma Atmaja, Efektivitas Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di MIS Hidayatul Islam Bogor, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 79-80.

30

Ida Awliyah, Upaya Peningkatan Hasil Belajar PKn Pada Pokok Bahsan Lembaga-lembaga Negara melalui Metode Sosiodrama di Kelas IV MI Darul Falah Jakarta Barat, Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 64-65.


(40)

C. Kerangka Berpikir

Pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang penting. Namun pada kenyataannya didalam pelaksanaannya bukanlah suatu hal yang mudah. Itu disebabkan karena kurang tepatnya metode dan strategi yang digunakan oleh guru sehingga proses belajar mengajar tidak berhasil dan hasil belajar IPS juga kurang memenuhi standar yang diharapkan. Terlebih lagi masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang membosankan. Sehingga siswa kurang bersemangat dan tidak aktif dalam mengikuti pelajaran.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu metode yang dapat menarik perhatian siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu metode yang dapat mengaktifkan siswa adalah dengan metode sosiodrama. Metode sosiodrama merupakan metode untuk menyampaikan bahan pelajaran dengan melibatkan siswa untuk memerankan atau mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung satu problem agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi sosial, dengan begitu siswa akan lebih aktif dan termotivasi dalam belajar.

Variabel Variabel

Bebas (X) Terikat (Y)

Gambar 2.1: Kerangka Berpikir Pengaruh Metode Sosiodrama dengan hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ha : Terdapat pengaruh penggunaan metode sosiodrama terhadap hasil belajar siswa atau Ha :

Ho : Tidak ada pengaruh dalam penggunaan metode sosiodrama terhadap hasil belajar siswa atau Ho :

nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

Hasil Belajar Siswa Metode


(41)

24

BAB III

METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Al-Hasra yang berlokasi di Jl. Raya Ciputat Parung KM. 24 Bojong Sari Depok, dengan alasan letaknya yang terjangkau dan terdapat masalah yang menarik untuk diteliti. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran IPS. Proses penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari perencanaan dan persiapan instrument, uji coba instrument penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data lapangan sebagai kegiatan inti penelitian, rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan adalah :

Tabel 3.1

Waktu dan Jadwal Penelitian

Kegiatan Penelitian Jan Feb Mar April Mei Juni

Study pendahuluan √

Penyusunan proposal √ √ Penyusunan instrument

penelitian

Pelaksanaan penelitian √

Mengelola Dan Menganalisis Data

Menyusun laporan penelitian

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

eksperimen atau eksperimen semu, yaitu metode penelitian yang menguji

hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui adanya perlakuan dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh perlakuan tersebut. Karena berbagai


(42)

hal yang berkenaan dengan pengontrolan variable, sehingga sulit digunakan eksperimen murni.1

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas adalah perlakuan pada kelas eksperimen. Yaitu metode sosiodrama.

2. Variabel terikat adalah hasil belajar IPS siswa.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test post-test group

design. Dalam desain ini, kedua kelompok yang akan di perlakukan dengan

pembelajaran yang berbeda. Pada awalnya peneliti memberikan pre-test.

Pretest yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan

untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan dan keterampilan) yang akan diajarkan.2

Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen 01 Xa 02

Kontrol 01 Xb 02

Keterangan:

01 : Test awal pada kelompok eksperimen

01 : Testawal pada kelompok kontrol

Xa : Kelompok yang diberi perlakuan model pembelajaran Sosiodrama

Xb :Kelompok yang tidak diberi perlakuan model pembelajaran

Sosiodrama

02 : Test akhir kelompok eksperimen

02 : Test akhir kelompok kontrol

1

Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 337.

