Pendahuluan Model Simulasi Berbasis-Agen

Gambar 5.15 menggambarkan proses bisnis petani swadaya sebagai agen dalam rantai pasok minyak sawit. Proses bisnis petani menjadi faktor yang sangat penting, karena merupakan pangkal dari rantai pasok minyak sawit. Kegiatan ini diawali oleh petani dengan menseleksi bibit kelapa sawit yang akan di tanam. Variabel dan parameter yang menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan fungsional yakni kualitas bibit kelapa sawit, harga TBS lokal, dan biaya-biaya yang termasuk dalam budidaya kelapa sawit. Selain itu beberapa informasi yang dijadikan bahan untuk mengambil keputusan diantaranya, harga bibit, harga jual TBS, biaya pemeliharaan, dan biaya panen. Jumlah TBS yang dihasilkan, dan keuntungan yang diperoleh menjadi Key Performance Indicator dari keberhasilan menanam kelapa sawit bagi para petani. Gambar 5.16 Diagram alir pengambilan keputusan oleh petani Berdasarkan proses bisnis yang dilakukan petani dalam rantai pasok minyak sawit, telah dibuat rancangan proses bisnis dalam suatu diagram alir Gambar 5.16. Proses bisnis fungsional petani diawali dengan membeli bibit kelapa sawit dengan memperhitungkan luas lahan perkebunan yang akan ditanami kelapa sawit, kualitas, harga, dan sumber bibit kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Waktu panen buah kelapa sawit sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Waktu panen yang tepat akan diperoleh kandungan minyak maksimal, tetapi pemanenan buah yang kelewat matang akan meningkatkan asam lemak bebas ALB, sehingga dapat merugikan karena sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi ALB dan menurunkan kualitas minyak. Sebaliknya pemanenan buah yang masih mentah akan menurunkan kandungan minyak, walaupun ALB-nya rendah. Setelah panen, petani dapat menjual kepada pengepul yang memberikan penawaran harga lebih tinggi disbanding pengepul lainnya. Namun, apabila TBS sudah terlalu lama disimpan, petani tidak bisa melakukan negosisai harga, sehinggia terpaksa petani harus menjual TBS tersebut meskipun dengan penawaran harga yang rendah. Dari hasil penjualan ini dapat menghitung nilai tambah yang dihasilkan petani. Formulasi keputusan : 1. Membeli dan menanam bibit kelapa sawit sebanyak n pohon kelapa sawit. 2. Merawat kebun kelapa sawit 3. Memanen transportasi TBS 4. Menjual TBS sebanyak V-TBS-p-jual dengan harga satuan H-TBS-p-jual 5. Menghitung nilai tambah 6. V add = V-TBS-p-jualH-TBS-p-jual – TC TC = FC + VC VC Variable Cost = Harga bibit x n + Biaya pemupukan perawatan x Jumlah Kelapa Sawit + Biaya panen x Jumlah kelapa sawit + Biaya angkut x Volume TBS 7. Menghitung porsi nilai tambah terhadap Total Nilai Tambah RPMS. Keterangan variabel: V-TBS-p-jual = Volume penjualan TBS oleh petani H-TBS-p-jual = Harga jual TBS oleh petani V add = Nilai tambah yang diperoleh TC = Total costs petani FC = Total biaya tetap VC = Total biaya variabel