sebagai penghubung antara pabrik minyak goreng dengan konsumen. Seperti halnya pedagang TBS maka distributor minyak goreng pada prinsipnya juga menerima pendapatan
komisi untuk setiap kg minyak goreng yang dikelolanya.
4.2 Analisa Permasalahan Rantai Pasok Sawit
4.2.1 Tata Niaga TBS
Produk utama yang diperdagangkan dalam tata niaga kelapasawit adalah TBS, minyak sawit dan minyak goreng sawit MGS. Selain itu terdapat juga produk minyak inti sawit
palm kernel oil, PKO, stearin, dan PFAD. Para pelaku RPMS harus mengikuti arus tata niaga yang sudah berkembang sejak awal tumbuhnya industri ini. Pelaku utama tata niaga ini
terdiri dari petani, produsen dan pedagang. Petani sawit sebagai sisi paling hulu merupakan penghasil bahan baku pokok berupa TBS. Pada saat ini terdapat dua jenis petani yaitu petani
swadaya dan petani plasma. Petani swadaya harus mencari sendiri pembeli TBS-nya sedangkan petani plasma sudah terikat dalam perjanjian untuk menjual TBS-nya kepada
pabrik minyak sawit tertentu dengan harga yang ditentukan bersama. Petani swadaya tidak dapat menentukan harga sendiri tetapi terikat kepada harga TBS yang ditetapkan oleh
pertemuan berkala setiap dua minggu di kantor Dinas Perkebunan Propinsi. Berdasarkan masukan dari para responden di lapang tentang pergerakan harga TBS
setiap tahun, periode bulan September-Desember merupakan puncak harga jual tertinggi. Pada bulan September-Desember, kebutuhan konsumsi lebih besar dibanding produksi,
yang menyebabkan harga TBS naik. Periode tersebut merupakan puncak paceklik, sehingga harga kelapa sawit tinggi. Dalam periode Januari-April, produksi lebih tinggi dari kebutuhan
sehingga terjadi kelebihan produksi, yang menyebabkan harga kelapa sawit cenderung rendah.
Rantai Petani – Pengepul – Pabrik Minyak Sawit
Petani merupakan aktor yang memiliki peranan sangat penting dalam rantai pasok minyak sawit. Petani merupakan produsen penghasil TBS yang menjadi bahan baku utama
dalam rantai pasok tersebut. Alur tata niaga TBS dari mulai petani sawit, pengepul sampai ke pabrik minyak sawit diuraikan pada Gambar 4.1.
Petani menjual kelapa sawit TBS kepada agen. Agen merupakan pihak yang mengumpulkan TBS dari para petani, diteruskan ke pabrik minyak sawit melalui pemasok.
Agen dapat berupa tengkulak toke, kelompok tani KT, atau Koperasi Unit Desa KUD. Supplier
bertugas melakukan kerjasama dengan para pabrik minyak sawit sebagai tempat menampung TBS dari para agen. Supplier inilah yang berperan dalam melaksanakan Surat
Pesanan Demand Order, DO dengan pabrik minyak sawit.
Gambar 4.1 Alur pergerakan TBS yang dijual oleh petani KPPU, 2009 Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, baik petani, agen, dan supplier memiliki
keterikatan satu sama lain, khususnya dalam pemberian modal guna melancarkan proses bisnis masing-masing agen tersebut. Petani mendapatkan bantuan modal dari agen, agen
mendapatkan bantuan modal dari supplier, begitu juga supplier mendapatkan bantuan modal dari Pabrik minyak sawit.
4.2.2 Tata Niaga Minyak Sawit
Ekspor minyak sawit dan produk olahannya termasuk minyak goreng terus mengalami kenaikan secara konsisten sejak tahun 2001. Para pelaku pasar ekspor minyak sawit pada
umumnya adalah perusahaan swasta BI, 2007. Beberapa perusahaan swasta yang dominan adalah PT. Lonsum Tbk, PT. Sinar Mas, Salim Group, PT. Bakrie Sumatera Plantations, PT.
Astra Agro Lestari Group, Asian Agri Group, Wilmar International Group, PT. Karya Prajona Nelayan, PT. Musim Mas, dan PT. Permata Hijau Sawit. Perusahaan Negara yang
melakukan ekspor adalah antara lain PTPN III dan IV.
Pabrik Minyak Sawit – Pabrik Minyak GorengIndustri Lanjutan
Gambar 4.2 Alur tata niaga minyak sawit – minyak goreng – distributor KPPU, 2009 Gambar 4.2 menggambarkan alur tata niaga minyak sawit dan minyak goreng. Pabrik
minyak sawit merupakan agen yang sangat penting, karena merupakan inti dari rantai pasok minyak sawit. Proses bisnis pabrik minyak sawit, diawali dengan membeli TBS dari