2


(43)

26

C. Populasi dan Sampel

Populasi diartikan jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak diduga. Populasi juga mengandung arti suatu himpunan dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh peneliti sedemikian rupa sehingga setiap individu/variabel/data dapat dinyatakan dengan tepat apakah individu tersebut menjadi anggota atau tidak. Dengan kata lain populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan data dan informasi untuk suatu

penelitian. “sedangkan sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari

populasi yang karakteristiknya benar-benar diselidiki”.3 Untuk lebih rinci populasi dalam penelitian ini adalah :

Populasi Target : Seluruh siswa SMP Al-Hasra Depok. Populasi Terjangkau : Siswa kelas VIII tahun pelajaran 2013-2014.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII1 SMP Al-Hasra yang berjumlah 38 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VIII2 sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 38 siswa. Sedangkan sampel penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling karena peneliti ingin meneliti kelas dengan tingkat kecerdasan yang sama.

D. Teknik Pengumpulan Data 1) Teknik Test

Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar. Tes hasil belajar dilaksanakan dengan memberikan pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pretest adalah test hasil belajar siswa sebelum diterapkannya metode pembelajaran sosiodrama yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan.

3

Kadir, Statistika Untuk Penelitian-penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), Cet. 1, h. 84.

4

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, h. 130.


(44)

Posttest adalah test hasil belajar siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran sosiodrama untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa akibat adanya perlakuan. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas proses belajar siswa selama proses pembelajaran (aspek psikomotorik) dan wawancara untuk mendapatkan data yang lebih mendalam.

2) Observasi

Observasi merupakan alat pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara siswa belajar5. Dalam penelitian kuantitatif instrumen observasi lebih sering digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain.

3) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu.6 Dalam penelitian ini peneliti melakukan wwancara kepada siswa dan guru.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

5

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 207.

6

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuntitatif dan R&D), (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 233.


(45)

28

Tabel 3.3

Teknik Pengumpulan Data

No. Jenis Data Sumber

Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

1. Hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan dengan metode pembelajaran Sosiodrama.

Siswa Test Test berupa butir soal pilihan ganda

2. Pengamatan proses pembelajaran pada saat KBM Siswa dan Guru Mengamati melalui lembar observasi Lembar observasi aktivitas siswa (butir pertanyaan) 3. Pengumpulan data

awal tentang hasil belajar siswa Dokumen data hasil nilai Ulangan Harian 1 Menganalisis dokumen data hasil Ulangan Harian 1 Dokumen data hasil nilai Ulangan Harian 1

4. Pengumpulan data awal tentang persepsi siswa terhadap pelajaran IPS dan metode Sosiodrama yang dilaksanakan dalam proses KBM

Siswa Wawancara Pengajuan Pertanyaan


(46)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga macam, yaitu tes hasil belajar, non tes berupa lembar observasi, dan wawancara.

1) Instrumen Tes Hasil Belajar

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum materi pelajaran diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan treatmen. Sedangkan tes akhir (posttest) adalah materi pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik dan setelah diberikan treatmen, soal tes akhir ini dibuat sama dengan soal tes awal. Pretest dan posttest digunakan untuk melihat hasil belajar siswa.

Sebelum soal tes diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal tes tersebut diujicobakan pada kelas uji coba yaitu pada kelas IX (sembilan) sebanyak 20 orang untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda item soal.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Soal Pretest dan Posttest

Kelas Semester : VIII/Genap Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

KD Materi Pokok Indikator Soal Butir Soal 1.Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial a. Pengertian pengendalian penyimpangan sosial a. Menjelaskan pengertian pengendalian penyimpangan sosial 18, 22, 43 b. Tujuan pengendalian penyimpangan sosial

b. Menyebutkan tujuan dan fungsi

pengendalian

penyimpangan sosial


(47)

30

c. Lembaga sosial dalam pengendali penyimpangan sosial c. Menyebutkan bentuk-bentuk pengendalian penyimpangan sosial

3, 9, 24, 25, 27, 28, 34, 41, 47 d. Menyebutkan fungsi lembaga pengendalian penyimpangan sosial 11, 37 d.Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial e. Menyebutkan penyebab penyimpangan sosial

5, 6, 46, 21 f. menyebutkan akibat dari perilaku

meyimpang

44

g. Menjelaskan upaya pengendalian penyimpangan sosial 12, 16, 33, 36 h. Menyebutkan contoh penyimpangan sosial 17

2) Instrumen Non Test

Dalam instrumen non test yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Observasi

Lembar observasi ini terdiri dari dua lembar yaitu; lembar aktivitas guru dalam pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi pengamatan proses pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui pencatatan secera sistematis mengenai motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa, aktivitas guru dan proses pembelajaran.


