Metode Hayami Nilai Tambah dan Risiko

Bagian II Penerimaan dan Keuntungan, merupakan langkah menghitung nilai tambah berdasarkan masukan nilai harga bahan dan masukan dari Bagian I, serta menghitung rasio-rasio nilai tambah tersebut. Bagian III Balas Jasa Pemilik Faktor-faktor Produksi, merupakan langkah menghitung porsi keuntungan dalam presentase bagi pihak ketiga yaitu pemilik perusahaan investor dan pekerja. Metode ini menghitung nilai tambah untuk satu siklus produksi atau musim tanam. Dengan demikian maka data output 1 dan semua masukan lain adalah dalam satuan volumeberat produk untuk satu siklus usaha. Bila siklus atau bentuk usaha adalah jangka panjang setahun atau lebih dari setahun maka perlu dilakukan penyesuaian atau pengembangan terhadap Template metode Hayami tersebut.

2.3.7 Kekuatan dan Kelemahan Metode Hayami

Pada metode perhitungan nilai tambah dengan metode Hayami dapat diketahui besarnya nilai tambah, nilai output dan produktivitas. Dapat juga diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi. Seperti halnya semua metode lain metode Hayami memiliki kelemahan-kelemahan. Pertanyaan penelitian yang ingin diajukan disini adalah bagaimana mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada formulasi perhitungan nilai tambah dengan metode Hayami, agar formula tersebut dapat dipergunakan untuk agroindustri secara umum. Kelebihan metode Hayami adalah dapatnya diketahui besarnya nilai tambah, nilai output, dan produktivitas Suprapto, 2005; Yulida dan Kusumawatty, 2011. Selain itu dapat diketahui besarnya balas jasa terhadap pemilik-pemilik faktor produksi, dan rasio-rasio nilai tambah terhadap satuan output maupun tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi. Kelemahannya adalah bahwa metode ini digunakan untuk satu jenis pelaku usaha saja, dan dengan produk tunggal. Metode ini tidak dapat digunakan untuk proses produksi atau usaha yang siklusnya panjang, yaitu satu tahun atau lebih. Kemudian metode ini tidak dapat menjelaskan produk sampingan kalau produk yang dibuat lebih dari satu. Dari uraian kekuatan dan kelemahan metode Hayami maka penulis menyusun pertimbangan pengembangan terhadap metode Hayami sebagai berikut: 1. Untuk rantai pasok minyak sawit yang siklus usahanya jangka panjang satu tahun atau melebihi satu tahun akan dihitung output untuk satu tahun berdasarkan penjualan yang terjadi. 2. Untuk usaha budidaya dengan output berupa hasil panen dalam satuan berat tidaklah selalu dapat dibandingkan dengan input benih dengan satuan berat juga. Demikian juga dengan budidaya yang outputnya tidak dihitung beratnya tetapi nilainya seperti bunga dengan masukan input yang berbeda satuan penilaiannya, akan lebih rasional bila digunakan satuan harga misalnya rupiah. 3. Template yang ada saat ini menghitung faktor konversi satuan berat output produk terhadap satuan berat input bahan. Untuk usaha budidaya jangka panjang perlu ada perubahan faktor konversi, karena output berupa hasil panen dalam satuan berat tidaklah selalu dapat dibandingkan dengan input benih dengan satuan berat juga. 4. Template yang ada saat ini adalah untuk menghitung nilai tambah satu pelaku pada rantai pasok, sehingga untuk suatu rantai pasok dengan beberapa pelaku harus dibuat rangkaian yang secara konsisten menghitung nilai tambah berdasarkan suatu satuan output. Perhitungan nilai tambah pada pelaku sebekumnya harus berdasarkan masukan yang memberikan satuan output yang sama

2.3.8 Nilai Tambah Dalam Agroindustri

Khususnya nilai tambah dalam agroindustri dapat dihasilkan dari proses-proses inovatif sebagai berikut USDA, 2002: 1. Menanam komoditas untuk suatu pasar khusus, 2. Merubah bentuk dari komoditas sebelum dipasarkan, 3. Merubah cara pengemasan komoditas yang dipasarkan, 4. Merubah cara memasarkan komoditas tersebut, atau 5. Membentuk suatu perusahaan baru. Coltrain et al., 2000 menambahkan bahwa nilai tambah dalam agroindustri dapat dilakukan juga sebagai berikut: 1. Penerapan bio-teknologi baru kedalam proses pengolahan bahan makanan 2. Restrukturisasi sistem distribusi dan pemasaran 3. Globalisasi sumberdaya yang dapat menurunkan biaya total bahan baku, keahlian, pengolahan dan pengiriman produk akhir kepada konsumen. Boland 2009 menambahkan bahwa untuk meningkatkan nilai tambah masalah pokoknya adalah pada menilai apa, dimana, bagaimana dan siapa yang secara efisien dapat melakukan fungsi pemasaran. Kemudian dapat dilakukan langkah inovasi dan koordinasi, dengan hal-hal berikut: 1. Tanaman pengganti yang dapat menggantikan tanaman tradisional, sebagai misal adalah sorghum sebagai pengganti gandum. 2. Produk inovatif non-makanan sebagai alternatif dari produk makanan dibuat dari bahan baku yang sama. Sebagai contoh adalah pembuatan bio-diesel dari minyak sawit, etanol dari jagung, dan papan-partikel dari jerami. 3. Contoh koordinasi adalah kegiatan koperasi menggabungkan beberapa banyak petani perorangan, untuk memadukan pengadaan bibit, pupuk, pestisida dll, serta menjualkan produk hasil akhir ke pembeli. 4. Integrasi vertikal, dengan cara berinvestasi pada kegiatan pengolahan untuk pekebun atau kegiatan perkebunan untuk pengusaha pengolah bahan. Dengan cara ini akan dapat dikurangi biaya yang dikeluarkan para pedagang penghubung. Keberhasilan upaya ini sangat tergantung kepada berapa bagus perencanaan dan implementasinya. 5. Perlu diperhatikan bagaimana biaya dapat ditekan pada kegiatan pengolahan penambahan nilai serta pemasaran sehingga minimalisasi biaya dapat dilakukan. Hanya produser pengolah bahan secara efisien yang akan dapat bertahan hidup dan bersaing di pasar produk pertanian. Dalam banyak kejadian nilai tambah didapat dari kombinasi semua atau sebagian dari lima proses tersebut untuk menghasilkan pendapatan lebih tinggi lagi. Selain itu produk-produk value-added dapat membuka pasar yang baru, menciptakan pengakuan dan penghargaan kepada pertanian, dan memperpanjang musim pemasaran, menciptakan banyak lapangan kerja dan menghasilkan pendapatan daerah karena terjadinya pembelian komoditas di daerah tersebut USDA, 2002. Kemudian, ditinjau dari segi ekonomi Soekartawi, 2001, pengolahan produk pertanian menjadi produk-produk tertentu untuk diperdagangkan akan memberikan banyak arti, antara lain sebagai berikut: