30
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim
dilalui, yaitu 1 perencanaan, 2 pelaksanaan, 3 pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat
46
a. Tahap I : Menyusun Rencana Tindakan Planing
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap penyusunan
rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
b. Tahap II : Pelaksanaan Tindakan Akting
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan dikelas.
Hal yang perlu diingat adalah bahwa tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat
46
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik , Jakarta : Prestasi Pustaka, 2011 , hal. 30
Perencanaan
Refleksi Siklus I
Pelaksanaan Pengamatan
Perencanaan Siklus II
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
?
31
dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancngan, tetapi pula harus berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, berkaitan antara pelaksana
dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sikron dengan maksud semula.
c. Tahap III : Pengamatan observation
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya meyatu dengan
kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang status sebagai pengamat agar melakukan
“pengamatan balaik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi
sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
d. Tahap IV : Refleksi
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mediskusikan implementasi rancangan tindakan. Apabia guru
pelaksana juga berstatus sebagai pengamat, yaitu mengamati apa yang ia lakukan, maka refleksi dilakukan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, guru tersebut
melihat dirinya kembali melakukan “dialog” untuk menemukan hal-hal yang sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan
secara cermat mengenali hal-hal yang msaih perlu diperbaiki.
Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan
kepada peneliti lain apabila dia menghentikan kegiatannya atau kepada diri sendiri apabila akan melakukan pada kesemptan lain. Catatan-
catatan penting yang dibuat sebaik rinci sehingga siapa pun yang akan melaksanakan dalam kesempatan lain tidak akan menjumpai kesulitan.
47
47
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara, 2008 , hlm.16-20