(48)

Tabel 3.5

LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS EKSPERIMEN

No Kegiatan Penilaian Keterangan

Kegiatan Awal Pembelajaran 5 4 3 2 1 1. Siswa mendengarkan penjelasan

tentang kompetensi yang harus dicapai Kegiatan Inti Pembelajaran

1. Siswa tertib dalam pembagian kelompok Sosiodrama

2.

Siswa aktif bertanya khususnya pada siswa yang bermain peran

dalam pemeran Sosiodrama. 3. Siswa memerankan tokoh yang

diperankan dengan penuh penghayatan 4. Menggunakan kostum sesuai peran

5. Kekompakan siswa dalam bekerjasama 6. Siswa kelompok lain memperhatikan

dengan penuh perhatian.

7.

Siswa aktif melakukan diskusi baik tentang jalannya drama maupun materi cerita yang diperankan.

Kegiatan Penutup

1. Siswa memberikan kesimpulan terhadap materi pembelajaran

2. Siswa mendengarkan penjelasan guru (refleksi)


(49)

32

Keterangan :

Beri tanda check list (√ ) pada nilai angka sesuai dengan hasil pengamatan.

Penilaian Keterangan Pemaparan

5 Sangat Baik Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa sangat baik. 4 Baik Intensitas ketertiban dan

keaktifan siswa baik.

3 Sedang/Cukup Intensitas ketertiban dan keaktifan siswa cukup baik. 2 Kurang Intensitas ketertiban dan

keaktifan siswa kurang baik. 1 Sangat Kurang Intensitas ketertiban dan

keaktifan siswa sangat kurang.

b) Wawancara

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak berstruktur, karena bisa mendapatkan informasi secara langsung dengan cara ramah tamah.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Variabel No Aspek yang ditanyakan

Pembelajaran dengan Metode Sosiodrama

1 Bagaimana pendapat anda tentang pembelajaran yang berlangsung? 2 Apakah pembelajara yang telah

dipelajarai berbeda dengan pembelajaran sebelumnya?

3 Apakah anda senang dengan proses pembelajaran yang baru?


(50)

4 Apakah anda dapat memahami materi dengan metode pembelajaran yang baru? 5 Bagaimana pendapat anda dengan hasil

belajar anda dengan menggunakan metode sosiodrama ini?

F. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang digunakan haruslah diuji cobakan terlebih dahulu. Instrument hasil belajar yang baik adalah instrument yang mempunyai empat kriteria yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Dalam uji coba instrumen disini peneliti penggunakan Software Anates.

1. Uji Validitas

Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur.7 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti interumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. 8 Adapun pengukuran validitas tiap soal dengan menggunakan software anates dan jumlah butir soal yang valid sebanyak 31 soal, sedangkan yang digunakan sebanyak 25 butir soal. Pengujian soal dalam penelitian ini menggunakan anates. Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:

Mencari validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment yaitu:

=

√ ]

Keterangan:

: Angka indeks korelasi “r” product moment

: Number of Cases

: Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

7

Nana Syaodih Sikmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.ke-6, h. 228.

8


(51)

34

: Jumlah seluruh skor X : Jumlah seluruh skor Y9

Valid atau tidaknya butir soal dapat diketahui dengan membandingkan

dengan product moment dengan α = 0,05.

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik

Jumlah Soal 50

Jumlah Siswa 20

Nomor Soal Valid 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25, 27, 28, 33, 34, 36, 37, 41, 43,

44, 45, 46, 47, 49

Jumlah Soal Valid 31

2. Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur tingkat kesukaran. Perhitungan dan pengujian reliabilitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software anates 4.0.9. Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:

P = Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes10

Kriteria indeks kesukaran yang digunakan adalah:

9

Budi Susetyo, Statistik Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), Cet.1, h.180.

10

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Grafindo Persada,2009), h.372.


(52)

Tabel 3.8

Indeks Kesukaran Instrumen Tes

P Keterangan

0,00 < P ≤ 0,30 Soal kategori sulit 0,30 < P ≤ 0,70 Soal kategori sedang 0,70 < P ≤ 1,00 Soal kategori mudah

3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah.11 Pengujian tingkat kesukaran butir soal menggunanakan bantuan software anates. Rumus perhitungan daya pembeda adalah sebagai berikut:

D = -

= PA-PB

Keterangan:

DP = daya pembeda pada tiap soal

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah :

Tabel 3.9

Kriteria daya pembeda

Daya pembeda soal Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

11


(53)

36

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Baik sekali

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berkenaan derajad konsisten/keajegan data dalam interval waktu tertentu.12 Perhitungan dan pengujian reliabilitas soal dalam

penelitian ini menggunakan bantuan softwareanates 4.0.9. Uji reliabilitas untuk soal pilihan ganda dilakukan menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu:

r11 = ( )

Keterangan :

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians skor tiap-tiap item

= varians total13

Kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,80 < ≤ 1,00 = Derajat reliabilitas sangat baik 0,60 < ≤ 0,80 = Derajat reliabilitas baik 0,40 < ≤ 0,60 = Derajat reliabilitas cukup 0,20 < ≤ 0,40 = Derajat reliabilitas rendah 0,00 < ≤ 0,20 = Derajat reliabilitas sangat rendah

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan data penelitian dianalisis menggunakan statistik. Sebelum dilakukan pengujian analisis data dengan uji-t, data terlebih dahulu diadakan uji persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan homogenitas dengan menggunakan Software SPSS versi 20.

12

Sugiono, op.cit., h.4. 13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), cet.14, h.239.


(54)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji liliefors, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Hipotesis :

Lo : Data Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal La : Data sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b) Mengurutkan data sampel dari yang kecil ke besar

c) Menentukan nilai Z dari masing-masing data dengan rumus :

̅

d) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z dan disebut dengan F(Z) yang mempunyai rumus F(Z) = 0,5 nilai Z tabel.

e) Menentukan nilai S(Z) dengan menghitung frekuensi kumulatif masing-masing data yang dibagi dengan jumlah responden.

f) Menghitung selisih F(Z) – S(Z) kemudian tentukan harga mutlaknya.

g) Mengambil nilai Lhitung yang paling besar kemudian bandingkan

dengan nilai

Ltabel dari tabel liliefors.

Kriteria pengujian : Diterima Lo jika Lhitung Ltabel

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dihitung dengan menggunakan uji fisher14. dimana: ( )

Dengan :

dan

14

Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2010), h.160.


(55)

38

Hipotesis statistik : H0 : H1 :

Dengan kriteria pengujian :

Jika , Ho diterima. Varians kedua kelompok homogen. Jika , H0 ditolak. Varians kedua kelompok tidak

homogen. Keterangan : F: Homogenitas S1 : Varians terbesar

S2 : Varians terkecil

Kriteria pengujian :

Ho : data sampel berasal dari populasi homogen. Ha : data sampel berasal dari populasi tidak homogen. 3. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS siswa dari dua kelas yang diteliti, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis statistik t-test dengan taraf signifikansi dengan menggunakan SPSS versi 20.Rumus t-test yang digunakan ada dua macam tergantung kriteria normalitas dan homogenitas.

1) Jika data distribusi normal dan homogen, maka rumus t-test yang digunakan adalah:15

̅ ̅

Derajat kebebasannya = n1+n2-2

15


(56)

Dengan : Sgab =

Keterangan :

̅ = rata-rata skor nilai hasil belajar IPS siswa dengan metode

pembelajaran sosiodrama.

̅ = rata-rata skor hasil belajar IPS siswa dengan metode

konvensional.

= jumlah siswa yang menggunakan metode sosiodrama. = jumlah siswa yang menggunakan metode konvensional.

