Verifikasi dan Validasi Model

Gambar 3.4 Diagram alir proses modifikasi formula Hayami 1. Untuk menjaga konsistensi volume produk sepanjang rantai pasok maka skala kegiatan usaha mengacu pada patokan kapasitas pabrik minyak sawit mengolah masukan 30 ton TBSjam. Keseimbangan material pada semua proses disesuaikan dengan kebutuhan- kebutuhan bahan untuk memproses sebesar 30 ton TBSjam atau hasil minyak goreng yang diperoleh dari jumlah minyak sawit yang dihasilkan. Kemudian dihitung besarnya volume-volume bahan dan produksi serta biaya-biaya bahan, tenaga kerja manusia, enerji, modal dan transportasi untuk satu tahun. 2. Untuk 30 ton TBSjam dibutuhkan TBS setahun sebanyak 180.000 ton. Jumlah ini dipasok dari kebun sendiri dan oleh para pengepul, yang mengumpulkan TBS dari para petani. Masing-masing 50 yaitu sebesar 90.000 ton. 3. Harga beli bibit pohon sawit oleh petani dihitung menggunakan pendekatan Life Cycle Assesment LCA oleh karena pohon sawit baru menghasilkan TBS sejak umur 3 tahun dan berhenti berproduksi ekonomis pada umur 25 tahun. 4. Kebutuhan bibit pohon sawit dihitung untuk memenuhi keperluan TBS setahun bagi pabrik minyak sawit. 5. Pabrik minyak goreng mengambil nilai volume minyak sawit 43.200 kg tersebut dan mengolahnya menjadi 32.832 ton minyak goreng, 6. Dihitung kebutuhan biaya-biaya investasi dan operasional untuk semua stakeholder. 7. Dengan membuat formulasi perhitungan menggunakan tabel worksheet Microsoft Excel akan didapat nilai-nilai tambah para stakeholder, nilai tambah total rantai pasok, dan dapat dihitung perbandingan antara nilai-nilai tambah tersebut. 8. Tabel 3.1 merupakan bentuk template perhitungan Hayami yang dimodifikasikan. Tabel 3.1 Template perhitungan nilai tambah Metode Hayami yang dimodifikasikan No Variabel Satuan Nilai Interaksi Rantai Pasok Sawit 1 Harga beli Bahan Rpkg 1 2 Harga jual Produk Rpkg 2 3 Total Nilai Tambah per kg output Rpkg 3 = 2 terakhir - 1 I. Output, Input, dan Harga 4 a. Output volume penjualan kg 4a b. Output nilai penjualan Rp 4b 5 Bahan Baku Pokok Rp 5 6 Tenaga Kerja Langsung HOK 6 7 Faktor Konversi 7 = 4b 5 8 Koefisien T. Kerja Langsung RpHOK 8 = 4b 6 9 Upah Tenaga Kerja Langsung Rp 9 II. Penerimaan dan Nilai Tambah 10 a. Biaya Input lain Produksi Rp 10a b. Biaya Input lain Operasional Rp 10b 11 a. Nilai Tambah Rp 11a = 4b - 5+10a+10b b. Rasio Nilai Tambah 11b = 11a 4b III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi 12 Marjin Rp 12 = 4b - 5 a. Sumbangan biaya input lain 12a = 10a+10b12 100 b. Keuntungan perusahaan 12b = 11a12 100 IV. Porsi nilai tambah per kg produk 13 a. Dalam nilai uang Rp 13a = 11a Σ 11a 3 b. Dalam persentasi 13b = 13a3 100 c. Nilai tambah per petani Rpbln