Analisis Kebutuhan Pengguna Pendekatan Sistem

2008; Bakir, 2007. Kesalahan bibit dapat berakibat fatal karena TBS yang dihasilkan tidak akan pernah mencapai kuantitas dan kualitas yang bagus dan diterima oleh pasar. 2 Belum tersedianya infrastruktur daerah kebun secara baik sehingga proses pengumpulan dan pengiriman TBS dari mulai kebun, TPH, pengepul dan pabrik minyak sawit tidak cukup lancar BI, 2007; Hasibuan dan Harjanto, 2008; Sucipto, 2010. Hal ini menyebabkan biaya transportasi tinggi, kehilangan di perjalanan, dan kenaikan tingkat asam lemak bebas. Keadaan ini juga terjadi untuk pengangkutan minyak sawit ke pembeli yang bersangkutan. 3 Secara umum terjadi terdapat ketergantungan sektor pertanian terhadap musim. Hal ini menyebabkan ketersediaannya tidak kontinyu dengan jumlah yang dibutuhkan. Kemudian terjadi fluktuasi harga bahan baku bagi industri pengolah minyak sawit maupun minyak goreng Pahan, 2007. 4 Untuk RPMS terdapat pengaruh fluktuasi harga minyak sawit global yang menyebabkan fluktuasi harga minyak sawit lokal dan harga minyak goreng BI, 2007; KPPU, 2009. Fluktuasi harga minyak sawit tersebut mempengaruhi harga TBS yang ditetapkan setiap dua minggu di kantor Dinas Perkebunan Propinsi. Pemerintah mengamati fluktuasi harga minyak sawit dan minyak goreng global untuk menentukan kebijakan tingkat bea keluar BK dari produk sawit dan turunannya. Tujuan kebijakan tersebut adalah untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga produk sawit dan turunannya. 5 Teknologi dan ketersediaan sarana budidaya kebun sawit Indonesia masih kalah dari Malaysia sehingga produktivitas kebun dan kualitas TBS masih dibawah produktivitas dan kualitas produk sejenis di Malaysia Teoh, 2009. 6 Saat ini pelaku pasar ekspor minyak sawit pada umumnya adalah perusahaan besar swasta. Dominasi ini menyebabkan penentuan harga minyak sawit dan harga TBS dikuasai oleh perusahaan tersebut. Hal ini menyebabkan pihak petani swadaya tidak memiliki cukup “bargaining power” dan ini mempengaruhi tingkat nilai tambah yang diperolehnya Mulyana, 2004. Hal ini terjadi juga pada pasar minyak goreng yang didominasi oleh perusahaan swasta. 7 Belum terjalinnya kerjasama yang saling menguntungkan antar pelaku rantai pasok produk agroindustri sehingga menimbulkan setiap pihak mempunyai keinginan untuk mengejar keuntungan setinggi-tingginya tanpa memperhatikan risiko yang ditimbulkan terhadap pihak lain Mulyana, 2004; BAPPENAS, 2010; Sucipto, 2010. 8 Belum berkembangnya kesadaran petani dalam mengelola kesejahteraan kehidupannya secara rasional sehingga seringkali terjadi kesalahan prioritas penggunaan dana produktif Bakir, 2007. Hal ini menyebabkan ketergantungan petani kepada penyandang dana dan terpaksa menerima saja tingkat harga maupun term pembayaran TBS yang dijualnya. 9 Distribusi tingkat nilai tambah masih belum seimbang dibandingkan dengan tingkat risiko yang dihadapi para pelaku dalam jaringan RPMS Bakir, 2007; Teoh, 2009.

2.5.3 Identifikasi Sistem

Untuk dapat mengembangkan suatu model sistem RPMS perlu diketahui hubungan atau pengaruh antara kebutuhan pelaku dengan permasalahan yang telah teridentifikasi. Identifikasi sistem merupakan mata rantai hubungan antara pernyataan-pernyataan kebutuhan setiap pelaku dalam sistem dengan permasalahan yang telah diformulasikan. Identifikasi sistem dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebab akibat dan diagram Input-Output Marimin, 2005. Gambar 2.13 Diagram lingkar input-output RPMS Marimin, 2005 Hubungan antara komponen di dalam suatu RPMS dapat diuraikan dengan Gambar 2.13 yang merupakan diagram Lingkar Input-Output. Diagram lingkar ini menggambarkan hubungan