= standar devisiasi kelompok eksperimen. = standar devisiasi kelompok kontrol. Kriteria pengujian :

Terima Ho jika Thitung Ttabel

2) Jika data berdistribusi normal dan tidak homogen, maka rumus t-test yang digunakan adalah :

̅̅̅̅̅̅̅̅̅̅

Kriteria pengujian :

Diterima Ho jika :

-

Thitung

Dengan : W1 = ; W2 =

t1 = t (1-1/2α), (n1-1)


(57)

40

3) Jika data tidak berdistribusi normal atau tidak homogen maka digunakan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik non perametrik teknik Man Withney-U dengan menggunakan program.

Dengan rumus16 :

U = n1 n2 + - R1

Ekivele dengan U = n1 n2 + - R2

di mana:

R1 = jumlah ranking dengan ukuran sampel n1

R2 = jumlah ranking dengan ukuran sampel n1

4. Uji N-Gain

Gain adalah selisih nilai post-test dengan nilai pre-test, Gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji normal gain digunakan untuk menghindari bias pada penelitian dan menggunakan rumus Meltzer.

N-Gain : Skor post-test – skor pre-test Skor ideal – skor pre-test Dengan kategorisasi perolehan :

G - tinggi : nilai (g > 0,70) G – sedang : nilai ( 0,3 <g> 0,7) G – rendah : nilai (g < 0,3 )

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan setelah menggunakan metode

pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Al Hasra kelas VIII1 dan VIII2.

16


(58)

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan setelah menggunakan metode

pembelajaran Sosiodrama terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Al Hasra kelas VIII1 dan VIII2.

Dan kemudian, kriteria yang digunakan sebagai berikut:

1. Jika Asym Sig 2 Tailed > 0,05 pada derajat signifikan 0.05, Ho (hipotesis

nihil) ditolak.


(59)

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Sekolah

1. Visi dan Misi SMP Al Hasra Depok a. Visi Sekolah

“Terwujudnya lulusan pendidikan dasar yang islami, mampu menguasai teknologi dan bahasa asing”.

b. Misi Sekolah

1) Melaksanakan pendidikan dasar sembilan tahun mengacu pasa Standar Nasional Pendidikan.

2) Menanamkan aqidah Islam agar menumbuhkan kesadaran dalam menjalankan ibadah dan menunjukan perilaku Akhlakul Karimah. 3) Meningkatkan kemampuan penguasaan sains teknologi dan bahasa

asing.

4) Mengembangkan potensi peserta didik di bidang akademik dan non akademik (pengembangan diri).

2. Identitas Sekolah

Tabel 4.1 Identitas Sekolah

Nama Sekolah SMP Al Hasra Depok

Mulai Berdiri 1988

Surat Keputusan/SK 1988-01-29

NSS/NO.DIK 20229001 / 202026607001 Status Sekolah Swasta

Jenjang Akreditasi A

Alamat Jl. Raya Ciputat Parung KM. 24 Bojong Sari Depok


(60)

Kelurahan Bojong Sari Baru

Kecamatan Bojong Sari

Otonomi Daerah (Kota/Kab) Depok

Propinsi Jawa Barat

3. Guru

Di SMP Al Hasra Depok mempunyai total 20 orang guru. Berikut ini adalah data jumlah guru beserta dengan tahun mulai mengajar:

TABEL 4.2

Data Rombongan Belajar (ROMBEL) dan Guru SMP Al Hasra Depok

No.

NAMA GURU BIDANG STUDI TAHUN

MENGAJAR

1. Andi Suhandi, S.Pd IPS 1993

2. Sri Nurhayati, S.Pd IPS 1998

3. Herman Suherman, S.Pd IPS 2013

4. Sopyan Hadi, S.Si IPA 2008

5. Suryani, S.Pd IPA 2012

6. Ir. Hj. Urip Anjar, M.Mpd IPA 1994

7. Izhar, S.Pd IPA 2003

8. Hertika Widya. N, S.Pd Bahasa Inggris 2009 9. Risawati, S.Pd Bahasa Inggris 2008 10. Vivi Elvia, S.Pd Bahasa Inggris 2004

11. Wasta Matematika 2010

12. Nurfarida, S.Pd Matematika 2010 13. Sulistyowati, S.Si Matematika 1998 14. Herman Risin, S.Pd Bahasa

Indonesia


(61)

44

15. Sri Sulastri, S.Pd Bahasa Indonesia

2012

16. Mansyur, S.Pd PJOK 1989

17. Dedi Supriatna, S.Pd.I SBK 2014

18. Tedy Sediana, S.Pd PKN 2003

19. Dra. Efiwarni PAI 1998

20. Mitar, BA PAI 1985

21. Drs. Alam Semesta PAI 1993

22. Edwin Effendy, S.Pd TIK 2009

4. Siswa

Keadaan siswa di SMP Al Hasra Depok, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3

Data Jumlah Kelas, Rombel, dan Siswa Tahun Pelajaran 2014 / 2015

No Kelas 1 2 3 4 Jumlah

L P L P L P L P

1 VII 23 19 23 19 12 10 13 9 126 2 VIII 21 17 21 17 10 9 12 9 116

3 IX 20 15 19 16 9 9 9 8 105

Jumlah 64 51 63 52 31 28 34 26 347

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di sekolah ini meliputi:

Tabel 4.4

Sarana dan Prasarana SMP Al Hasra Depok

No. Uraian Jumlah

Ruang Ukuran Luas

01 Kelas 12 63 m2


(62)

03 Laboratorium Komputer 1 70 m2

04 Laboraturium Bahasa 1 63 m2

05 Ruang Perpustakaan 1 63 m2

06 Ruang Kepala Sekolah 1 9 m2

07 Ruang Guru 1 48 m2

08 Ruang Tata Usaha (TU) 1 30 m2

09 Ruang Wakasek Bid.

Keuangan 1 12 m

2

10 Ruang Wakasek Bid.

Kurikulum 1 12 m

2

11 Kamar Mandi / WC Guru 2 12 m2

12 Kamar Mandi / WC Siswa 2 12 m2

13 Kantin 1 12 m2

14 Rumah Ibadah 1 190 m2

15 Ruang UKS 1 12 m2

16 Ruang BP dan Osis 1 48 m2

17 Laboratorium Musik 1 63 m2

6. Kegiatan Ekstrakulikuler

SMP Al Hasra Depok memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, diantaranya:

1) Pramuka

2) Pengajian siswa/ lembaga dakwah siswa 3) Badminton

4) Taekondo 5) Karate 6) Futsal 7) Basket 8) Seni Tari 9) Paskibra


(63)

46

B. Deskripsi dan Hasil Penelitian 1. Hasil Belajar IPS

a. Hasil Pretest dan Posttest siswa kelas eksperimen

Berdasarkan hasil skor Pretest dan Posttest kelas eksperimen dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi data Pretest dan Posttest kelas eksperimen

No. Nama Pretest Posttest

1. Afif Syamsul Huda 52 92

2. Afriani Rahma Shanti 64 92

3. Alif Nuga Halim 60 88

4. Alma Fadilah 56 96

5. Althar Ibnu Thoriq 52 84

6. Andrean Dhika Ilham 52 96

7. Anggito Abimanyu 56 96

8. Anisa Megawati Putri 64 96

9. Arifin Ilham 48 88

10. Aulia Putri Wardana 56 88

11. Barikatul Hikmah 48 80

12. Daffa Adhi Nugroho 52 92

13. Devika Aura 52 88

14. Dira Oktaviani 56 88

15. Fadli Hardian 44 92

16. Fadli Ramadhan 40 84

17. Helmi Akmal Pradwika 40 92

18. Herlita Puspita Sari 40 84

19. Ikhwan Fitrianto 64 96

20 Karenina Wijaya 36 72

21 Mahagsa Ridho Al Kautsar 46 92

22 Marshall Suhendar Oenoes 36 76

23 Muhammad Daffa Raihan 40 80


(64)

25 Muhammad Aldi Bahri 44 80

26 Muhammad Luqman Hakim 36 76

27 Mulia Nur Achriza 64 72

28 Nabilla Sartika 36 88

29 Nia Aprillia 32 84

30 Novielda Rahmadania 36 80

31 Puji Purwo Prasetyo 72 72

32 Rafif Ali 64 68

33 Salsabila Ananda 44 76

34 Syahdan Raihan Hanif 36 80

35 Trissa Asriyani 64 64

36 Wulan Ananda Liydia 56 72

37 Yoga Amanu 32 76

38 Henita Zahra 40 92

Berdasarkan hasil pre-test dan post-test dari kelas eksperimen. Menunjukkan bahwa nilai pre-test terendah adalah 32 dan nilai tertinggi adalah 72. Dan nilai post-test terendah adalah 64 dan nilai tertinggi adalah 96. Nilai rata pre-test adalah 48,76 dan nilai rata-rata post-test adalah 84,57. Nilai rata-rata-rata-rata post-test siswa yang mendapatkan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran

Sosiodrama lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa sebelum diberi


(65)

48

b. Hasil Posttest siswa kelas eksperimen dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6

Distribusi data Pretest dan Posttest kelas kontrol

No. Nama Pretest Posttest

1. Achmad Shidqi Pratama Buana F 40 72

2. Ahwan Faza 64 72

3. Aisyah 36 64

4. Akbar Satrio Nugroho 46 80

5. Al Hilal Hamdi 32 76

6. Alma Putri Ramadhina 40 76

7. Amanda Desriva Onassis 48 80

8. Amartasya Kalwa Almira 44 68

9. Anisah Syahrani 36 68

10. Aqsal Pranaji 64 80

11. Arsyal Alfansyah 36 72

12. Baruna Herdiansah 32 68

13. Chozanadiah Junia Hadi 36 68

14. Dafa Arkan Saputra 72 84

15. Deandra Alif Rafly 64 80

16. Fathur Rahman 44 56

17. Hadi Cahyadi 36 56

18. Ikhtiar Syach Putra Mulyawan 64 80

19. Ilicka Afhen 56 76

20 Kharaza Aini Damaya 36 68

21 Luthfiyani Nurul Jannah 40 68

22 Mohammad Kukuh Sadam F 44 64

23 Muhammad Abdillah Ghani 52 72

24 Muhammad Faiz 64 72

25 Muhammad Galuh Ibnu Husen 60 68

26 Muhammad Raihan Fadillah 56 72


(1)

176


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT PENULIS

Nama : Fajriyatul Azizah Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 19 Januari 1994

Alamat : Jl. Kampung Baru Kavling RT/RW 01/010 Pondok Cabe Pamulang Tangerang Selatan

Email : Fajriyatulazizah@gmail.com Nama Ayah : Khumairi

Nama Ibu : Sholikhah

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Prodi : Pendidikan IPS/Geografi

Judul Skripsi : “Pengaruh Penggunaan Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa (Quasi Eksperimen Di SMP Al Hasra Kelas VIII.1 dan VIII.2)”

Riwayat Pendidikan 1999 - 2005 2005 - 2008 2008 – 2011

: SD Negeri 04 Jakarta : SMPI Al-Kholidin Jakarta : SMAI Al-Kholidin Jakarta

2011- sekarang : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Pendidikan IPS

Penulis


Dokumen yang terkait

"PENGARUH LINGKUNGAN SEKITAR SEOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR PESETA DIDIK PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS X-l SMA 2 MEI TANGERANG SELATAN",

6 103 116

Pengaruh model pembelajaran Tandur terhadap hasil belajar Fisika siswa (quasi eksperimen di SMP Nusantara Plus)

0 23 102

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Peningkatan Hasil Belajar Ips Siswa Dengan Menggunakan Metode Sosiodrama Di Smp Nusantara Plus Kelas Viii-4 Ciputat Tangerang Selatan

0 5 197

Pengaruh Metode Eksperimen Verifikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Konsep Benda Dan Sifatnya (Quasi Eksperimen)

0 11 193

Penggunaan Model Pembelajaran Snowball Throwing Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII-4 Di SMP PGRI 1 Ciputat

1 4 249

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya peningkatan hasil belajar mata pelajaran fiqih melalui metode advokasi : Penelitian tindakan kelas pada kelas VIII MTS. Al-Huda Bekasi Timur

15 103 155

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204